34

1K 47 0
                                    

Pagi ini Brian berangkat kesekolah dengan keadaan lesu , tidak ada semangat sedikitpun untuk pergi kesekolah , tapi kedua orang tua Brian terus memaksanya agar berangkat sekolah .

Sementara kabar tentang Vana yang pergi ke Belanda sudah menyebar luas seantreo sekolah , entah siapa yang membocorkanya tapi yang pasti dengan kepergian Vana membuat beberapa siswi bisa mengambil hati Brian tanpa ada halangan .
Terutama ya ,Kiara .

Dan yah , baru saja dibahas orang itu datang .

Brian dapat melihat tubuh Kiara yang seakan akan mulai mendekat denganya , cowok itu ingin berbalik agar tidak bertemu dengan wajah cewek sialan itu .

"BRIAN!!" Sudah diduga , cowok itu mendengus dan berbalik .

"hay" sapanya tepat didepannya . Brian acuh , cowok itu hanya menaikkan sebelah alisnya tanpa berniat bertanya .

"emm , gimana keadaan Vana?" Tanyanya mencoba basa basi .

"peduli apa lo?" Ucapnya dingin .

"cih , gue peduli? Gue sih bodo amat , mau mati sekalian juga nggak papa!" Batin Kiara .

"gue kan temen__

"temen apa? Temen bangsat?" Tajamnya .

"Bri ko lo gitu sih ngomongnya?"

Brian terkekeh sejenak , matanya mulai berkaca kaca .
"Asal lo tau? Seandainya waktu itu Vana nggak pergi sama lo dan milih pergi sama gue , kejadianya nggak akan gini goblok! Vana pasti saat ini masih ada disebelah gue!" Bentaknya .

"lo itu temen yang nggak tau terima kasih sama dia! Lo temen Brengsek! Lo licik! Lo udah ngehianatin perasaan temen lo sendiri! Lo suka kan sama gue hah?!" Matanya seakan ingin keluar, Kiara akui dia takut dengan tatapan itu , apalagi dia sudah dilihat oleh beberapa siswa siswi , cewek itu menunduk .

"JAWAB ANJING!" Bentaknya lagi , tapi Kiara masih Diam tidak ada niatan untuk menjawab .

"gue udah tau semuanya Kiara! Dan lo udah ngehancurin kebahagiaan gue dan Vana, lo bener bener bangsat" ucapnya melemah, kemudian cewek itu mendongak dengan derai air matanya , yang pasti Bukan air mata sedih tapi air mata kebahagiaan .

Kiara mendekati tubuh Brian yang rapuh itu dan beralih memeluknya .

"maaf Bri , maaf" ucapnya lirih. Cowok itu tidak membalas pelukan Kiara tapi juga tidak memberontak . Brian akui dia memang butuh seseorang disebelahnya untuk menemani dia saat dirinya terpuruk .
Haruskah orang itu Kiara? Tapi dia tau kalau Kiara itu menyukainya jadi jika dirinya dekat dengan Kiara , pasti Kiara mengira bahwa Brian memberikan harapan kepadanya .

Setelah melamun beberapa saat didalam pelukan Kiara, Brian tersadar dan segera melepas pelukanya .

"maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut Brian kemudian pergi dari hadapan Kiara .

Tak sadar bahwa ada seseorang yang telah memoto mereka berdua .

"Vana bakal kecewa kalo liat kelakuan lo disini!" Orang itu tersenyum licik .

*****

Ketiga sejoli itu tengah membicarakan seseorang yang mereka ketahui sedang menjalani pengobatan diluar negri .

"kasian Vana kalo liat kelakuan pacarnya disini" ucan Ririn yang duduk dihadapan Lia .
Kejadian pagi tadi memang tidak luput dari matanya , dia menyaksikan semua itu , saat Brian pacar Vana berpelukan dengan Kiara sahabat Vana sendiri dari kecil .

"nggak nyangka gue Kiara selicik itu" sambung Anna .

"sudah gue duga! Pasti Kiara ngambil kesempatan ini semua" Lia tersenyum miring disana .

The Cruel Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang