"Inka, Om Melvin pesen sama gue, kalau nanti lo disuruh balik bareng gue." Kaile menumpukan tangannya di sisi meja Areeyata dan sedikit membungkukkan badannya.
Areeyata membuang muka, lalu mengeluarkan buku dan bergegas pergi meninggalkan jam kosong itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Di sisi tribun lapangan indoor yang tengah legang kali itu, Areeyata tenggelam dalam diamnya.
"Sorry, gue gak maksud tadi." sebuah bungkusan warna kuning emas tersodor di hadapan Areeyata.
Gadis itupun mendongak.
Filean sudah duduk di samping Areeyata sambil terus menatap gadis yang belum kunjung menerima cokelat yang disodorkannya itu.
Areeyata malah hanya melirik sesaat cokelat yang ada di tangan Filean dan kembali fokus pada bukunya.
"Sebagai permintaan maaf, karena tadi gue udah nyinggung lo soal acara hari ibu, sekali lagi sorry ya Re." Filean sangat hangat di saat seperti ini.
"Gak papa, saya gak tersinggung." jawab Areeyata mengalihkan pandangannya ke arah anak-anak kelas 12 yang tengah bermain basket.
"Dan maaf, saya gak suka cokelat." terang-terangan Areeyata menolak pemberian Filean.
"Ouh, sorry." Filean menarik tangannya lagi.
"Sorry juga ya kalo Shalum suka ngerepotin lo, dia emang paling ribet, heran juga gue." kata Filean, dijawab anggukan oleh Areeyata.
"Shalum, adik kamu?" Areeyata merutuki ucapannya yang tiba-tiba tak terkendali.
"Iya, sepupu sih, tapi kita serumah, oh iya lo jago masak dong, secara kan muridnya tante Gina, dia tuh chef jempolan banget." Filean begitu mudah membuka topik.
"Kenapa Shalum harus cari tutor BM?" sahut Areeyata melenceng dari tutur Filean.
"Ah, gue juga suka gak paham sama anak itu, nyokap bokapnya sampe berbusa nyuruh dia belajar,"
"Yah tapi bukan Shalum namanya kalo gak ngeyel." Filean mendengus kesal.
"Kenapa gak kamu yang ajari?" Areeyata membuat topik terpanjangnya bersama Filean sejauh ini.
"Gue aja gak tau kalo nilai dia sampe butuh BM, baru pas lo dateng ke rumah semuanya kebongkar." kata Filean.
Setelah itu tidak ada topik lagi, suasana menjadi hening.
Hingga akhirnya Filean mendeham.
"Kalo BM, kalian biasanya dimana? Atau yang waktu itu Shalum minta anter ke perpustakaan kota?" kata Filean mengerutkan keningnya.
Areeyata hanya mengangguk.
"Nyokapnya Shalum bilang nilai Shalum sekarang udah lumayan, makasih ya, Re."
Filean merasakan canggung yang luar biasa, meskipun mereka saat ini berada di lapangan yang diramaikan oleh anak basket yang tengah berteriak meminta bola.
"Shalum yang besar usahanya, bukan saya." kata Areeyata masih menatap bukunya, meskipun tak satu katapun masuk ke otaknya.
"Kalo Shalum nyusahin lo pas BM-an lo bilang gue aja, dia suka ngeselin soalnya." tutur Filean.
"Wait!! Siapa yang ngeselin? Lo aja kali yang marah marah mulu, Kak Filean tuh ya Kak Ar, bawaannya sensi mulu kalo lagi bantuin bikin tugas."
Tiba-tiba muncullah Shalum bersama dengan sahabatnya, Leisha.
"Heh, lo itu bukan minta bantuin tapi minta kerjain, lo pikir aja sendiri, gimana orang gak kesel coba." omel cowok itu.
"Tuh kan, Kak Areey bisa liat sendiri kan? Mana ada baik-baiknya abang model beginian." kata Shalum duduk di tribun bawah abangnya dan juga Areeyata.
"Awas aja lo ada tugas lagi, gak gue bantu pokoknya." ancam Filean.
"Bodo lah, gue bisa minta bantuan Kak Areeyata." Shalum menjulurkan lidah, mengejek kakak sepupunya.
"Kaya Areeyata mau aja, bantuin bocah kaya lo."
Ini pertama kalinya bagi Areeyata melihat dua anak manusia yang awalnya ia fikir adalah pasangan itu berdebat panjang seperti ini.
"Ca, udah kenapa sih." Leisha menyenggol Shalum.
"Huh, maaf ya kak harus nonton berantem dulu." ujar Shalum.
"Gini kak, aku nanti ada latian buat pementasan lusa, jadi bisa gak kak, kalo kita libur dulu BM-annya?" bujuk Shalum.
"Saya gak pernah rugi, dan itu juga di luar tanggung jawab saya kalau kamu maunya seperti itu." sahut Areeyata cepat-cepat ketika melihat Filean hampir saja angkat bicara.
"Duh Kak Ar ... please dong sekali ini aja." kata Shalum memelas.
"Memangnya saya gak kasih kamu izin? Saya gak pernah larang kamu, karena sekali lagi saya bilang, saya gak pernah rugi." geleng Areeyata dengan senyum sinisnya.
***Suara klakson terdengar tepat di samping telinganya, membuat Areeyata nyaris mengumpat.
"Inka, ayo masuk." ucap si pengemudi seolah tanpa dosa.
Areeyata hanya menatapnya dingin.
"Eyhhh, ayo masuk." katanya lagi.
Areeyata melengos lalu beranjak.
"Inka ... heyyy ... Inka." cowok itu keluar dari supercar kuningnya, kemudian mencengkram lengan kanan Areeyata.
"Kaile, sakit!" pekik Areeyata.
"Sorry, makanya ayo masuk, bokap lo udah nunggu di rumah gue." Kaile mencoba menggeret Areeyata.
"Kaile, lepas!!" kali itu sekolah sudah mulai sepi, karena tadi Areeyata harus menemui Pak Yeris untuk laporan mingguan bimbingan Shalum.
"Inka ... ayo." paksa Kaile.
"Gak mau, gue mau pulang!!" Areeyata berusaha meronta melepaskan tangan Kaile yang mencengkramnya erat.
"Kalo anaknya gak mau gak usah kasar." suara dingin itu datang.
Bersamaan dengannya, sebuah tangan menarik Areeyata ke dalam rangkulannya, serta menarik paksa pergelangan Areeyata dari genggaman Kaile.
"Wawww waww, siapa lo?" Kaile memasukkan telapak tangannya ke saku hoodie nya.
Aga.
Cowok yang kini merangkul gadis sedagunya itu, berlalu begitu saja.
Diabaikannya cowok yang kini tengah geram karena ia pergi begitu saja dengan masih merangkul Areeyata, hingga keduanya naik ke sebuah bus kota.
Kaile menatap kesal punggung keduanya yang mulai menghilang.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Terimakasih, Kak Aga." ucap Areeyata cukup canggung.
Sedangkan cowok yang diucapi terimakasih hanya mengangguk kecil.
Kemudian Aga memasang earphone yang terhubung dengan iPod hitamnya ke lubang telinganya sendiri.
Beberapa menit tidak terjadi dialog antara keduanya, sampai Areeyata turun.
Areeyata turun tidak di halte terdekat dengan rumahnya, seperti biasa, tapi ia turun di depan perpustakaan kota.
***
Satu kata buat Aga dong (komen di bawah👇) 😂😂
Double A is back gaiz, kapal siapa nih berlayar??UuuuwUuuuuuu💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Areeyata [END]✅
Ficção Adolescente"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenang gue gak buka resep pinter lo kok." Filean. Start : 04/07/2019 End : 10/01/2020 {My 1st work}