"Kak Areeyata!"
Pekikan itu cukup membuat Areeyata sedikit terjingkat, tanpa melihat wajahnya pun, Areeyata sudah tau itu adalah suara adik kelasnya yang terus-menerus menerornya agar mau menjadi tutor BM-annya.
"Loh, kalian saling kenal?" tanya cowok yang berdiri di sebelah Shalum.
"Kak Ar, kita ngomong bentar ya?"
Shalum lagi-lagi dengan tidak sopannya menarik tangan Areeyata yang baru saja keluar dari pintu perpustakaan.
"Kak, please dong bantu aku, aku berharap banyak banget dari kakak." ucapnya memelas, Areeyata mulai lelah mendengar rengekan adik kelasnya itu.
"Bukannya kamu kenal Filean?" Areeyata melirik pada siswa yang tadi berdiri di sebelah Shalum. "Saya rasa dia jauh lebih bisa membantu kamu, maaf saya harus segera pulang."
Areeyata segera berlalu dengan langkah lebarnya tanpa memperdulikan seruan Shalum yang terus meneriaki namanya.
***
Saat menunggu Filean mengambil mobil di parkiran, Shalum melihat sosok Areeyata tengah duduk di kursi halte depan sekolah menunggu bus seperti biasa.
Ada niatan kembali memghampiri kakak kelasnya itu, tapi urung ketika seorang siswa berperawakan tinggi semampai lebih dulu menyambangi Areeyata.
Tidak terlihat seperti anak selengek-an, tidak juga culun, tapi dia terkesan terlalu cuek saja pada penampilannya.
Siswa itu duduk dan sesekali berbincang singkat dengan Areeyata.
Hingga suara klakson membuyarkan peri-peri imagine yang tengah membangun beberapa prasangka di otak Shalum.
Gadis itu harus benar-benar urung untuk menghampiri Areeyata untuk membujuknya lagi.
Tidak hari ini, berarti besok.
Tekat Shalum sudah bulat di dalam hatinya, ia terus menyusun rencana selagi duduk manis di jok mobil Filean.
***
"Kak Dicky tau rumah kak Areeyata gak?"
Shalum meralat prinsipnya 'Tidak sekarang, berarti beberapa saat lagi.'
Ia gigih mencari tau rumah Areeyata dengan niatan mengunjugi rumahnya, karena dengan begitu Areeyata tidak mungkin mengabaikan ataupun pergi begitu saja meninggalkannya.
"Areeyata? Lo kenal sama dia?"
"Iya lumayan sih kak, kakak tau gak rumah Kak Areeyata dimana?" tanya nya begitu serius.
"Kenapa gak tanya Filean?"
"Ah Kak Dicky, tinggal jawab aja kan, tau atau nggak dimana rumah kak Areeyata?"
Shalum mendengus kesal.
"Nggak, gue gak tau dimana rumah manusia es itu, di kutub kali. Lagian lo aneh deh Shal, ada urusan sepenting apa sih?"
Mulailah muncul sisi-sisi ke-kepo-an Dicky.
"Ah yaudah deh kalo gak tau."
Shalum pun mengakhiri panggilannya setelah mengucapkan terimakasih.
"Gue chat Kak Areeyata dulu aja deh, lagian kenapa sih kak Areeyata gak gabungan aja sama kelompok bimbingan? Kan gak perlu ribet-ribet gini nih gue."
Shalum mencari jendela percakapannya dengan kontak tertera 'Kak Areey'
Shalum Ryani Antika : kak Ar... :v Please..
Semenit, tiga menit, sepuluh menit, lima belas menit.
Pesan tak kunjung di baca oleh Areeyata, Shalum mengacak rambutnya frustasi.
"Kalo gue BM-an sama Kak Filean, bisa abis dicengin dah gue ni pasti, Kak Areeyata ada-ada aja lagi nih, nyuruh gue BM-an sama Kak Filean" ocehnya.
Shalum masih merebahkan tubuhnya di kasur, hingga sebuah siulan berhasil membangunkan semangatnya untuk meraih ponselnya.
Kak Filean : Cak, ke kafe biasanya ya.
Tau pengirim pesan itu bukan orang yang ditunggunya, Shalum langsung menurunkan lagi bahunya yang semula terangkat semangat.
Dengan bermalas-malasan ia meletakkan kembali ponselnya.
Sebelum ponselnya benar-benar terlepas dari genggamannya, satu siaulan lagi terdengar.
Ia melirik malas layar datar tersebut.
Tapi matanya membulat sempurna ketika membaca notifikasi pesan masuk itu, ia segera duduk penuh minat.
Kak Areey : Besok sepulang sekolah, di perpustakaan kota, jangan ngaret atau saya tinggal.
Pesan yang sebenarnya cukup menginstruksi itu tidak mempengaruhi mood kebahagiaan Shalum.
Gadis itu melompat kegirangan di atas kasurnya sambil sesekali memekik bahagia.
Akhirnya ia berhasil membujuk Areeyata.
"Kak Cak, jangan berisik!! Zelo lagi belajar!" seru anak laki-laki yang tingginya hanya seganggang pintu itu.
"OK bos, selamat belajar." ucap Shalum turun dari kasurnya, sambil bergegas membuka lemarinya dengan sesak akan kegembiraannya.
"Yuhhuuuuu!!" pekiknya lagi.
Dam sekali lagi, adiknya yang semula telah meninggalkan kamarnya itu, kembali masuk sambil berkacak pinggang menatap kesal kakaknya yang kurangnya mirip orang kesurupan itu.
"Oh OK, sorry boss, selamat belajar." Shalum tersenyum lebar sekali pada adiknya.
Setelah itu adiknya keluar dan iya hanya berseru-seru kecil sambil bersiap-siap untuk pergi ke tempat yang Filean bilang tadi.
***
Selamat Shalum, finally Kak Areey nya luluh juga😂😁
Perjuangan yang sungguh-sungguh pasti akan membuahkan hasil, yegak💕Dengkiu readers terjeyengnya utor, Chuuu~😘
vment
KAMU SEDANG MEMBACA
Areeyata [END]✅
Ficção Adolescente"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenang gue gak buka resep pinter lo kok." Filean. Start : 04/07/2019 End : 10/01/2020 {My 1st work}