Part 8 : Baper

75 11 1
                                    

Oliv pov
Aku merasa sangat lelah setelah berlarian menuju kelas. Peluh membasahi seluruh dahiku. Ditambah lagi dengan kepalaku yang terasa pusing setelah tidur tidak lebih dari 2 jam. Aku mencoba beristirahat dengan menenggelamkan wajahku ke dalam lipatan tangan. Sebelum itu, aku bisa melihat Gangga pergi keluar kelas.
"Untuk apa dia keluar? kan sebentar lagi pelajaran akan dimulai", batinku.
Beberapa saat kemudian terdengar suara langkah kaki mendekatiku. Dan tiba-tiba,
"Nih minuman buat lo. Kayaknya capek banget kayak abis lari maraton".
Gangga tersenyum padaku. Bisa kalian bayangkan betapa bahagianya aku saat ini. Aku merasa bagai terbang di atas awan. Akhirnya ia tersenyum padaku, untukku. Dengan gugup dan gemetar, tanganku mulai meraih botol minuman itu.
"M-m-makasih ya Gangga", kataku terbata-bata.
"Iya sama-sama", ucap Gangga sambil kembali duduk di tempatnya.
Aku bertekad pada diriku sendiri, aku tidak akan membuang botol minuman dari Gangga. Akan aku simpan baik-baik.

Author pov
Selama pelajaran berlangsung, Oliv tidak dapat berkonsentrasi dengan baik. Kepalanya terus berdenyut dan perutnya terasa sakit. Mungkin akibat ia tidur larut malam dan tidak sarapan di pagi harinya. Wajahnya yang pucat terus mengeluarkan keringat dingin. Lyla yang melihat itu pun merasa khawatir.
"Liv, lo kenapa? lo sakit ya?", tanya Lyla cemas.
"Gapapa kok", jawab Oliv tertunduk lemas.
"Gapapa gimana sih? itu muka udah kayak mayat hidup. Bentar lagi gue anterin lo ke UKS ya. Tunggu Bu Desi keluar dulu"
Oliv hanya bisa pasrah dan mengiyakan. Hingga jam pelajaran pun berakhir. Oliv melihat Gangga keluar kelas bersama Shareen. Ia tidak mau terlalu memikirkan hal tersebut karena ia bahkan terlalu lemah untuk sekedar membuka mata. Sesuai perkataan Lyla, Lyla mengantar Oliv ke UKS. Dengan perlahan Lyla memapah Oliv yang sudah tak sanggup untuk berjalan. Dan alangkah terkejutnya Oliv ketika ia sampai di depan kelas, ia melihat Gangga sedang bercanda bersama Shareen dan Zeta. Gangga tertawa sangat lepas hingga mungkin tak menyadari bahwa ada Oliv di situ. Oliv menjadi semakin sakit, bukan hanya sakit fisik namun hatinya juga ikut sakit. Ia hanya menunduk dan memperhatikan jalan menuju UKS.

Gangga pov
Setelah bel istirahat berbunyi, aku segera keluar bersama Shareen karena tadi Shareen bilang, Zeta ingin meminjam koleksi komik-ku.  Saat aku keluar kelas, benar saja Zeta sudah menunggu dan tersenyum padaku. Dia sangat cantik, membuatku salah tingkah dan gugup. Perlahan aku mendekatinya. Disana sudah ada Shareen yang memanggil namaku.
"Ga, ga sinii!", seru Shareen.
Aku pun menghampiri mereka dan langsung menyerahkan komik-ku pada Zeta. Ternyata Zeta anak yang asik. Dia mudah berbaur dan memiliki banyak topik pembicaraan. Aku rasa tidak salah aku menyukainya. Ia bisa membuatku tertawa hanya dengan lawakannya yang mungkin bagi orang lain tidak lucu. Namun bagiku semua yang dia ucapkan mampu membuatku tersenyum.
Beberapa saat kemudian, aku dapat melihat Oliv dan Lyla keluar dari kelas. Lyla memapah Oliv seakan-akan ia akan terjatuh. Wajah Oliv tampak pucat dan ia hanya menunduk. Aku ingin bertanya namun aku tidak bisa meninggalkan Zeta yang ku kagumi.
Tiba-tiba Zeta meminta Shareen untuk meninggalkannya berdua denganku.
"Reen, bisa gak tinggalin kita berdua? gue mau ngomong empat mata sama Gangga".
Shareen pun meninggalkan kami berdua, aku menunggu dengan cemas apa yang akan Zeta katakan.
"Gangga, gue tau lo suka sama gue. Tapi gue gabisa bales perasaan lo. Gue harap lo ngerti"
Tidak ada raut penyesalan di wajah Zeta. Aku mencari ketidakseriusan di mata Zeta. Namun aku tidak menemukannya. Jujur aku merasa sakit hati dan sedih. Namun aku tidak mau menunjukkannya. Aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan membuka hati untuk wanita manapun lagi.
"Zeta akan jadi cewek terakhir yang gue suka", batinku.
Aku terdiam sejenak sebelum membalas perkataan Zeta.
"Oke bukan masalah besar buat gue"
Zeta pun pamit untuk balik ke kelasnya. Aku pun memutuskan untuk masuk ke kelas dan mendengarkan musik untuk menghibur rasa sedihku. Namun aku masih bisa mendengar jelas pembicaraan Lyla dan Kiran.
"Eh, si Oliv mana kok gak keliatan?", tanya Kiran pada Lyla.
"Dia sakit. Tadi gue anterin ke UKS. Katanya sih dia begadang semalem", jawab Lyla.
Aku merasa sedikit bersalah pada Oliv. Aku merasa menjadi penyebab Oliv sakit.
"Nanti malam gue tanya aja deh sama dia", batinku.

Malam harinya
Sebenarnya aku tidak terlalu peduli penyebab Oliv sakit. Namun jika itu karenaku, aku merasa bersalah. Aku memberanikan diriku untuk bertanya pada Oliv.

Author pov
Oliv masih merasakan pusing di kepalanya. Tadi ia pulang lebih cepat dari sekolah karena guru piket sudah memberikan izin. Kini ia hendak tidur setelah selesai makan malam dan minum obat. Namun tiba-tiba notifikasi LINE berbunyi.

Gangga : Lo sakit gara-gara gue ya?

deg.

Yang di mulmed Zeta yaa teman-teman.
Cantik, kann?

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang