Suara burung-burung bercicitan mulai merasuk ke dalam indra pendengeran Oliv membuat gadis itu terbangun dari tidurnya. Diliriknya jam dinding yang sekarang menunjukan pukul 5.30. Nyeri pada kakinya semakin menjadi setelah bangun dari tidur. Setelah menghela nafas, ia berusaha bangkit dari tempat tidurnya untuk segera siap-siap ke sekolah.
Dengan langkah pincang, Oliv berjalan menuju teras rumahnya. Ia memutuskan untuk menunggu Kiran menjemputnya di depan teras saja. Tak lama kemudian, terdengar bunyi klakson yang ia tahu siapa pemiliknya.
"Liv, buruann! bisa jalan gak lo", teriak Kiran dari dalam mobilnya.
"Iya iya bisa kok", jawab Oliv sambil berjalan mendekati Kiran.Hari ini Oliv tidak bisa menggunakan sepatu dikarenakan kakinya yang masih terbalut perban. Alhasil kini ia menggunakan sandal Hello Kitty lucu kesayangannya. Setelah sampai di mobil Kiran, mereka pun langsung menuju sekolah yang terbilang cukup jauh dari rumah Oliv.
Kiran mengendarai mobilnya selama 15 menit hingga akhirnya mereka tiba di bangunan hijau yang identik dengan SMA Nusa Bangsa.
Kiran pun memarkirkan mobilnya dan membantu Oliv untuk berjalan dengan cara memapahnya. Kini Oliv dan Kiran menjadi pusat perhatian. Sepanjang perjalanan, orang-orang menatap Oliv iba dan sesekali bertanya apa penyebabnya. Oliv pun menanggapi pertanyaan mereka sembari tersenyum. Contohnya saja Yuri, anak kelas XI IPA 4"Ya ampun, Liv. Kenapa kaki lo?", tanya Yuri dengan nada khawatir.
"Gapapa, kok. Biasa deh jagoan", jawab Oliv dengan maksud bercanda.Mereka pun melanjutkan perjalanan ke kelas. Sesampainya di kelas, Oliv melihat Gangga sedang menatap layar handphone-nya tanpa berkutik sedikitpun. Ingatan tentang kejadian semalam menyeruak dalam pikiran Oliv. Ia masih tidak percaya seorang Gangga yang terkenal cuek dan dingin serta tidak peduli wanita tadi malam menanyakan keadaannya. Namun lagi-lagi Oliv teringat pada perkataan Gangga untuk tidak terlalu berharap padanya. Sehingga Oliv langsung berasumsi bahwa Bams yang menyuruh Gangga untuk menanyakan keadaannya.
Dikarenakan Oliv tidak sempat sarapan pagi di rumah, Oliv pun mengajak Kiran untuk pergi ke kantin.
"Ran, ke kantin yuk. Aku gak sempet sarapan tadi", ajak Oliv.
"Yaudah, yuk", jawab Kiran antusias karena sebenarnya ia juga merasa lapar.Kiran pun kembali memapah Oliv berjalan menuju kantin. Tanpa Oliv sadari, sepasang mata dari tadi memandanginya. Mulai dari saat Oliv bangun dari tempat duduknya hingga punggungnya lenyap di balik pintu. Semuanya tak luput dari pandangan lelaki itu. Yap, dia Gangga. Tampaknya Gangga merasa sedikit lega karena sudah melihat keadaan Oliv secara langsung.
Saat ini pelajaran Matematika sedang berlangsung di kelas X IPA-8. Tampak jelas wajah suntuk dan bingung dari setiap murid mendengarkan penjelasan bu Wati yang ada di depan. Mereka pun diberi tugas oleh bu Wati untuk mengerjakan latihan di halaman 108.
"Kerjakan latihan halaman 108 sekarang! Kalau kalian tidak bisa, akan saya jemur satu kelas di lapangan upacara!", ancam bu Wati yang memang terkenal sebagai salah satu guru killer di SMA Nusa Bangsa.
Mendengar hal itupun seisi kelas menjadi ricuh. Terlihat beberapa murid berjalan ke sana kemari untuk mencari jawaban. Tak terkecuali Oliv dan teman-temannya yang terlihat sedang serius mencari jawaban. Tiba-tiba saja, Oliv dapat mendengar suara Gangga sedang berbicara dengan Gery. Yang berarti tepat di belakangnya. Ia menoleh ke belakang dan mata keduanya sempat bertemu sebelum akhirnya Oliv memutuskan kontak mata itu. Jujur ia merasa canggung saat ini. Kejadian semalam membuat Oliv menjadi salah tingkah saat berada di dekat Gangga. Setelah Gangga kembali ke tempat duduk, barulah ia bisa menghirup oksigen setelah tadi ia merasa kekurangan pasokan oksigen di sekitarnya.
Bel istirahat pun berbunyi. Kini teman-temannya mulai berkumpul di tempat duduk Oliv. Mereka menertawakan Oliv karena bisa-bisanya ia terserempet motor.
"Woy, Liv. Kenapa tuh kaki? Abis lomba lari keliling satu kampung ya?", tanya Kevin sambil tertawa terpingkal-pingkal.
Oliv pun hanya menatap Kevin dengan tatapan membunuh lalu kemudian ikut tertawa bersamanya. Gery dan David sedang sibuk menemui pacar-pacarnya masing-masing sehingga tidak mendengar apa yang Kevin katakan. Kemudian Oliv teringat ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Bams. Ia pun memanggil Bams untuk mendekat padanya.
"Bams, ada yang mau aku tanyain deh sama kamu", panggil Oliv.
"Apaan?", jawab Bams mendekat dan duduk di samping Oliv.
"Kamu ya yang nyuruh Gangga semalem buat nge-chat aku?"
" Hah? Enggak kok. Gue cuma bilang aja ke dia lo kenapa. Tapi gue gak nyuruh dia nge-chat lo, suer dah", jawab Bams sambil menunjukan dua jarinya.Merasa bagai ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya. Kini Oliv tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Berarti Gangga melakukannya atas kemauannya sendiri. Bukan karena Bams menyuruhnya. Andai saja di kelas ini tidak ada siapapun, mungkin Oliv akan melompat-lompat kegirangan tanpa mempedulikan kakinya yang sakit.
Sepulang sekolah
Siang yang terik membuat Gangga dan teman-temannya memilih untuk berkumpul di sebuah kafe depan sekolahnya. Hari ini yang berkumpul hanya cowok-cowok saja, karena mereka ingin boys time. Setelah semua pesanan mereka datang, mereka pun berbincang-bincang. Tiba-tiba Bams teringat sesuatu dan langsung bertanya pada Gangga.
"Woy Ga, lo nge-chat Oliv ya semalem abis gue bilang kayak gitu", tanya Bams mengintimidasi.
Yang ditanya hanya mengidikan bahu tanpa menoleh sedikitpun."Ada apaan sih? Kok gue gak dikasih tau", tanya Kevin yang mendapat anggukan dari David.
"Ini nih si Gangga udah mulai nge-chat si Oliv"
"Gercep juga ya lo! udah mulai suka nih ceritanya??", goda Kevin.
"Suka? Ya, enggaklah. Gue cuma nanya sebagai teman gak lebih. Lagian kan gue udah pernah bilang kalo gue gak bakal buka hati lagi buat cewek", timpal Gangga dengan nada bicara yang sulit ditebak."Apa iya kepedulian ini hanya sebatas teman? Atau mungkin, gue emang udah masuk dalam pesonanya?"
Aduhh mas Gangga! Ngaku aja sih kalo udah suka sama Neng Oliv. Pake malu-malu segala :p
Bonus pict buat yang kangen Gangga
Jangan lupa vote & comment ya! ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Story
Teen Fiction[COMPLETED] Awalnya semua berjalan bagaikan keajaiban~ Seorang remaja yang di masa kecilnya tidak memiliki teman. Namun semua berubah saat ia menginjak bangku SMA. Dimana ia bisa berteman dengan banyak orang dan mulai membuka diri. Baginya ia menemu...