Semenjak kepergian Kiran, Oliv jadi semakin murung dan tak banyak bicara. Bahkan ia sering kali menangis jika ada yang menyentuh perasaannya sedikit saja. Gangga terus memperhatikannya. Rasanya ia ingin berada di samping perempuan itu saat ini. Memberikannya semangat dan kasih sayang. Namun, ia tak bisa berbuat apa-apa. Lebih tepatnya ia tidak mempunyai hak untuk itu.
Berita pindahnya Kiran dan Gery sudah menyebar ke satu sekolah. Kini nama Gery menjadi bulan-bulanan para siswa SMA Nusa Bangsa. Tak hanya itu, Kiran pun ikut terbawa-bawa dalam pembicaraan mereka. Melihat keadaan Oliv dan teman-temannya, Rey pun semakin gencar memancing emosi Shareen.
"Mana temen lo yang judes itu? Pindah ya? Uh kasian banget lo. Udah kehilangan Bams dan yang lainnya, sekarang kehilangan Kiran", ejek Rey.
Shareen dari tadi sudah tidak bisa menahan emosinya. Rasanya ia ingin menerkam cowok yang ada dihadapannya ini. Oliv pun merasakan hal yang sama. Namun, ia mencoba mencegah perkelahian antara Shareen dan Rey.
"Apa lo? Puas lo ngeliat kita kayak gini? Dasar manusia gak punya hati!"
"Gue? gak punya hati? Gue gak pernah ngerebut temen lo! Mereka sendiri yang dateng ke gue. Terus gue harus nyalahin diri gue sendiri?", ujar Rey sinis.Tak mau memperpanjang masalah, Lyla pun langsung mengajak teman-temannya ke luar kelas. Saat sedang berjalan di koridor sekolah, Oliv dapat melihat jelas di sudut tangga Gangga sedang berdiri bersama Carissa, teman sekelasnya. Mereka tampak sangat akrab layaknya teman lama yang tidak pernah bertemu. Melihat hal itu, Oliv merasa ada yang lain dengan perasaannya. Ia tidak suka melihat Gangga tertawa seperti itu, terlebih dengan wanita lain. Dan yang menambah kekhawatiran Oliv adalah karena setahunya Carissa suka bergonta-ganti pacar. Dan ia banyak mendekati cowok-cowok. Bahkan David sendiri merupakan mantan pacarnya. Ia tidak suka jika Gangga-nya direbut oleh perempuan seperti itu. Ia pun langsung pergi meninggalkan tempat itu. Tak peduli dengan teman-temannya yang terus meneriakan namanya.
Gangga pov
Sudah beberapa hari ini, aku melihat Oliv tampak sedih dan tidak bersemangat. Ia baru saja kehilangan salah satu sahabatnya dan itu pasti membuat hatinya hancur. Aku bingung harus berbuat apa untuk membuatnya kembali ceria. Saat sedang berjalan di koridor sekolah sambil memikirkan itu, tiba-tiba aku bertabrakan dengan Carissa saat aku akan berbelok menaiki tangga. Akhirnya, aku memutuskan untuk bertanya pada Carissa.
"Ris, gue mau nanya sama lo boleh?"
"Tanya apa, Ga?"
"Kalo lo lagi sedih, biasanya lo suka dikasih apa supaya lo bisa ceria lagi?"Aku sadar aku telah salah bertanya. Kini Carissa tersipu malu di depanku sambil menyelipkan beberapa helai rambutnya ke sela-sela telinga.
"Hmm biasanya sih gue suka dikasih cokelat atau bunga kalo gue lagi sedih. Kenapa emangnya, Ga?"
"Gapapa gue pengen nanya aja"
"Lo tenang aja, Ga. Gue gak gampang sedih kok orangnya"Aku hanya tertawa kikuk mendengar penuturan Carissa. Aku tahu sepertinya Carissa sudah salah paham dengan pertanyaanku. Tiba-tiba aku mendengar suara Feli dan Lyla yang memanggil nama Oliv.
"OLIV! Lo mau kemana?"
Aku dapat melihat Oliv sedang berjalan setengah berlari meninggalkan koridor dengan ekspresi yang sulit diartikan. Aku yakin ia salah paham melihat kedekatanku dengan Carissa.
Author pov
Disinilah Oliv sekarang. Di taman belakang sekolah yang sunyi dan nyaman. Ia bersandar pada sebuah pohon beringin besar sambil menatap birunya langit. Hari ini cuaca sangat sejuk membuatnya betah berlama-lama disana. Bayangan tentang kejadian tadi terus menghantuinya. Ia ingin menghalau pikiran negatifnya, namun ia juga tidak bisa berbohong kalau sekarang ia sedang cemburu.
Beberapa kali teleponnya berbunyi karena Lyla sedari tadi terus menelponnya. Jelas saja Lyla khawatir karena Oliv pergi begitu saja tadi. Ia memutuskan untuk tidak mengangkatnya dan kembali pada kegiatannya, yaitu menatap langit dan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya.
ting..tig
Suara notifikasi LINE berbunyi. Ia pun mengambil hp-nya untuk melihat pesan yang masuk.
"Gangga?", ujar Oliv dengan kening mengerut.
Gangga Pradipta : Liv, lo kenapa?
Oliv : Kenapa apanya?
Gangga Pradipta : Kenapa pergi tiba-tiba?
Oliv : Kamu mau tau jawaban yang jujur atau yang bohong?
Gangga Pradipta : Yang jujur.
Oliv : Aku cemburu.
Gangga Pradipta : Sama Carissa?
Gangga Pradipta : Maaf gue gak maksud bikin lo cemburu.Oliv : Aku cemburu karena sekarang kita gak bisa kayak dulu lagi.
Aku gak bisa ketawa bareng kamu lagi.Gangga Pradipta : Jujur gue gugup ada di deket lo, Liv. Gue kehabisan kata-kata dan otak gue gak bisa mikir.
Oliv hanya membaca pesan tersebut dan berpikir sejenak jawaban apa yang harus ia berikan atas pernyataan Gangga barusan.
Gangga Pradipta : Itu semua karena gue masih belum bisa lupain lo.
Bantu vote & comment yaa semuanya! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
Teen Fiction[COMPLETED] Awalnya semua berjalan bagaikan keajaiban~ Seorang remaja yang di masa kecilnya tidak memiliki teman. Namun semua berubah saat ia menginjak bangku SMA. Dimana ia bisa berteman dengan banyak orang dan mulai membuka diri. Baginya ia menemu...