Vana memasuki kelasnya yang sudah ada guru beberapa menit yang lalu.
Vana mengetuk pintu, membuat semua pasang mata menatapnya.
Termasuk Pak Gio yang tengah mengajar."Vana? Kenapa baru masuk? Habis bolos?" Tanya Pak Gio sambil memutar mutar spidol yang ia bawa ditanganya.
"Eh, enggak lah pak!! Saya abis minjem jaket buat nutupin baju saya yang robek!" Balas Vana.
Pak Gio menatap jaket yang Vana ikat dibagian pinggangnya.
"Yasudah! Silahkan duduk!"
"Makasih pak!"
Vana berjalan menuju bangkunya sambil memainkan kuku.
Menghindari tatapan sinis yang dilemparkan teman sekelasnya."Emang baju lo kenapa Van?" Tanya Kiara saat Vana baru saja duduk di bangkunya.
"Robek, gara gara ditarik Raffi!" Jawabnya tak mau menatap wajah Kiara.
"Kok bisa sih?"
"Ya bisa lah!! Nyatanya robek!" Ketusnya.
"Ja--jadi, jaket yang sekarang lo pake ini?" Tanyanya dengan nada sedikit berbeda.
"Punya Brian,Iya"
Kiara mengangguk angguk, kemudian kembali menatap kearah depan.
Dari dulu memang Kiara suka pada Brian. Dia hanya malu untuk mengungkapkan.
Apalagi semenjak kejadian kemarin, saat Brian memarahinya didepan umum.Rasanya sangat canggung saat bertemu dengan Brian.
Dan saat ini juga, hatinya sangat sakit saat melihat Brian menolong sahabatnya sendiri.Untuk hal ini, memang Kiara belum sempat bercerita pada Vana tentang dirinya yang menyukai Brian.
Kiara berniat memendamnya sendiri tanpa sepengetahuan orang lain.*****
"Ra, gue mau ngembaliin jaket ini dulu ke Brian, ikut nggak?" Tanya Vana.
Mereka kini sedang berdiri diambang pintu kelas untuk pulang."Iya" Kiara mengangguk.
Akhirnya mereka pun berjalan menuju kelas Brian. Tidak terlalu jauh, hanya butuh melewati tiga kelas saja.
Vana dan Kiara pun sampai. Baru saja Vana ingin mengintip kedalam kelas, kepalanya kejedot dada seseorang disana.
"Aduh" desisnya.
"Eh, ada gembel!" Ucap cowok itu. Vana mendongak, dan menemukan Brian yang tengah tersenyum sinis disana.
"Apa lo bilang? Gembel?!" Tegas Vana.
Brian mengangguk,"lo kan gembel! Baju sekolah robek aja masih dipake!" Brian terkekeh kearah Vana.
Vana menarik kerah baju milik Brian secara kasar.
"Elo!!!" Mata Vana melotot. Dirinya sudah emosi akibat perkataan Brian tadi.
"Van, Van udah! Jangan kasar kasar!" Celetuk Kiara yang berada di belakang Vana.
Tatapanya beralih menatap Brian. Namun cowok itu hanya melirik sekilas kearah Kiara dan kembali menatap Vana.
Sakit bukan?Vana menurunkan tanganya perlahan. Mengingat karna Brian telah baik padanya setelah meminjamkan Jaket. Tidak mungkin dia membalasnya dengan pukulan maut.
"Ekhem ekhem!!" Vana berdehem mencoba menetralisir amarahnya dengan Brian.
"Kenapa nggak jadi mukul?" Tanya Brian.
"Sorry. Nih jaket lo! Makasih!" Ucapnya.
Apa? Vana berterima kasih pada seseorang? Bukankah dia tipe orang yang enggan mengucapkan kata maaf dan terimakasih kepada orang lain selain Kiara?
Bahkan Kiara yang mendengarnya pun sempat kaget."Van, elo--" Kiara.
"Gue hutang budi sama dia!" Potong Vana cepat.
Brian tersenyum miring kepada Vana.
Sepertinya meledek Vana itu asik.
Jadi? Tambah hobi lagi bagi Brian, selain bernyanyi, berenang, dan band yaitu Meledek Vana."Kenapa nggak dipake dulu?" Tanya Brian.
"Gue nggak mau dibaikin sama lo!" Balasnya acuh.
"Ayo Ra! Kita pulang!" Vana menarik lengan Kiara dengan cepat. Sekilas tatapan Kiara menatap Brian yang sedang membuang muka dengan dirinya.
"Maaf Bri" lirih Kiara, namun masih bisa didengar oleh Brian.
*****
Suara ketukan sepatu Kiara dan Vana terdengar menggema dirumah besar milik Arloji.
Kini mereka sudah berada dirumah Vana."Kamar langsung aja Ra!" Ajak Vana tanpa menoleh belakang.
Kiara mengangguk tanpa sepengetahuan Vana. Akhirnya mereka berjalan menaiki tangga menuju kamar Vana.
"Van, bokap sama nyokap lo nggak pernah pulang?" Tanya Kiara sambil menatap Sepatunya.
" satu minggu yang lalu Nyokap pulang!" Jawabnya jutek.
"Ohh. Kalo bokap?"
Vana mengangkat kedua bahunya acuh.
Tangan Vana membuka knop pintu kamarnya, kemudin melangkah masuk diikuti oleh Kiara dibelakangnya."Van gue boleh nanya sesuatu sama lo?" Tanya Kiara ragu.
"Apa?" Jawabnya sambil menata rambutnya yang berantakan.
"L--lo, deket ya sama Brian?" Kiara menunduk enggan melihat ekspresi Vana saat ini.
Cewek itu mengangkat salah satu alisnya dan menengok kearah samping.
"Kenapa? Tumben lo nanyain Brian?"
"Enggak papa. Cuma pengin nanya aja jarang jarang lo Care sama cowok" Kiara tersenyum kikuk kearah Vana.
"Oh. Nggak juga! Ngapain gue deket sama cowok kayak dia!" Balasnya jutek.
"Lo nggak suka sama Brian?"
"Enggak juga sih!" Entah kenapa Vana merasakan perkataan itu sedikit tidak cocok dengan hatinya.
Tapi mau bagaimana lagi, emang kenyataanya dia tidak ada perasaan pada cowok itu.Kiara tersenyum mendengar jawaban dari sahabatnya. Jadi? Dia masih punya kesempatan bukan, sebelum Brian menyukai Vana, dia harus menyukai Kiara.
"Gue bakal berusaha bikin lo suka sama gue Bri!" Batin Kiara begitu mantap.
Selamat sore semua
Semoga sore ini kalian diberikan bahagia semua yaa
Senyumannya jangan lupa lohhNah ini Kiara menurut kalian gimana sih? Salah nggak kalo suka sama Brian?
Jangan lupa kasih vote and komen ya, terimakasih.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
عشوائيSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...