01

6.7K 162 5
                                    

Netra Biru milik Vana mempertajam sorotan matanya.
Dia memiliki rambut panjang, wajah putih nan halus.
Tapi sorotan matanya dipenuhi kebencian saat dia tengah berjalan menyusuri karidor yang dikerubungi banyak siswa laki laki.

Gadis yang menginjak kelas XII itu mempunyai banyak orang yang menyukainya.
Beda dari yang lain, Vana adalah sosok gadis yang sebenarnya sukar dalam hal pergaulan. Dia tidak senang jika banyak orang di sekelilingnya menyukai dirinya, yang jelas ia hanya akan merasa senang jika memiliki satu teman.

Justru kehadiran makhluk brengsek macam mereka harusnya mati saja. Tidak pantas hidup.
Ini lah Vana, hidup depenuhi dendam.
Dia marah, kecewa dengan orang orang yang berpenampilan palsu saat dihadapanya.

Tiba tiba Sebuah teriakan melengking terdengar. Membuat Gadis itu menutup kedua telinganya.

"VANA!!" Panggilnya.
Cewek itu bukanya menjawab, dia malah melanjutkan langkahnya.

"VANA! LO BUDEG YA!!!" panggilnya lagi. Karna merasa Kesal akhirnya dia berbalik. Seulas senyum muncul dari sang pemanggil.

"Apaan si Ra!" Kesalnya.

"Oh Vana, hari ini, Kiara ingin membicarakan sesuatu padamu, penting!" Ucapnya dengan nada dibuat puisi.

Ini Kiara, teman Vana dari kecil.
Cara bicaranya memang beda dari yang lain. Terkadang dia menyampaikan ucapanya dengan nada dibuat buat, membuat Vana jijik melihatnya.

"Lo tau nggak?"

Kiara menggeleng.
"Suara lo itu bikin gue eneg tau gak!" Semprotnya yang kemudian kembali berjalan.

Kiara nyengir, menunjukan deretan giginya.
"Ya elah Van, gue kan cuma menghibur lo!" Balasnya dan mensejajarkan langkahnya dengan Vana.

Cewek itu memutar bola matanya malas.

"Apa?!" Juteknya.

"Tadi ada yang nyariin lo Van. Kelas XII ips 2. Namanya Raffi!"

"Gue nggak kenal!"

"Makanya kenalan dong. Lumayan ganteng sih. Tadi sampe ngebet banget pengin ketemu lo"

"Bodo amat!" Vana mempercepat langkahnya. selama berjalan dikaridor banyak sekali siswa yang bersiul, merengek meminta nomor hp, nomor sepatu, ukuran baju, bahkan ukuran Branya. Gila!

"Wisss neng Vana, jadian yuk!"

"Nomer hp dong!"

"Ukuran Bra juga nggak papa Van!!"

"MAIN YUK!!" ucapan itu membuat Vana melotot dan menghentikan langkahnya seketika, cewek.itu menoleh kearah samping,  Netra matanya menatap Tajam kearah cowok itu, dia mendekatinya. Menyalurkan suasana yang menyeramkan disana.
Semua diam, bahkan Kiara pun bungkam.

Jarak Vana dan cowok itu hanya berbatas beberapa jengkal.
Detik selanjutnya Vana menampar wajah cowok itu keras. Semua murid tersentak dan menatap kearahnya. Bahkan murid cowok yang sedari tadi bersiul pun ada yang berlari kabur.

Vana menatap cowok itu geram lalu menjambak rambut cowok itu yang terlihat sedikit panjang, dia meringis kesakitan.

"Jaga mulut lo ya! Lo kira lo ngomong gini sama siapa hah!!! Gue, Vana Arloji cewek yang saat ini juga bisa ngrobek mulut lo yang nggak berguna itu! Mending lo mati aja sana! Hidup lo itu nggak berguna!!!" Vana melepas jambakanya, dia sedikit menjauh kemudian menendang tulang kering milik cowok itu hingga terjatuh kelantai.

"Bajingan!" Vana beranjak pergi dari sana. Tidak peduli dengan tatapan siswa siswi yang menatapnya penuh ketakutan.

Dia, Vana Arloji, nama yang di berikan oleh sang Mama karna ketertarikanya dengan Arloji,sampai dia mengandung anak yaitu Vana pun di beri Nama Arloji di bagian belakang.

Vana adalah sosok cewek kejam yang tidak akan merasa kasian dengan orang yang berbicara seenaknya.
Tidak peduli, perempuan ataupun laki laki.

Yang biasanya cowok yang melakukan kekerasan fisik, namun kali ini adalah seorang Vana Arloji.
Cewek dengan netra mata berbeda dari yang lain itu, memang memiliki sifat yang kejam, sadis, angkuh, dan dingin.

Dia jago bela diri dari semenjak kelas XI. Padahal dulunya Vana pendiam, ramah, murah senyum. Tapi entah kenapa, semenjak dirinya menginjak kelas XII semuanya berubah. Bahkan sampai sekarang.

"Gila gila! Tadi kalo aksi lo itu ketauan guru, bisa dapet point lo!" Ucap Kiara. Dia adalah teman satu satunya Vana yang Vana percayai, Kiara baik, cantik, pintar, tapi cerewet.

"Nggak peduli!" Balasnya dingin.

Mereka pun sampai didalam kelasnya. Banyak murid yang menatapnya takut. Bahkan ada juga yang mendekatinya untuk mencoba berteman dengan Vana dan Kiara. Tapi lagi lagi Vana hempas, usir, bahkan sampai ada adegan kekerasan fisik disana

Semuanya itu palsu, mereka mau berteman dengan Vana hanya ingin menjamin keselamatan mereka sendiri. Mereka yakin jika mereka bisa berteman dengan Vana, mereka akan selamat, tidak ada yang berani mmenyakitinya membullynya atau apapun itu.

"Van kantin yuk?" Ajak Lia, dia teman kelas Vana semenjak kelas X, dia adalah salah satu cewek yang juga ingin berteman dengan Vana, padahal dulu Lia sering mengejek Vana, membullynya bahkan dia pernah berucap bahwa dia tidak akan pernah mau berteman dengan Cewek itu.
Tapi sekarang? Munafik bukan?

"Udah Mau masuk Li, bel bentar lagi bunyi" timpa Kiara. Lia menoleh, menatap tajam kearah Kiara.
Tatapan mereka beradu, Vana yang menyadarinya pun tak segan segan langsung menampar wajah Lia keras.

"Jangan ngliat Kiara sama tatapan lo yang kurang ngajar!! Pergi!!" Usir Vana.

Lia menatap Vana memegangi pipinya yang terasa nyeri itu, kemudian setetes air mata keluar dari kelopak mata Lia, cewek itu selalu berjuang untuk mendapatkan simpati dari Vana. Tapi lagi lagi ditolak dan selalu diakhiri dengan kekerasan fisik.

Ketua kelas yang duduk tepat dihadapan Vana pun menatap cewek itu sinis.

"Lo nggak boleh main tampar gitu aja dong Van. Niat Lia itu baik, mau berteman sama lo!" Ucapnya.

Vana langsung menatapnya.
"Kenapa? Nggak suka? Mau nglaporin gue? Silahkan, gue nggak peduli!!" Balasnya cuek, dia kemudian kembali duduk.

Dio hanya menggelengkan kepalanya. Vana itu keras kepala, tidak yang bisa menahklukan cewek itu.
Banyak yang mencoba tapi selalu gagal.

Apa sebenarnya yang diderita Vana sampai dia pun bisa berubah 180 derajat.
Kiara teman dekatnya pun tidak tau.
Yang dia tau adalah dulu kabarnya Vana pernah mengalami gangguan, dia stres hampir 1 bulan, sampai dia tidak masuk sekolah.
Tapi Kiara pun tidak tau penyebabnya, saat cewek itu bertanya dengan kedua orang tuanya, mereka selalu menjawabnya hanya butuh istirahat.

Hallo Amnd_jk bikin cerita baru nih..

The cruel girl
Semoga kalian semua suka..

Bantu vote and komen yak

The Cruel Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang