Brian tengah mengendarai motornya menuju Rumah.
Pikiranya terus memikirkan apa yang Vana maksud. Dia benar benar bingung dengan sikapnya.
Sebenarnya ada apa sih?Cit!
Brian merem mendadak. Tiba tiba lima motor mencegatnya dari depan.
Salah satu dari mereka melepas helm dan menuruni motornya lalu mendekati Brian."Bimo?!" Desis Brian, cowok itu juga melakukan hal yang sama, melepas helm lalu mendekatkan diri.
Cowok itu tersenyum sinis.
Bimo adalah saudara kembar Brian, dia Kakaknya Brian.
Tapi mereka memiliki sifat yang sangat berbeda, jika Brian sopan, dan ramah kepada kedua orang tuanya, tapi Bimo tidak.
Dia adalah cowok licik, selalu mencari masalah diluar sana, sampai orang tuanya pun hampir putus asa untuk mendidik anaknya yang satu satu ini."Mau apa lo?!" Tanya Brian dengan nada ketus.
"Bilangin sama Raffi, gue tantang dia buat balapan besok siang!" Balas Bimo.
"Lo punya mulut? Lo bisa ngomong sendiri kan!" Balas Brian.
"Kalo sampe lo nggak ngomong, Mama sama Papa bakal gue celakain!" Ucapnya penuh penekanan dan menaiki motornya kembali kemudian berlalu.
Brian terdiam sejenak. Inilah alasan kenapa Brian membenci Raffi.
Dia sudah mengubah Bimo menjadi seperti ini. Dia yang mengubah segalanya dalam diri Bimo. Padahal dulu Bimo anak baik baik, tapi semenjak datangnya Raffi dalam hidupnya semuanya berubah.Namun masalah datang ketika Raffi menghianati Bimo. Bimo, Raffi dan yang lain pernah terlibat Narkoba.
Saat itu tiba-tiba polisi masuk kedalam markas mereka bersama Raffi dibelakangnya. Cowok itu melaporkan semuanya pada polisi. Padahal dirinya juga terlibat dalam masalah itu, karna mereka bekerja sama. Itulah Raffi, licik, dan munafik.Bimo dan yang lain tinggal didalam penjara selama 1 tahun. Semenjak itu mereka menjadi musuh besar. Termasuk pada diri Bimo, api permusuhan tumbuh dari dalam dirinya untuk Raffi.
Brian menaiki motornya dan langsung pergi berlalu.
*****
Dua cowok itu sedang berdiri didalam ruang Roftoop. Menikmati silir angin yang mengusap wajah mereka. Suasana disana terlihat hening, belum ada yang memulai percakapan diantara mereka, bahkan menatap satu sama lain pun sangat sungkan untuk dilakukan dari kedua belah pihak.
"Bimo nantangin lo balap siang ini!" Suara berat milik Brian terdengar, cowok itu berbicara tanpa melirik kearah Raffi sedikitpun.
Raffi menoleh, "buat apa?" Cowok itu kembali mengalihkan pandanganya.
"Gue nggak tau, yang gue tau kalian musuh bukan?!"
Raffi menyeringai lebar, senyum jahat nampak disudut bibirnya. Dia melipat tanganya didada.
"CIH!! Bocah tengil! Masalah itu masih aja dia ingat!" Raffi berbalik menatap Brian.
"Mungkin gue Pahlawan jadi jasa gue selalu dia kenang!" Lagi lagi Raffi menyeringai jahat.
Brian membalas tatapan itu. Mereka beradu tatap, netra hitam dan coklat itu saling melemparkan tatapan tajam.
"Lo yang mulai semuanya, jadi...lo harus nanggung semua. Nggak usah banyak bacod!" Brian memasukan lenganya pada saku celana dan pergi meninggalkan Raffi yang menatapnya dengan tatapan kesal.
*****
Siang ini, Raffi sedang duduk di atas motor sport merahnya, dan mengenakan helm Fullface.
Tanganya terus menarik ulur gas motor dengan cengkraman yang kuat. Tatapanya yang menukik tajam Kearah Bimo disebelahnya yang juga sedang melakukan hal sama.Mereka berdua terus beradu tatap, suara bising motor mulai menggila. Aura panas pun mulai terasa.
Di hadapannya terdapat cewek seksi yang tengah mengangkat tinggi-tinggi slayer hitam sebagai aba-aba.
"Inget perjanjian kita? Lo kalah, jadi budak gue!" Tajam Bimo, dan dikekehi oleh Raffi.
"Dan kalo lo yang kalah! Lo harus bongkar semuanya!" Balas Raffi lebih Tajam.
"Are you Ready?!!" Teriak cewek itu.
Sedangkan Raffi dan Bimo terus menatap satu sama lain.
Hingga-"GO!!!!"
Sedetik mereka sudah berjalan. Melewati jalanan yang sepi, tikungan tajam. Mereka masih sejajar, tidak ada yang tertinggal maupun mendahului. Bimo menancap Gas lebih dalam dan akhirnya bisa mendahului Raffi.
Begitu juga sebaliknya, mereka terus menyalip satu sama lain hingga garis finish mulai terlihat. Raffi dan Bimo sama sama menancap gas sampai mereka pun melewati garis itu, pertanda balap motor telah usai.
"Anjing! Pake seri lagi!" Desis Bimo.
Raffi turun dari motor lalu melepas helmnya. Langkahnya mendekati Bimo.
"Kita seri. Jadi? Urusan kita selesai!" Ucap Raffi. Bimo mengerang keras, dia menuruni motornya mendekati Raffi, lalu menarik kerah baju cowok itu secara kasar.
"Urusan kita belum selesai! Masih banyak hal yang belum gue lakuin buat lo anjing!!" Tajam Bimo.
Raffi terkekeh, menyingkirkan tangan Bimo yang mencengkram kerah bajunya itu.
"Apa lagi? Masalah yang udah lama itu? Masalah sepele gitu aja masih di inget, cihhhh!!" Ucap Raffi enteng.
Bugh!
Satu tinjuan berhasil mendarat di pipi mulus milik Raffi.
"Masalah sepele lo bilang? Lo inget? Lo udah mengkhianati kita semua. Lo itu bajingan, brengsek, licik!" Teriaknya.
Raffi tersenyum miring.
"Jadi? Emang lo nggak brengsek, hum? Sebelum lo ngomongin gue, seharusnya lo ngaca. Udah bener belum sikap lo? Lo lebih bajingan, lebih brengsek. Lo inget kejadian satu tahun lalu? Waktu lo nikmati tubuh seorang cewek polos diranjang lo yang kotor itu? Inget?" Ucapnya santai, kemudian memasukan lenganya pada kedua kantong celana yang ia kenakan."Perlu gue bongkar?" Ancam Raffi lembut.
Tangan Bimo mengepal kuat.
"Dia udah mati!!" Tegasnya.
Raffi menggeleng.
"Dia masih hidup!" Raffi meniki motornya dan berlalu meninggalkan Bimo dan kawan kawan yang masih diam menatap punggung Raffi yang kian menjauh."Dia masih hidup? Dimana?" Desis Bimo.
"Gue harus Cari dan bunuh dia!" Tajamnya.
Hello author update lagi nih
Ayo bantu vote and komen ya sebanyak banyaknya
Biat author tambah semangat buat update terus:)

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
De TodoSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...