Mereka kini sampai didepan halaman rumah Vana yang cukup besar.
"Turun!" Pinta Brian, karna merasa Vana belum turun dari motornya.
Brian menoleh,"woy turun!""Nggak mau!! Gue nggak mau dianter pulang sama lo!"
"Udah sampe bego! Cepet turun!"
Vana melipat tanganya didepan dada dan menggeleng. Brian emosi, dia pun segera turun dari motornya.
"Cepet turun!!" Bentaknya.
"Enggak!!! Gue mau pulang naik bus, bukan motor lo! Sekarang, balikin gue ke halte tadi!!" Jawabnya acuh.
Brian membuang nafasnya kasar, benar benar cewek gila, ngapain juga kalo nggak mau dianter langsung turun aja tadi? Malah tetep duduk.
Brian kesal, dengan reflek dia menggendong tubuh Vana ala bridal Style.
Cewek itu meronta ronta dalam gendongan Brian."Brian!! Turunin gue!!" Teriaknya.
"Nggak!"
"Turunin gue woy!!! BUDEG YA!!"
Namun cowok itu masih setia menggendong tubuh Vana sampai diruang tamu.
Bruk!
Brian membanting tubuh Vana diatas sofa empuk. Cewek itu mendesis.
"Gila ya lo!! Kalo nanti gue jatoh gimana!!" Teriaknya.
Brian tertawa sinis, lalu mendekati wajah Vana, mengunci tubuhnya dengan kedua tanganya.
Cewek itu menelan ludah.
"Bri--Brian? Jangan ma--macem macem lo!" Gugupnya.Semakin dekat dan dekat, hingga hidung mancung mereka saling menyentuh. Tubuh Vana gemetar, apa Brian sudah gila?
Vana menutup kedua netra birunya, setetes air mata berhasil meluncur dari kelopak matanya.
"Lo itu Rese" Ucap Brian begitu pelan diwajah Vana. Aroma tubuhnya sangat membuat Vana nyaman. Tapi tidak, dia bukan cewek bodoh lagi.
Vana mencoba menetralisir darahnya yang mengalir begitu hangat didalam tubuhnya, saat Vana bisa merasakan nafas cowok itu. Begitu menyentuh wajahnya. Perlahan netra birunya mulai terbuka, pandangan mereka bertemu.
Netra hitam dan Biru itu masih setia menatap satu sama lain. Vana masih diam, jantungnya berdetak hebat didalam sana. Ada apa ini?Tidak, dia tidak boleh suka dengan Cowok yang sudah menghancurkan masa depanya itu. Dia harus tetap membenci Brian, apapun keadaanya.
Dia juga harus bunuh Brian, setelah dia mengungkapkan kebenaran itu.Brian menjauhkan tubuhnya dari tubuh Vana.
Kemudian berjalan keluar tanpa mengucapkan sepatah katapun.Vana menatap Punggung cowok itu yang kian menjauh.
Pikiranya benar benar hilang saat bertatap wajah dengan Brian."Brengsek!" Desis Vana. Cewek itu kemudian bangkit untuk membersihkan tubuhnya yang kotor.
Tapi dia masih memikirkan yang tadi, dia melukai siapa? Kenapa dia tidak bisa mengingat apapun kejadian tadi.
Vana menggosok kedua tanganya, mencuci wajahnya berkali kali karna bekas Nafas cowok itu. Menjijikan.
Nafasnya begitu hangat saat menembus wajahnya. Masih terbayang wajah Brian yang begitu dekat dengan wajahnya."Arghhhh!! Inget Vana, jangan pernah suka sama Brian. Tujuan lo itu buat dia ngaku setelah itu bunuh dia! Inget!!" Gumamnya.
*****
Vana tengah mengendarai mobil sedannya melewati jalanan ibu kota jakarta sendiri.
Dia ingin pergi kesuatu tempat yang menurutnya sangat menarik.
Namun hal tak diinginkan terjadi.
Sebuah segerombolan motor sport berhenti secara mendadak tepat di depan mobilnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
RandomSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...