Waktu hanya tinggal tersisa tiga hari, saat ini Bimo sedang memikirkan bagaimana caranya agar Vana jatuh hati padanya? Sedangkan saat ini saja Vana sangat sulit untuk dijumpai.
"Arghhh!!! Gue harus dapet cewek itu!!" Bimo menendang barang yang ada disekitarnya, dia mengerang keras, bagaimana jika diam diam adiknya sudah menang dalam pertarungan ini? No, itu tidak boleh terjadi.
"Gue harus kerumah dia!" Bimo bergegas merai kunci motor sportnya kemudian menuju motornya.
Singkat cerita akhirnya Bimo sampai dihalam rumah yang menjadi tujuanya. Dilihatnya rumah itu sangat sepi, bahkan satpam pun tidak ada.
Ah, Bimo si Bodoamat, yang penting orang yang dicari ada.Cowok itu mendekati pintu berwarna coklat kemudian mengetuknya.
Tuk tuk tuk
"Vanaa?!!!" Teriak Bimo, belum ada jawaban.
"Vanaa!!" Lagi, Bimo terus mengetuk pintu itu dan berulang kali berteriak.
Satu detik
Dua detik
Tiga detik
Ceklek.
Muncul seorang cewek yang ia cari.
Raut wajahnya terkejut saat melihat adanya Bimo dihadapanya."Lo?? Ngapain kesini?!!" Tanya Vana dengan amarahnya.
"Haii" sapa Bimo tersenyum.
"Pergiii!!! Rumah gue nggak boleh dimasuki orang kotor macam lo!!!" Bentak Vana to the point.
"Oke, gue bakal pergi, tapi ada syaratnya" ujar Bimo,Vana mengangkat salah satu alisnya seakan ingin mengatakan 'apa?'
"Lo harus jadi cewek gue" ucapnya.
Vana tersenyum remeh sambil memutar bola matanya.
"Gue? Jadi cewek lo? Seakan akan dunia bakal hancur kalo gue jadi cewek lo. Gue ketemu lo aja nyesel apalagi jadi cewek lo!!! Cih!!" Vana meludahi sepatu yang dikenakan Bimo.Plak
Vana memegangi pipinya yang memerah.
Cowok ini?! Berani beraninya dia menampar Vana lagi."Gue nggak mau tau, pokonya lo harus jadi cewek gue!!" Kesalnya.
Bugh!
Tepat sasaran, Vana menendang perut Bimo sampai cowok itu tersungkur ditanah.
"Mimpi lo kegedean!!"
Brak
Vana membanting pintu cukup keras, meninggalkan cowok itu yang sedang meringis kesakitan.
"Damn!" Umpatnya.
*****
Keesokan harinya Kiara tidak berangkat, ada apa dengan dia? Apakah dia bertengkar lagi dengan orang tuanya?
Vana terduduk di dalam kelas, memikirkan apa yang Kiara rasakan, bagaimana jika itu terjadi pada dirinya?
Vana geleng geleng kepala, tiba tiba seseorang menepuk pundaknya.
Vana menoleh."Hai, sendiri aja? Kiara mana?" Tanya Lia sambil tersenyum ramah.
"Ngapain lo??" Tanya Vana ketus.
"Santai kali Van, nggak bisa apa kita temenan? Selalu aja lo marah marah sama gue, gue salah apa si?"
Vana menyeringai jahat.
"Lo punya otak, bisa pikir sendiri!! Kalo otak lo nggak kerja juga berarti lo Goblok!!" Lia menatap sengit kearah Vana."Kenapa? Sakit hati gue bilangin Goblok? Bener kan? Lo kayak orang oon yang selalu mohon mohon buat temenan sama gue, kayak nggak ada orang lain aja" Vana terkekeh disana.
Dengan gerakan cepat Lia menjambak rambut Vana dengan kasar, sampai cewek itu meringis ditempat.
"Woyy!! Lo apa apaan si main jambak aja!!!" Teriak Vana, semua murid menoleh, melihat kearah mereka berdua.
Lia melepas tanganya dari rambut Vana.
"Lo udah keterlaluan sama gue!! Udah di baikin malah nglunjak!! Tambah sombong. Gue cuma minta temenan sama lo, lagi lagi lo malu maluin gue!!" Balasnya Tajam."Suruh siapa lo ngejar ngejar gue? Malu sendiri kan? Sampai kapan pun gue nggak bakal nerima pertemanan lo!!! Paham?!" Vana bangkit dari Duduknya dan meninggalkan Lia yang sedang didekati kedua temanya.
"Huuuuuuhhhhh!!!!" Sorakan para murid terdengar nyaring karna permainan itu telah selesai.
*****
Setelah menangani cewek munafik macam Lia itu, dia berjalan kearah Rooftop. Meninggalkan celotehan yang membuat dirinya risih.
Vana tengah memejamkan matanya rapat rapat, menenangkan hati dan pikiranya.
Membiarkan wajahnya tersapu oleh semilir angin yang melaluinya.
Tiba tiba terdengar seseorang tengah mendorong kursi di ruang Rooftop itu.Vana membalikan badan karna terkjut.
"Brian?" Lirih Vana, cowok itu mendekat sambil memasukan kedua tanganya kedalam saku celananya."Ngapain disini?" Tanya cowok itu datar kemudian mensejajarkan tubuhnya dengan Vana.
"Bukan urusan lo" jawabnya santai.
"Gue nanya baik baik loh" Vana menatap cowok itu begitu juga sebaliknya, cewek itu tersenyum dengan indahnya membuat hati Brian seakan akan berdesir saat melihat sudut bibir itu perlahan mulai terangkat.
"Gue benci semuanya" jawabnya dengan senyuman itu, senyuman yang memeliki sejuta makna, senyuman yang tidak pernah ia berikan kepada sembarang orang dan kini dia memberikanya.
Bukan dirinya yang meminta, malainkan hatinya, entah apa yang Vana rasakan, tapi saat didekat Brian seakan akan semuanya berubah, dia nyaman dengan cowok itu.
Padahal dia tidak pernah dekat dengan cowok itu, tapi hatinya selalu berkata lain saat berhadapan denganya.
Sebuah pertengkaran yang di akhiri penyesalan pun hanya Vana rasakan jika bersama Brian saja.Cowok itu mengerutkan keningnya, bingung dengan ucapan cewek itu.
Kemudian,Vana memutuskan kontak mata diantara mereka.
"Gue cuma pengin bahagia, tapi gue selalu berpikir kalo gue nggak akan pernah ngrasain itu, untuk nanti bahkan selamanya" ucapnya.Brian melamun, mencerna setiap perkataan Vana.
"Gue cewek yang lemah, dan mencoba kuat didepan semua orang. Bahkan, gue berubah jadi cewek yang kasar walaupun niat hati gue bukan itu. Dan lo adalah satu satunya orang yang menggagalkan kebahagian gue" Vana menatap tajam Brian."Lo udah menghalangi gue untuk menjemput kebahagiaan gue waktu itu, diruangan ini. Lo, satu satunya cowok yang berani nglawan gue, bahkan ikut campur hidup gue, Dan lo juga, yang perlahan bisa ngruntuhin hati gue yang keras dan nggak nerima semua orang. Lo meciptakan sebuah masalah yang besar Bri."
"Lo bisa bahagia!" Balas Brian dengan wajah dinginya.
Vana mengernyitkan dahi, mendekati Brian seakan akan ingin tau lebih banyak, benarkah dia bisa bahagia?
"Kebahagiaan lo. Ada. Sama. Gue" Brian berlalu meninggalkan Vana yang masih bingung dengan ucapanyan.
Bahkan Brian pun bingung kenapa mulutnya bisa berkata seperti itu?Vana mendudukan dirinya disofa, memegangi dadanya yang tiba tiba saja terasa sesak, ini bukan pertama kalinya , tapi ini lebih dari biasanya. Benarkah dia 'Mencintai Brian?'
Ucapan Brian seakan akan memberi sebuah harapan untuknya.
Tidak ada salahnya jika dia mencoba mencintai seseorang, apalagi orang itu adalah Brian, orang yang selalu peduli walaupun dengan caranya sendiri, ya! Dia harus membuka hatinya .HALLO SEMUANYA, AUTHOR UPDATE NIH , MAAF YA KALO LAMA , AUTHOR MASIH NUGAS NIH JADI MAKLUMI SAJA .
JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN OKEH
SELAMAT MALAM .

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
RandomSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...