Jam menunjukan pukul 8 pagi, Brian dan Kiara tengah perjalanan menuju rumah Vana karna mengetahui cewek itu tidak berangkat sekolah.
Dengan kecepatan penuh menggunakan mobil Brian, Kiara terus saja ketakutan Vana akan pergi."Bri, cepetann!" Ucap Kiara untuk kesekian kalinya.
Lima menit berlalu, keduanya turun dari mobil dan langsung berlari masuk kearah rumah besar itu. Dan benar saja, kedua orang tua Vana tengah duduk diteras rumahnya.
"Om, Tante" panggil Kiara cepat.
Kedua orang tersebut menoleh dan terkejut."Kiara?" Ucap Erwin.
"Om, Vananya ada, saya mau ketemu sama dia Om, kenapa hari ini nggak berangkat sekolah?" Semprot Brian yang di belakang Kiara membuat kedua orang tua Kiara terkejut kembali.
"Kamu Brian?" Tanya Emely memastikan, dan diangguki oleh cowok itu.
"Tan, Vana mana?" Tanya Brian lagi.
Kedua orang tua itu gugup, Vana bilang dia tidak boleh memberi tahu Brian tentang kepergiannya. Tapi apa yang harus mereka katakan?
"Om?" Panggil Kiara lemah.
"Vana anu__dia
"Dimana Om?"
"Kita tidak bisa memberi tahu kalian" ucap Emely cepat.
Kedua remaja itu menoleh secara bersamaan."Kenapa Tan? Vana pergi?" Tanya Kiara dan diangguki oleh Emely. Kiara terkejut, ternyata ucapan Vana bukanlah main main, setetes air mata keluar dari kelopak mata cewek itu.
Brian menghela nafas dan menundukan kepalannya."Tan tolong kasih tau kita, Vana pergi kemana?" Tanya Kiara.
"Tante nggak bisa" balas Emely, sebelum Vana pergi pagi tadi memang dia sempat mengatakan kembali jangan pernah memberi tahu siapapun atas kepergianya tapi, Emely merasa kasihan dengan mereka.
"Tan, pliss kasih tau kita" ucap Brian.
Emely menatap Brian, dilihatnya dia begitu gelisah dan khawatir. Sepeduli itukah? Tapi kenapa mereka bisa putus?
Emely tersenyum.
"Pergi kejar dia, dia ada di bandara, sebentar lagi pesawatnya bakal terbang ke Belanda, jadi Tante izinin kamu ketemu dia" ucap Emely. Erwin langsung menatap Emely terkejut."Mom__
Ucapan Erwin terpotong karna Emely mengangguk kearahnya."Makasih Tan, makasih" ucap Brian dan langsung memasuki mobilnya diikuti Kiara.
*****
Dia masih duduk di sebuah kursi panjang sambil membawa beberapa koper, pikirannya yang entah kemana.
Rasanya dia tidak rela meninggalkan Brian begitu saja, tapi bagaimana lagi? Ini adalah cara satu satunya agar bisa melupakanya.
Tidak disangka manik biru itu meneteskan air mata namun dengan cepat ia hapus."Gue harus pergi sekarang!" Dia bangkit menyeret kopernya menuju pesawat pribadi miliknya.
Dia menatap sekeliling bandara, kota ini adalah kota dimana ia menemukan cintannya, cinta yang membuatnya kecewa, cinta yang membuatnya sakit dan harus pergi.
Dia berjanji tidak akan kembali.Cewek itu kembali melangkah, tapi panggilan seseorang menghentikan langkahnya.
"Vana" panggilnya lirih.
Jantung Vana berdetak lebih cepat saat mendengar suara yang familiar disana. Suara yang beberapa hari lalu ia rindukan namun berkahir menyakitkan.
Vana membalikan tubuhnya, dan menatap Brian dengan nafas yang terengah engah dan keringat bercucuran, memaki seragam sekolah."Brian"
Cowok itu mendekati Vana.
"Pliss jangan pergi" ucapnya.Vana menggeleng,"gue nggak bisa. Gue udah janji mau pergi dari sini selama lamanya" ucap Vana.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Girl [COMPLETED]
De TodoSebelum baca harap follow!:v Vana Arloji, gadis yang kejam kepada siapapun. Kehidupanya berubah saat kehormatanya direnggut secara paksa oleh cowok brengsek itu. Vana tidak suka dengan orang orang disekitarnya. Karna apa? Karna mereka itu berpenampi...