18

2.4K 122 2
                                    

          "Selamat malam."

Areeyata tidak bergeming dari duduknya.

"Qizaga, silahkan masuk." kata Mrs. Dinar.

"Sudah datang semua rupanya, Aga kenapa telat?" walikelas Areeyata memasuki ruangan.

"Maaf bu, saya tadi masih ada sedikit urusan." ucap Aga kemudian duduk di kursi sebelah Areeyata.

Sekilas ia tersenyum kepada Areeyata.

Beberapa kali berada dalam satu kesempatan berdua, terkadang Areeyata merasakan sesuatu yang aneh.

Tapi ia tidak membenarkan jika ia mulai menyukai sosok kakak kelasnya itu.

Meski sebagian hatinya merasakan hal aneh, namun sebagian lainnya tidak mengizinkan hal tersebut.

"Kalo gitu sekarang saya akan mulai." kata Bu Jihan.

"Maaf sebelumnya Bu Jihan, Mrs Dinar, saya bukan tidak bertanggung jawab atas kepercayaan sekolah, tapi saya benar-benar tidak bisa mengikuti olimpiade tahun ini,"

"Saya sudah kelas 3, bukankah saya harus lebih fokus pada ujian saya?" kata Aga yang duduk dengan gagahnya di balut kaos oblong putih serta kemeja berwarna senada dengan celana jeans nya.

"Loh Ag-" 

"Tapi Bu Jihan jangan khawatir, saya sudah bawa pengganti untuk olimpiade." tutur Aga.

"Permisi." seseorang membuka pintu ruangan.

Areeyata memutar tubuhnya 180 derajat demi melihat siapa yang membuka pintu.

"Oh, Filean Darren Dratama, silahkan duduk." tawar Mrs Dinar.

"Ini kandidat ke-3 yang sebenarnya di rekomendasi dari sekolah, dan akhirnya kesampaian juga." Bu Jihan tertawa renyah.

"Mak—sud Bu Jihan apa ya?" tanya Filean bingung.

"OK, jadi begini Filean, bulan ini akan ada olimpiade tahunan, perwakilan setiap sekolah sebanyak 2 orang, dan perwakilan sekolah kita adalah Aga dan Areeyata,"

"Nah dipanggilnya kamu kesini adalah untuk menggantikan posisi Aga." kata Bu Jihan.

"Loh kenapa bu?" tanya Filean.

"Karena Qizaga adalah siswa kelas 3 yang sebentar lagi akan menghadapi ujian, maka dari itu dia menunjuk kamu sebagai penggantinya." sahut Mrs Dinar.

Filean mulai mengangguk angguk, mengerti.

"Kalau begitu saya permisi dulu Bu Jihan, Mrs Dinar." pamit Aga.

"Oh iya, terimakasih banyak Aga, lancar ya untuk ujian kamu." pesan Bu Jihan.

Sebelum Aga pergi, lebih dulu ia menepuk pundak Filean dan menyuruhnya duduk di kursi yang tadi didudukinya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

         "Oh, tahun lalu lo ikutan jugak?" kata Filean yang kini berjalan bersampingan dengan Areeyata.

Gadis itu menangguk.

"Ehh tungguin gue!! Ngeri tau gilaaaaa, Gin-"

Bruuukk.

"Awwww." pekik Areeyata.

"Duh kak maaf ya, kakak gak papa?" ucap seorang adik kelasnya.

Areeyata mengangguk singkat.

"Kak maaf ya sekali lagi, tadi buru-buru." kata cowok itu berusaha membantu Areeyata.

"Iya, iya gapapa." Areeyata mengangkat telapak tangan kanannya sebagai isyarat menolak bantuan adik kelasnya itu.

Areeyata [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang