Semakin hari, hubungan antara Oliv dan Gangga semakin merenggang. Oliv juga tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Gangga tiba-tiba berubah dan setiap Oliv bertanya alasannya ia tidak pernah menjawab. Hal yang sama juga terjadi pada Feli dan David. Mereka tak terlihat lagi sering bersama. Bahkan kini David sudah lebih sering bersama teman-teman lelakinya.
"Kok gue ngerasa, gue makin jauh ya sama David", ujar Feli sedih.
"Kamu juga? Aku kira cuma aku yang berpikiran gitu. Gangga juga makin lama makin jauh dan berubah", sahut Oliv.
"Menurut gue sih, semenjak mereka deket sama Rey dan Mondy mereka semua berubah. Bahkan Bams yang sering bantuin gue juga sekarang gak pernah nyapa gue bahkan sekedar lihat aja enggak", timpal Shareen.
"Iya, kayaknya sih gitu. Kalian juga tau kan kalo Mondy sama Rey gak suka main sama perempuan. Menurut gue sih mereka sengaja hasut Bams dan temen-temennya buat jauhin kita", ujar Kiran.
"Kalo emang bener kayak gitu, liat aja! abis si Rey dan Mondy sama gue", kata Shareen geram.Besok adalah hari ulang tahun Gangga. Oliv sudah merencanakan surprise yang akan ia berikan pada Gangga bahkan dari sebulan yang lalu. Ia sudah memesan sebuah cafe dan mendekorasinya khusus untuk ulang tahun Gangga. Ia berharap dengan surprise yang ia berikan ini, hubungannya dan Gangga akan kembali seperti semula. Oliv sudah mengajak Gangga untuk bertemu dengannya besok pukul 4 sore di cafe tersebut. Dan Gangga pun mengiyakan.
Malam ini Oliv tidak bisa tidur membayangkan betapa bahagianya ekspresi Gangga besok dengan surprise yang sudah ia siapkan. Selain itu, ia takut surprise tersebut gagal sehingga ia mulai menyusun skenario apa yang akan ia gunakan.
Keesokan harinya
Waktu sudah menunjukan pukul setengah 4 sore. Oliv sudah siap dengan dress selututnya berwarna hijau pastel dilengkapi dengan pita putih di tengahnya. Oliv tampak sangat cantik hari ini. Ia kembali melihat pantulan dirinya di cermin dan membenahi anak rambutnya yang tampak berantakan. Sempurna.
Kini Oliv menunggu kabar dari Gangga karena Gangga bilang ia akan menjemputnya. Ia mengayun-ayunkan kakinya di atas tempat tidur sambil menunggu teleponnya berdering.
Cukup lama, tak ada satupun dering yang berbunyi dari hp-nya sedangkan waktu sudah menunjukan pukul setengah 5 sore. Artinya sudah setengah jam ia menunggu kedatangan Gangga. Karena cemas, ia pun segera menghubungi Gangga.
Oliv : Kamu dimana? Ini udah setengah 5.
Kamu gak jadi jemput aku, Ga?Sudah satu jam Oliv menunggu balasan pesan dari Gangga. Namun, Gangga tak kunjung membalasnya. Kini waktu sudah menunjukan pukul setengah 6 sore. Bahkan Oliv sudah sangat mengantuk sekarang karena semalam ia tidak bisa tidur. Tiba-tiba balasan yang ditunggu pun datang.
Gangga ❤ : Sorry, gue mendadak gak bisa ketemu lo sore ini. Nanti malam aja ya gue ke rumah lo.
tes.
Air mata itu perlahan turun membahasahi kedua pipi merahnya itu. Sedari tadi ia sudah menahan tangis membayangkan semua kejutan yang sudah ia siapkan terbuang sia-sia. Dan benar saja, Gangga baru saja membatalkan janji mereka. Oliv benar-benar merasa sangat kecewa kali ini. Ia merasa Gangga sama sekali tidak menghargainya.
"Haruskah aku berjuang sendirian seperti ini? Atau mungkin aku memang tidak ditakdirkan untuk bersama Gangga?", tanya Oliv pada dirinya sendiri.
Ia melempar kasar kado yang akan ia berikan untuk Gangga. Ia merasa semuanya percuma. Semua yang sudah ia siapkan sia-sia. Tak ada senyum bahagia Gangga, yang ada hanya tangisannya saat ini. Sedari tadi, teman-temannya pun bertanya bagaimana surprise itu berlangsung. Namun, Oliv memilih diam dan tidak membalasnya. Ia terlalu lelah menangis hingga tanpa sadar ia mulai tertidur.
Malam harinya
Oliv terbangun karena suara telepon yang berbunyi nyaring. Ia meraba-raba tempat tidurnya untuk mencari hp-nya yang sudah ntah kemana. Dilihatnya siapa yang penelpon itu. Dan nama Gangga tertulis didalamnya.
Oliv berpikir sejenak untuk mengangkat telepon dari Gangga. Dan kemudian ia memutuskan untuk mengangkatnya.
"Halo", sapa Gangga.
Karena Oliv tak kunjung menjawabnya, ia berkata lagi.
"Cepetan turun, gue di depan rumah lo"
Oliv terkejut mendengar perkataan Gangga. Spontan ia mematikan hp-nya dan melemparnya asal, kemudian berlari menuju jendela kamarnya. Dan benar saja. Sudah ada Gangga yang menunggunya dengan bersender pada mobilnya. Oliv pun memperhatikan penampilannya di cermin. Matanya sangat tampak seperti orang habis menangis. Ia pun memutuskan untuk membatalkan janji perginya dengan Gangga dan hanya memberikan kado dan kue ulang tahunnya saja pada Gangga.
Oliv berlari menuju ke depan rumahnya sambil menenteng paper bag yang berisi kado untuk Gangga ditangan kanannya. Dan plastik berisikan kotak kue ulang tahun di tangan kirinya. Ia menguatkan hatinya untuk tidak menangis di hadapan Gangga. Perlahan ia mulai jalan mendekat dan Gangga memperhatikannya dengan seksama.
"Lo abis nangis?", tanya Gangga.
"Happy birthday, Gangga. Ini kue dan kado buat kamu. Tadinya aku mau kasih surprise buat kamu. Maaf semuanya jadi kayak gini", ujar Oliv dengan mata berkaca-kaca tanpa menjawab pertanyaan Gangga.
"Gue--"
"Udah gak perlu di jelasin", jawab Oliv sambil tersenyum.
"Aku capek berjuang sendirian. Aku sadar selama ini kamu berubah dan perlahan kamu menjauh. Mungkin aku emang belum bisa jadi yang terbaik buat kamu. Asal kamu tahu, selama ini aku sedih, Ga. Tapi aku tahu kamu gak bakal peduli. Sekarang aku kasih keputusannya sama kamu. Kita akan tetap jadi teman spesial atau lebih baik kita jadi teman biasa aja"Gangga terdiam sejenak. Hatinya terasa sesak mendengar semua yang dikatakan gadis di hadapannya ini. Perlahan penyesalan mulai merasuk ke dalam jiwanya. Namun, ia juga tidak mau egois dengan membiarkan gadis ini terus tersakiti dengan sikapnya yang berubah-ubah.
"Gue gak mau liat lo sakit terus ngehadepin sikap gue yang kayak gini. Gue sayang sama lo tulus dan karena itu gue gak mau terus-terusan nyakitin lo"
Dalam satu tarikan nafas, Gangga melanjutkan ucapannya.
"Jadi, lebih baik kita jadi teman biasa aja. Daripada lo harus nangis karena gue setiap hari"
Berat untuk Gangga mengucapkan kalimat itu. Hatinya sendiri sudah cukup sakit mengucapkannya. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Oliv saat ini yang pasti hatinya sudah hancur berkeping-keping. Namun, ia merasa ini jalan terbaik untuk dirinya dan Oliv. Mungkin sakit ini hanya Oliv rasakan sekarang. Perlahan tapi pasti, Oliv akan segera melupakannya.
Dapat ia lihat air mata mulai membanjiri pipi gadis itu. Namun, ia masih berusaha tersenyum di depan Gangga dan berusaha ikhlas menerima semuanya.
"Oke, kalo itu keputusan terbaik menurut kamu. Makasih banyak ya selama ini udah buat aku bahagia. Maaf juga kalo selama ini aku cuma jadi beban buat kamu"
"Kalo gitu aku masuk dulu ya. Kamu hati-hati di jalan", kata Oliv sambil berlari masuk ke rumahnya sambil melambai-lambaikan tangan pada Gangga.Pertahanan Oliv runtuh. Kini dirinya meluruh bersandar pada dinding seiring dengan jatuhnya air mata yang membasahi pipinya. Ia tidak bisa menjelaskan bagaimana sedihnya ia saat ini. Dunianya seakan runtuh. Harapan-harapan yang ia bangun bersama Gangga perlahan sirna. Bahkan kini ia merasa tuhan sangat tidak adil padanya. Ia merasa semuanya akan pergi meninggalkannya. Semua cerita hidupnya menjadi berbeda.
Kehilangan teman. Kehilangan Cinta.
"Sempurna"
Bantu vote & comment yaa! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
Teen Fiction[COMPLETED] Awalnya semua berjalan bagaikan keajaiban~ Seorang remaja yang di masa kecilnya tidak memiliki teman. Namun semua berubah saat ia menginjak bangku SMA. Dimana ia bisa berteman dengan banyak orang dan mulai membuka diri. Baginya ia menemu...