"Areeyata." Filean menyejajarkan langkah dengan Areeyata yang menenteng sebuah buku.
"Re, gue mau minta maaf soal Shalum, gue bener-bener gak habis pikir sama tuh anak satu, kalo lo gak terima lo bisa minta ganti rugi aja." kata Filean.
Areeyata tak menanggapinya.
"Gue jadi gak enak sama lo, gue tau adek gue emang keterlaluan, tapi gue mohon Re, lo bantu dia sampe ujian ya?" mohon Filean.
"Saya gak bisa." Areeyata pun mempercepat langkahnya.
"Areeyata, please." Filean menghadang Areeyata dan memegang kedua bahu Areeyata sambil menatapnya serius.
Sebuah rasa hangat muncul di dada Areeyata, secepat kilat Areeyata membuang muka.
"Areeyata please, cuma lo yang bisa bantu dia benerin nilainya, Shalum terlalu males dan pembangkang,"
"Sedangkan lo paling dingin dan disiplin, gue berharap banyak dari lo." Filean mengunci erat pergerakan Areeyata termasuk tatapan keduanya.
"Sorry." Areeyata berusaha melepaskan tangan Filean di bahunya.
"Re, please." mohon Filean kini berpindah memegang kedua lengan Areeyata.
"Saya sudah resign dari BM."
Filean mengerjab dan menurunkan kedua tangannya yang bertengger di lengan Areeyata.
"Sorry." Areeyata pun meninggalkan Filean.
Filean memegang sisi kiri dada atasnya.
Huhfft
Dengan sedikit sisi bibirnya terangkat.
"What wrong 'bout this feeling." Filean masih membatu diposisinya.
***
Mrs. Dinar : Areeyata, saya hanya ingin mengabarkan bahwa kamu akan mewakili olimpiade tahunan sekolah, untuk partner, sekolah masih mempertimbangkan, mohon kamu persiapkan.
Areeyata yang tengah berdiri di balkon kamarnya, meletakkan segelas lemon tehnya di meja kecil dekatnya berdiri.
Ia membalas pesan dari salah satu guru di sekolahnya dengan mengiyakannya.
"Inka." suara ketukan pintu membuat Areeyata segera masuk ke kamarnya dan membukakan pintu.
"Iya, pa?" jawab Areeyata sambil membuka pintu kamarnya.
"Besok kamu ada acara kan di sekolah? Kaile sudah kabari papa tadi, apa papa besok harus hadir ke sekolah kamu?" kata papanya masih berdiri di ambang pintu.
Areeyata menggeleng.
"Gak papa kok pa, Inka janji akan ke sekolah, Inka akan ikuti acara ini sampai selesai, papa gak perlu ninggalin urusan papa untuk hadir ke sekolah Inka." jawab Areeyata sedikit menurunkan wajahnya.
Tangan papanya terulur hingga ke puncak kepala Areeyata.
"Papa ngerti perasaan Inka, papa janji, papa akan selalu ikuti apa yang membuat kamu nyaman, nak."
Melvin merasakan raut kesediahan di wajah putri tunggalnya itu.
"Kalaupun kamu besok gak mau hadir, papa yang akan izinkan kamu kesekolah-"
"Gak perlu pa, ini bukan saatnya lagi Inka menghindari keadaan, bagaimanapun itu hanya sehari, bukan masalah besar." potong Areeyata.
"Papa selalu bersyukur kamu bisa sedewasa ini di usia kamu sekarang, nak." kata pria bertubuh tinggi besar dengan matanya yang sayu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Areeyata [END]✅
Teen Fiction"17 tahun tanpa mama, saya sudah bahagia." Areeyata. "Kak Areeyata ya?? Aku mau nanti tutor bimbingannya Kak Areey." Shalum. "Ini buku lo kan? Tenang gue gak buka resep pinter lo kok." Filean. Start : 04/07/2019 End : 10/01/2020 {My 1st work}