33

1.9K 96 0
                                    

        "Areeyata belum balik semalem ini?"

Filean menutup pintu kamarnya, dan berbaring di kasur empuknya.

"Gue minta bantuan siapa ya?" prolognya menatap langit-langit kamar.

"Bang," suara ketukan pintu memecahkan lamunan Filean, iapun membuka pintunya.

"Ca, ngapain? Gak tidur? Tidur sana udah malem." ucap Filean.

"Bang gue takut serius, gue tidur sama lo ya." ucap Shalum.

"Makanya kalo parnoan gak usah sok nonton film horor." Filean menjitak kepala Shalum yang sudah melangkah masuk ke kamar nya.

"Eh iya barusan ada bel, siapa malem-malem?" tanya Shalum.

"Bokapnya Areeyata sama Kaile." ucap Filean kini sudah telentang di ranjang.

"Ngapain?" Shalum kepo dan ia masih duduk bersilah dengan penasaran.

"Areeyata belum balik." kata Filean ikut duduk bersilah.

"Serius? Bang lo tau gak sih? Tadi tuh Kak Areeyata dibully." ucap Shalum.

"Maksud lo?" tanya Filean tertarik.

"Jadi lo beneran gak tau? Temen macem apa lo?" hardik Shalum.

"Jadi tuh gini, tadi kan gue nungguin Kak Dicky, gue liat di lapangan lagi ada rame-rame, pengen nyamperin sih, tapi keburu hujan, si Kak Dicky main nyamber aja lagi."

"Terus ada anak kelas gue, gue tanya siapa, dia jawab 'si kakak kelas kaku, Areeyata' kata dia tapi pas gue mau nyamperin kan, si Kak Kaile udah bawa Kak Areeyata pergi." Shalum terlihat serius.

Filean memicingkan mata.

"Lo gak main-main kan Ca?" pastikan Filean.

"Serius." Shalum membentuk huruf v dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Tapi kenapa Kaile juga gak tau Areeyata kemana?" Filean masih bingung.

"Emang Kak Areeyata punya masalah apaan?"

Shalum mulai rebahan.

"Gue gak tau sih." kata Filean juga merebahkan badannya bergegas tidur.
                

***

        Pagi ini Kaile berangkat ke sekolah lebih pagi dari biasanya.

"Kalo kamu ketemu Inka cepet kabari om ya Kaile." 

Suara di seberang sana terdengar makin gelisah.

"Iya om pasti, aku janji bakal bawa pulang Inka secepatnya." ucap Kaile berjalan keluar dari kamarnya dan segera keluar membawa supercarnya dengan kecepatan tinggi.

Kaile melajukan mobilnya bukan di jalur menuju ke sekolah.

"Inka ... Inka ini aku, Ka, Inka." Kaile menyusuri setiap sudut ruangan itu.

"Inka." tak ada yang bisa ditemuinya di apartment miliknya, selain sebuah kertas.

Kaile, thanks sudah bantu saya. Tapi saya masih mau sendiri

      Kaile segera berlari keluar dari apartment.

Ia mengacak rambut gusar.

"Haaahhhhhh!! Harusnya gue gak nurutin kemauannya Inka, Inka lo kemana sih?" kata Kaile mengemudi dengan cemas.

"Apa mungkin dia ke sekolah ya?" Kaile segera melajukan mobilnya ke sekolah, dan begitu tiba, ia berlari seperti kesetanan sampai ke ruang kelasnya.

Areeyata [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang