36

1.1K 53 3
                                    

Lima bulan telah berlalu, beberapa minggu lagi Ujian kelas XII segera di adakan
Sedangkan hubungan Brian dan Kiara semakin dekat, dan sudah bisa dikatakan pacaran dua hari yang lalu.

Itu semua membuat teman temanya Marah akibat kelakuanya, bahkan sudah Brian katakan kalau dia tidak ada niatan lebih dari teman, tapi Kiara selalu memaksa agar hubunganya lebih dari itu, jika Brian menolak, maka Kiara mengancam kalau dia akan bunuh Diri, maka dari itu Brian terpaksa menerima Kiara menjadi pacar keduanya.

"Zein gue mau--

"cus cabut!" Zein memotong ucapan Brian dan mengajak teman temanya pergi dari sana.
Cowok itu menghela nafas, menatap Nanar kearah sahabat sahabatnya itu.

Brian sudah beberapa kali menjelaskanya kalau dia tidak pernah menyukai Kiara, dia hanya menganggapnya teman biasa walaupun mereka sudah pacaran.

"Brian" panggil seseorang, cowok itu mendongak menemukan Kiara yang tengah menatapnya dipintu kelas.

"ada apa?" Tanya Brian sambil mendekati Kiara.

"gue tadi liat temen temen lo lewat, kok lo nggak bareng?"

"mereka benci sama gue" balasnya datar.

"hah? Kenapa?"

"gara gara gue pacaran sama lo"

Cewek itu langsung menunduk.
"gitu ya? Kalo lo nggak mau dijauhin mereka mending kita putus aja deh, gue nggak bakal maksa lo lagi" ucapnya dengan tampang sok lugu.
Dan benar saja, Brian merasa kasihan dengan cewek itu, kemudian mengelus puncak kepalanya.

"lo selalu ada buat gue, gue bakal ngasih kesempatan buat lo" ucapnya kemudian melangkah pergi.

Sial! Kenapa dia malah memberi harapan pada Kiara, dia tidak bermaksud seperti itu, tapi dia hanya memiliki rasa belas kasihan padanya. Dihatinya hanya ada Vana, tidak ada yang lain.

"maaf" lirih Brian.

Tak disangka Kiara tersenyum jahat disana.
"Brian, Brian. Ternyata memikat lo segampang ini, kalo gini caranya udah dari dulu gue ngrebut lo dari Vana" ucapnya sambil melipat tanganya didepan dada.

"udahlah Van, nggak usah balik lagi kesini! Percuma, cowok lo udah jadi milik gue! Dan selamanya nggak bakal gue lepas!" Gumam Kiara tersenyum remeh.

*****

Suasana sekolah tiba tiba menjadi sangat ricuh saat jam istirahat pertama berlangsung.
Beberapa murid berbondong bondong keluar kelas, bukan menuju kantin, melainkan menuju depan ruang kapsek.

Menunggu seorang cewek yang sudah lama sekali meninggalkan sekolah untuk masalah penyakitnya.
Ya, dia Vana Arloji, Cruel girl sekolah yang di takuti kaum hawa dan Adam.

Semua murid menatap terkejut kearah sosok cewek yang baru saja keluar dari ruang Kapsek. Rambut yang terurai, kulit putih bersih, dan senyuman yang menghiasi wajahnya.

"ih, itu Vana! Gila tambah cantik!"

"setelah lamanya hilang, sekarang muncul bak bidadari!"

"sstss, Vana tambah cantik!"

"pasti Brian nyesel deh, ninggalin Vana" bisik beberapa Murid yang mengerubungi ruangan kapsek tersebut.

Vana berjalan dan menatap murid disana, tak disangka dia tersenyum hangat, membuat beberapa kaum adam dibuatnya tercengang. Bagaimana tidak? Cewek kejam itu, dia jarang jarang mengumbar senyumnya untuk orang orang.

"ada apa sih? Pada ngliatin gue gitu?" Gumam Vana sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Sedangkan disisi lain, Kiara dan Brian tengah berbincang di halaman belakang.

"gue seneng akhirnya kita bisa bersama Bri" ucap Kiara sambil menggenggam tangan Brian. Tapi karna merasa tidak nyaman dengan genggaman itu, cowok itu menarik tanganya.

Kiara berubah sendu," kenapa?" Tanya Kiara.

"maaf, gue nggak nyaman sama tangan lo" jawab Brian jujur. Dan ucapan itu sangat menyentuh hati kecil Kiara, dia tersenyum.

"belum bisa nglupain Vana, dan nyoba nerima gue?" Tanya Kiara serius.
Cowok itu tidak menjawab, dia menatap lurus kedepan. Hatinya sangat ingin menjawab 'iya', tapi ia urungkan karna tidak ingin menyakiti cewek disampingnya.

"plis, lupain Vana, dan mulai dari awal sama gue"

Seketika Brian menatap Kiara, menarik nafasnya dalam dalam, "maaf, gue belum bisa" cowok itu langsung bangkit dan meninggalkan Kiara yang sudah berkaca kaca.

*****

Langkahnya terhenti secara tiba tiba, dadanya bergemuruh, nafasnya tercekat saat matanya bertemu dengan mata seseorang di lorong karidor.

"Vana?" Lirih Brian.
Benarkah itu Vana? Pacarnya?, tapi kenapa penampilanya berbeda, dia berubah sangat feminim, dengan rambut tergerai, dan sedikit polesan diwajahnya, menambah kesan cantiknya.

Brian tersenyum, dan dibalas oleh Vana.
Keduanya mendekat dan Menghamburkan pelukan rindunya.
Rindu yang dipendam oleh keduanya, rindu lima bulan tidak bertemu, dan akhirnya?

"Brian" lirih Vana didalam pelukan cowok itu, pelukan yang begitu erat diiringi air matanya.

"gue kangen sama lo" ucapnya, Brian mengangguk dan melepaskan pelukanya. Jujur ia juga merindukanya, ia sangat bahagia dengan kembalinya orang penting dihidupnya.

"gue juga kangen sama lo" Brian mengecup kening Vana layaknya kekasih, tapi ya memang mereka masih berpacaran.

"gimana kabar lo?" Tanya Brian mengelus rambut Vana.

"gue baik baik aja. Gimana sama lo? Nggak selingkuh kan?" Tanya Vana jahil diiringi tawanya.

Deg!

Dadanya tiba tiba jadi sesak, selingkuh? Sepertinya, iya. Brian selingkuh, dia selingkuh, dengan sahabat Vana pula. Tapi? Bagaimana menjelaskannya.

Cowok itu tersenyum, kemudian menarik Vana kembali kedalam pelukanya.

"Gue baik baik aja, dan tambah baik saat ketemu lo" ucapnya kemudian melepas pelukanya lagi.

"ya udah bagus" Mereka berjalan berdampingan menuju kelas.

" udah lama gue nggak sekolah, rasanya kangen banget. Apalagi sama pacar gue" Vana melirik Brian yang sedang tersenyum.

"gue kangen temen temen, Dan Kiara" Vana menatap lurus kedepan, sedangkan Brian menatap Vana.

"gue masih inget banget kejadian waktu itu, dimana Kiara mbentak gue, dan peduli sama lo" Vana menatap Brian.

" gue baru ngliat Vana sepeduli itu sama lo, dan saat itu juga gue mikir kalo Kia--

"udah jangan bahas yang lama, yang penting sekarang lo disini dan baik baik aja" balas Brian cepat memotong ucapan Vana.

Cewek itu hanya mengangguk anggukan kepala.

" yaudah gue kekelas dulu, bye" Vana berjalan menuju kelas meninggalkan Brian.

Seketika raut wajah Brian berubah. Ia sangat merasa bersalah pada Vana, apa yang dia lakukan kepada Vana itu sesuatu yang akan membuatkan kecewa mungkin.

Apa yang harus ia lakukan? Mengakhiri hubunganya dengan Vana atau Kiara?

Ayoo komen kalian lebih milih Brian mengakhiri hubunganya dengan siapa? Jawabn mungkin bisa membantu.

The Cruel Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang