18

1.2K 56 1
                                    

"Pagi Van?!" Sapa Lia sambil melambaikan tangan kearah Vana.

Cewek itu hanya tersenyum miring kearah Lia tanpa berniatan membalas sapaan tersebut.

"Van, gue bawain susu nih buat lo! Biar nambah stamina gitu" Lia terkekeh garing, kemudian mengangkat kantong plastik bertuliskan indomaret itu kepada Vana.

Dia menghentikan langkahnya, menatap Lia. Tak disangka Vana menerima kantong plastik itu.
Mengambil salah satu susu Coklat Frisian Flegh lalu menancapkan sedotan.

(Btw author gk tau tulisan merek susu itu, heheh)

Lia tersenyum seketika. Karna merasa pemberian itu diterima oleh Vana.
Tapi, bukanya Diminum, namun susu itu malah ditumpahkan tepat diwajah Lia sampai wajah cewek itu basah dan lengket.

Lia terkejut, senyumnya memudar.

"Jangan harap gue bakal nerima barang pemberian dari cewek kayak lo! Gue tau, kalo lo itu bukan cewek baik baik. Kelakuan lo itu nggak cocok sama muka lo yang munafik!!" Tajamnya.

Kemudian dia menjatuhkan kantung plastik itu yang masih berisi lima botol susu. Membuang susu yang sudah ia tumpahkan diwajah Lia kesembarang arah, lalu pergi menuju bangkunya.

Semua murid yang menyaksikan ada yang tertawa renyah melihat adegan itu. Namun juga ada yang merasa kasihan karna mereka berpendapat kalo Vana itu membully Lia.

Kedua temanya Lia yang baru datang pun kaget saat melihat wajah Lia yang kotor, mata memerah, dan tanganya yang mengepal kuat.

"Lia?" Panggil Ririn dengan wajah terkejut saat melihat penampilan Lia.

*****

Vana tengah clingak clinguk menanti angkot datang dipinggir jalan.
Namun sudah sekitar 30 menit ia menunggu belum juga ada yang lewat.

Padahal hari sudah mulai gelap, karna cuaca sedang mendung saat ini.

"Besok besok gue mau maling angkot aja deh biar pulang nggak nunggu gini!" Dumelnya.

"Kalo tuh angkot dateng! Gue gibug juga tuh supir angkot! udah bikin gue nunggu gini! Kesel gue!" Lagi dan lagi, mulutnya tak henti henti menyrocos sana sini.

Tiba tiba, sebuah motor sport berhenti didepanya.
Vana terkejut, kemudian langsung menegakan badanya seketika.

"Van, pulang sama saya ayok!" Suara tegas seorang cowok terdengar dibalik helm full faice nya.

Cewek itu memincingkan matanya.
Kemudian melipat tanganya didada.

"Lo ngemis pelanggan? Pergi! Gue nggak butuh!" Ketusnya.

Ya walaupun Vana belum tau siapa sosok cowok itu sebenarnya yang tengah duduk di atas motor sport besarnya.
Namun cewek itu tak peduli. Siapapun yang berani mengusik ketenangan Vana, intinya satu, Vana tidak suka.

Dia melangkah menjauh dari cowok itu.
Merasa Vana menjauh, cowok itu pun dengan cepat melepas helmnya dan menarik tangan Vana hingga cewek itu berbalik.

"Apaan si lepas!!" Ucapnya kemudian mendongak menatap cowok itu.

Dia menyeringai lebar.
"Ayok pulang! Udah saya bilang, saya mau nganter kamu sampai rumah dengan selamat" ucapnya.

Vana menghempas tanganya kasar.
Melangkah mundur menjauhkan badanya dari sosok cowok yang ia ketahui itu adalah Bimo.

"Nggak! Gue nggak mau pulang sama cowok brengsek kayak lo!" Vana berlari menjauh. Mengumpulkan tenaganya agar bisa berlari cepat seperti film film superhiro yang ia tonton.

The Cruel Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang