Sudah empat hari sejak hari pertama masuk sekolah di kelas 11 ini. Hari ini murid-murid XI IPA 8 berencana untuk mendekor kelas mereka karena sebentar lagi akan diadakan kontes kebersihan kelas. Ide-ide tentang desain diserahkan pada Kamal yang paling kreatif diantara yang lainnya. Mereka pun memutuskan untuk mengusung tema "City Light".
Yang bertugas berbelanja keperluan dekor adalah Oliv, Feli, Kiran, dan Shareen. Mereka membeli semua alat-alat yang dibutuhkan menggunakan uang kas yang dipegang oleh Kiran. Setelah selesai berbelanja, mereka pun kembali ke sekolah menggunakan mobil yang dikendarai Feli. Di sekolah sudah ada Gery, David, Bams, dan Kevin yang menunggu kedatangan mereka. Oh iya, kalian pasti bertanya-tanya dimana Gangga, kan? Gangga meminta izin untuk tidak berpartisipasi pada hari ini karena ia harus menjenguk saudaranya yang sakit. Sebenarnya Oliv merasa lega akan hal itu. Namun ntah kenapa ada sedikit rasa tidak rela di hati Oliv.
Sesampainya di sekolah, mereka mulai mendekorasi kelas dengan segala pernak-pernik yang sudah dibeli. Yang cowok melakukan tugas-tugas berat, seperti memasang paku di dinding dan membetulkan perabot-perabot yang rusak. Sedangkan yang cewek bertugas membenahi kelas dan menghias kelas. Semua melakukan tugasnya dengan baik hingga waktu menunjukkan pukul 4 sore.
Kini di kelas hanya tinggal Kiran, Oliv, Feli, Lyla, Gery, dan Bams. Yang lainnya sudah berpamitan untuk pulang karena tugas mereka sudah selesai.
"Wah, bagus juga ya kerjaan gue", puji Bams pada dirinya sendiri.
"PD banget lo! Kerjaan kita semua kalii bukan lo doang", timpal Feli kesal.
"Kelasnya jadi bagus banget ya. Kita hebat deh!", ujar Oliv riang.Ya, Oliv memang benar. Kini kelas itu terlihat sangat asri dan indah berkat kerja sama yang baik antara murid XI IPA-8.
Karena Oliv sangat bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Ia pun mengambil sapu dan menaikinya seolah sedang naik sapu terbang. Ia berkeliling kelas sambil menaiki sapu tersebut membuat teman-temannya tertawa melihat tingkah konyolnya.
Ada perkembangan yang pesat dalam diri Oliv. Bahkan ia sendiri menyadarinya. Oliv yang dulu hanya gadis pemalu yang tidak berani berbicara pada orang lain. Oliv yang selalu menutup diri tanpa satu orang temanpun. Berganti dengan Oliv yang periang dan lebih berani berinteraksi dengan dunia luar.
Tanpa Oliv sadari, ada seseorang yang sedang memperhatikannya di ambang pintu. Ia memperhatikan setiap tawa perempuan itu yang ntah mengapa membuat hatinya berdesir sehingga ia tidak bisa mengalihkan pandangannya. Perlahan senyuman mulai terukir di bibirnya. Saat Oliv berbalik, pandangan mereka bertemu.
deg.
deg.
deg.
Jantung keduanya berdegup kencang. Cukup lama mereka saling bertatap mata hingga pada akhirnya sapu yang dipegang Oliv pun terjatuh.
"Gangga"
Gangga pov
Hari ini kelasku akan berencana akan mendekorasi kelas. Sebenarnya aku agak malas untuk ikut dalam acara seperti itu, jadi aku memutuskan untuk berbohong pada teman-temanku. Aku mengatakan bahwa aku berhalangan hadir karena akan menjenguk saudaraku.
Aku pulang lebih awal karena aku merasa sangat lelah dan ingin segera beristirahat. Aku melajukan mobilku dengan kecepatan tinggi agar lebih cepat sampai di rumah.
Sesampainya di rumah aku merebahkan badanku diatas kasur berukuran king size dengan motif bintang berwarna hitam disertai garis-garis putih. Tak lama kemudian, aku sudah terlelap dalam tidurku. Bahkan aku belum mengganti seragam sekolahku.
Saat aku terbangun, hal yang pertama aku lihat adalah jam di dinding yang menunjukan pukul 3 sore. Aku memutuskan untuk mandi dan pergi kembali ke sekolah karena aku baru sadar aku meninggalkan buku catatanku di bawah laci.
Aku mengeluarkan motor-ku dan bergegas pergi ke sekolah karena takut pintu kelas sudah di kunci oleh pak Bejo selaku penjaga sekolah. Tak butuh waktu lama, 15 menit kemudian aku sudah berada di halaman parkir sekolahku yang cukup luas. Aku melangkahkan kakiku menuju kelas. Samar-samar aku bisa mendengar suara tawa dari dalam kelasku.
"Oh masih ada orang ternyata", batinku.
Langkahku semakin mendekat. Dan ketika aku sampai di ambang pintu ada seseorang yang menarik perhatianku. Dia Oliv. Oliv yang sedang bermain dengan sapu dan khayalannya. Ia tertawa seakan melupakan sejenak beban hidupnya. Hatiku berdesir melihat tawa itu. Seperti ada perasaan aneh yang merasuk kedalam jiwaku. Tidak mungkin aku menyukainya setelah kemarin baru saja aku menolaknya. Aku menatap senyumnya lekat-lekat. Ntah kenapa rasanya aku tidak bisa berpaling dari pemandangan ini. Tanpa aku sadari, aku tersenyum melihatnya.
"Manisnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
Teen Fiction[COMPLETED] Awalnya semua berjalan bagaikan keajaiban~ Seorang remaja yang di masa kecilnya tidak memiliki teman. Namun semua berubah saat ia menginjak bangku SMA. Dimana ia bisa berteman dengan banyak orang dan mulai membuka diri. Baginya ia menemu...