10

1.6K 69 0
                                    

"Bimo! Kamu kemana aja dari kemarin hah?!" Tanya Raihan Papah Bimo, dengan nada setengah membentak.

"Bukan urusan lo!" Jawab Bimo seenaknya.

Raihan adalah seorang Pria yang sangat tegas. Tapi hanya Bimo yang mampu membuat Raihan menyerah akan kelakuanya.
Anak satu ini benar benar berubah drastis.
Bahkan Keisa, Mamah dari Bimo pun sering kali menangis, jika mendengar kabar buruk tentang putra pertamanya.

"Bimo? , why you always make the Act out there?" Tanya Keisa lembut.

Bimo tertawa sinis.

"Sejak kapan lo peduli sama gue? Bukanya dari dulu kasih sayang lo selalu diberikan ke Brian? Lalu? Sekarang? Apa pedulimu?!"

"BIMO! JAGA UCAPAN KAMU!" teriak Raihan.

"Kenapa? Mau mbela dia terus? Kapan sih, Bimo denger kalo Papah mbela Bimo? Bimo itu selalu salah dimata kalian. Dan sekarang? Saat semuanya berubah, kalian pada sok peduli sama Bimo? Cihh, basi!!"

Prang!!

Bimo menyenggol salah satu Guci yang ada didalam rumahnya, kemudian beranjak pergi.
Semenjak 1 tahun yang lalu, Bimo jarang sekali pulang kerumah.
Bahkan kedatanganya pun bisa dihitung dengan Angka.

Yang pasti saat ini dia pulang, tujuanya mengambil barang yang menurutnya berharga.

Posisi Bimo dengan Vana memang sama, tidak dipedulikan oleh kedua orang tuanya.
Namun saat waktu merubah mereka, orang tua mereka baru memberikan perhatian itu denganya.

*****

"Lo yakin, keadaan Vana sekarang berhubungan sama Bimo?" Tanya Zein yang ada disebelah Brian.

Brian mengangkat kedua bahunya.
"Nggak tau pasti sih. Cuma kan si Vana pernah bilang sama gue, gara gara gue, masa depan dia udah hancur katanya!" Jawab Brian sambil memakan kacang kulit yang ia beli waktu istirahat tadi.

"Ya gue jadi bingung lah. Secara? Gue kenal dia aja baru kemaren-kemaren. Eh tiba tiba dia bilang gitu!" Sambungnya.

"Gue juga curiga sama si Bimo!" Jawab Uno dengan memasang wajah sok serius.

"Kita harus cari tau! Sebenarnya ada hubungan apa antara Bimo sama si Vana! Gue nggak bisa dong, terus terusan dituduh gini sama si Vana!" Ucap Brian tajam.

"Gue ngikut aja dah!" Jawab Rangga.

"Gue juga!" Bisma.

Brak!

Tiba tiba seseorang menendang pintu Roftoop dengan kasar. Membuat kelima cowok itu tersentak dan menatap kearah pintu tersebut.

"Woy! Siapa yah!!" Teriak Uno.

"INU GUE. VANA!! MANA SI BRIAN COWOK PENGECUT ITU?!!" tanya Vana dengan nafas yang terengah engah.

"Ngapain lo nyari gue?" Tanya Brian santai.

Vana memasuki ruang itu dengan wajah merah padam. Tangan yang mengepal kuat, dan urat leher yang mulai terlihat.

Plak!

Satu tamparan mendarat dengan mulus dipipi kiri Brian.

"Lo. Lo itu bener bener cowok nggak tau diri. Semalem lo hampir bikin gue mati ketakutan karna aksi lo sama temen temen lo itu! Bener bener BRENGSEK!" tegasnya.

Brian dibuatnya bingung.

"Maksud lo apa sih?! Dateng dateng langsung marah"

"Nggak usah sok bego deh lo!! Gue udah nggak tahan sama ini semua. Lo harus ngaku, dan bilang sama nyokap dan bokap gue tentang semuanya waktu itu. Gue nggak tahan hidup dipenuhi dengan masalah yang belum selesai! Gue tersiksa!!" Setetes air mata berhasil meluncur dari kelopak matanya.

"Van? Gue bener bener nggak tau maksud lo apa. Gue semalem nggak keluar, lo bisa tanya sama temen temen gue kalo nggak percaya" Brian menoleh menatap keempat temanya.

"Iya Van. Semalem aja kita yang otw kerumah Brian. Brian nggak kemana mana kok" jawab Zein.

"Munafik lo semua!!! Dan gue mau, lo ngaku semuanya didepan orang tua gue saat mereka balik ke indonesia!" Ucapnya penuh penekanan kemudian berlenggang pergi meninggalkan mereka semua.

Brian menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Emangnya gue harus ngaku apa?" Tanya Brian pada teman temanya.

Mereka semua menggeleng.
"Gue saranin. Lo harus tanya semua ini sama Bimo abang lo!" Jawab Rangga.

"Secepatnya!" Balas Zein

Semuanya kembali terdiam sibuk dengan pikiranya masing masing termasuk Brian.
Bagaimana bisa Bimo bertemu dengan Vana dan sampai melakukan hal seperti itu pada Vana.
Kapan kejadian itu terjadi? Sudah lama kah?
Tapi kenapa dia bari tau sekarang, biasanya setiap kali Bimo berulah selalu ada kabar dari orang orang yang sampai ketelinganya, tapi kali ini Tidak.

Bimo benar benar keterlaluan, sikapnya benar benar seperti pecundang, dia begitu kotor dan menjijikan dimata Brian.
Bagaimana caranya Bimo berubah dengan mudahnya dalam waktu singkat menjadi cowok nakal macam sekarang.
Tapi kabar itu tidak pernah terdengar di sekolah, buktinya? Dia tidak pernah di keluar kan dari sekolah itu yang terkenal pengawasanya selalu ketat.

Tidak mungkin semua siswa siswi disana tidak tau masalah Bimo diluaran, pasti ada yang tau diantara mereka walau hanya beberapa.
Sudahlah, itu Bisa Brian pikirkan nanti, yang harus ia lakukan sekarang adalah bertanya kepada Bimo tentang semua ini!

Hallo para pembaca
Apa kabar?
Lama yah kita nggak berjumpa, lah emang nggak pernah berjumpa kan ye?? Wkwkwkw, garing amat.

Maaf ya Author baru bisa update, kadang Author sibuk sama mata pelajaran, jadi jarang Buka wattpad.

Semoga kalian jadi pembaca setia cerita the Cruel Girl yang selalu nunggu ceritanya update.

Jangan lupa Vote and komen yah
Author butuh lebih banyak komentar dan Bintang nihh:)

The Cruel Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang