"Berhenti cari Vana mulai sekarang!" Ucap Brian didalam kamarnya.
Disampingnya terdapat Bimo yang sedang merokok dengan nikamatnya."Gue mau dia. Jadi berhenti nglarang gue, karna itu bukan hak lo!" Balas Bimo kesal.
"Dan gue, bakal jaga Vana dari manusia sialan kayak lo!!" Tajamnya.
Bimo terkekeh sejenak.
"Coba aja kalo bisa!"Bimo mendekati Brian yang tengah duduk diatas kasur.
"Gimana kalo kita taruhan?" Tanyanya begitu pelan, membuat Brian seketika menoleh dan menatap Bimo." taruhanya adalah. Dalam satu minggu ini, gue bakal bawa Vana buat ikut gue. Lo pun sama, lo bakal bawa Vana ikut lo, dan jauhin dari gue. Dan, kalo lo berhasil? Gue bakal berhenti ngejar cewek itu. Tapi-- kalo sebaliknya? Lo harus lepas Vana buat gue! Gimana?" Tanyanya tersenyum jahat.
Brian tengah memikirkan baik baik taruhan itu.
"Oke!" Balasnya begitu yakin.
Dia harus berusaha untuk mendapatkan Vama demi kehidupanya. Dia tidak ingin Vana kembali terluka hanya karna Bimo."Bagus!! Karna gue nggak nerima bantahan! Apalagi penolakan" cowok itu kemudian melangkah pergi menuju balkon kamar Brian agar segera pergi dari sana.
*****
Vana sedang menunggu Angkot untuk pergi kesekolahnya.
Kepalanya terus menengok kearah Kiri mencari Angkot datang.
Tapi sudah sekitar 10 menit angkutan umum pun belum ada yang muncul.Tiba tiba sebuah deruman motor sport Biru berhenti tepat dihadapanya.
Vana memiringkan kepala, menjauhkan sedikit badanya dari cowok itu. Siapa tau orang jahat?Cowok itu perlahan membuka helm Fullfacenya, kemudian menatap Vana.
"Bareng gue aja!" Ucapnya datar.
"Ojek ya?" Tanya Vana polos.
Brian mendengus kesal. Genteng ganteng gitu dibilang kang ojek. Ngeselin emang ya si Vana.
"Taxi online!" Balas Brian.
"Taxi online kok bawanya motor bukan mobil?" Ucapnya lagi.
Ingin sekali Brian mencubit cubit wajah cewek yang ada dihadapanya ini. Dibaikin malah songong. Males kan Brian jadinya.
"Nggak kok. Ini becak bukan motor!"
Vana terkekeh. Ternyata Brian cocok juga untuk menjadi pelawak. Nyatanya pagi pagi sudah menjadi mood boster Vana.
"Cepet! Jangan banyak bacod! Nggak ada waktu!"
"Bayar nggak? Kalo bayar gue cuma ada uang 2000. Bisa?"
Brian semakin kesal. Lantas cowok itu langsung mengenakan helmnya kembali secara kasar. Menyalakan mesin motornya dan mengegasnya berulang kali, hingga mengeluarkan asap banyak dibagian knalpotnya.
Vana yang paham pun dengan cepat langsung menaiki motor sport Biru itu dengan menelan salavinanya berulang kali.
*****
Semua pasang mata menatap kearah gerbang saat motor Brian baru masuk kearea sekolah.
Para murid mulai bergosip satu sama lain atas kejadian itu. Bahkan ada yang memotretnya dan di post di WA.
Kejadian langka nih.Vana menuruni motor besar itu. Tanpa mengucapkan terimakasih kepada Brian dia langsung berlalu, karna merasa risi menjadi pusat perhatian.
"Oy! Bukanya terimakasih malah ngoyos aja!!" Teriak Brian.
Vana yang mendengar teriakan itu pun langsung membalikan badan.
"eh!! Bukanya lo yang nawarin tumpangan? Terus buat apa gue bilang makasih??!!" Tanya Vana sinis, kemudian kembali melangkah pergi.Brian mendengus kesal.
"Kalo bukan karna taruhan itu, ogah gue njemput lo!!" Dumelnya.Lantas cowok itu langsung pergi dengan menginjak pedal gas secara kasar.
*****
"Brian?" Panggil Zein saat cowok itu muncul dibalik pintu berwarna coklat itu.
"Baru sampe lo? Abis kemana?" Tanya Bisma.
"Nganterin Vana" balas Brian tak ingin menatap, cowok itu melangkah memasuki sebuah kamar berukuran sedang milik Rangga.
"Wei wei wei!! Makin lengket aja yak! Asek asek, siap makan gratis satu tahun nih!" Balas Uno meledek.
"Dalam rangka apa?" Tanya Brian sinis.
"Dalam rangka hari jadi upin dan ipin!! Ya hari jadi lo sama Vana lah!! Kadang mah bego juga ya lo!" Juteknya, kemudian Uno mengambil kacang kulit lalu memakanya.
"Emang gue bilang gitu?" Brian mengangkat salah satu alisnya.
"Kagak! Sapa juga yang bilang lo bilang gitu?" Uno malah membalasnya dengan pertanyaan lagi, membuat Brian mendengus kesal disana.
"Gue capek!" Keluh Brian.
"Cepek apa? Capek hidup? Mati aja sono, gue mah ikhlas!" Balas Bisma diakhiri kekehan.
"Gue mati, tukang kredit nyamperin lo bego!" Brian memejamkan matanya.
"Gue taruhan sama Bimo" Ucap Brian begitu dingin membuat keempat sahabatnya terkejut.
"Hah?!!" Zein
"Hah?!!" Uno
"Hah?!!" Bisma
"Hah?!!" Rangga
" gue taruhan sama Bimo buat dapetin Vana, dan gue nggak tau gue bisa apa nggak! Tapi gue bakal usahain bisa" cowok itu membuka matanya perlahan.
" siapa yang ngajak taruhan?" Tanya Zein mulai serius.
"Dia!" Dinginya.
"Kalo Vana tau dia dijadiin bahan taruhan pasti marah!" Ucap Bisma.
"Iya bener" balas Rangga.
"Gue nggak tau! Tapi yang pasti gue harus dapetin dia, biar Bimo nggak ganggu terus!" Brian.
"Tapi gue nggak yakin kalo lo menang, Bimo nglepasin Vana gitu aja, secara dia kan Licik!" Balas Zein.
"Tergantung sih!"
"Ya udah yang semangat ya!" Ucap Rangga dan diangguki oleh Brian.
Brak
Seseorang mendobrak pintu kamar itu, sampai kelimanya terkejut dan menoleh secara bersamaan.
Hallow authot update lagi nih, sapa yang nggak sabar liat kelanjutanya?? Hayo hayo
Siapa ya kira kira yang datang? Ayo baca terus yak
Jangan lupa kasih vote and komen yak:)

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
De TodoSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...