Part 35 : Rindu

45 7 0
                                    

"Happy birthday, Princess"

Oliv berjalan mendekati Gangga dengan mata berkaca-kaca. Ia tidak menyangka bahwa Gangga ingat hari ulang tahunnya.

"Kamu inget hari ulang tahun aku?"
"Mana mungkin gue lupa"
"Nih buat lo"

Tampak tangan Gangga gemetar saat memberi boneka itu pada Oliv. Begitupun dengan Oliv yang jantungnya berdetak tak karuan saat ini. Padahal sudah hampir 2 tahun lamanya ia menyukai Gangga. Namun, ia tetap saja tidak bisa mengontrol kegugupannya saat bersama Gangga.

Oliv memandangi boneka yang diberikan Gangga kepadanya. Lalu, matanya tertuju pada tulisan yang berada di tengah boneka tersebut. I Love You.

"Ini maksudnya apa?", tanya Oliv ragu-ragu.
"Menurut lo apa?"
"Ini cuma sekedar tulisan atau kata hati kamu secara gak langsung?"
"Gue gak tau"
"Kenapa gitu?"
"Gue bingung"
"Berarti ini gak ada artinya"
"I Love You"

deg.
deg.
deg.

Gangga berhasil membuat Oliv jatuh lagi dan lagi hanya dengan kalimat itu yang bahkan dulu sering Oliv dengar. Bagaimana ia bisa cepat melupakan lelaki ini jika hatinya menolak lupa?

"Gue balik dulu, ya", pamit Gangga buru-buru karena ia rasa saat ini ia tak sanggup lagi untuk berlama-lama dengan gadis itu.

Oliv masih diam mematung mencerna ucapan Gangga barusan. Sampai-sampai ia lupa mengucapkan terima kasih pada Gangga. Ia memeluk boneka itu erat dan membawanya ke kamar. Sesampainya di kamar, ia pun mengambil hp-nya dan mencari kontak Gangga.

Oliv : Makasih banyak buat bonekanya.
Tadi aku lupa bilang saking bahagianya.

Tak butuh waktu lama, ia pun mendapat balasan dari Gangga.

Gangga Pradipta : Sama-sama
Gangga Pradipta : Semoga lo suka ya.

Oliv tersenyum membacanya. Andai ia bisa berteriak, ia akan mengucapkan bahwa ia sangat menyukainya. Menyukai bonekanya dan juga pemberinya. Karena sudah terlanjur bangun, ia pun mulai membalas satu persatu chat dari teman-temannya.

Keesokan harinya saat ia sampai di sekolah, ia disambut oleh teman-temannya yang mengucapkan selamat padanya. Ia hanya membalasnya dengan senyum sumringah. Berkat kejadian semalam, mood-nya sangat baik pagi ini. Bahkan tak henti-hentinya ia menunggingkan senyum yang membuatnya terlihat cantik.

"Liv, ntar pulang sekolah ke rumah Feli yuk! katanya dia baru download film seru", ajak Shareen.
"Yuk yukk! Aku udah lama gak nonton film"

Ketiga teman Oliv pun tersenyum karena rencana mereka berhasil. Mereka sudah menyiapkan perlengkapan ulang tahun Oliv di rumah Feli.

Sepulang sekolah, mereka langsung menuju ke rumah Feli. Sesampainya disana, tiba-tiba Lyla menutup mata Oliv menggunakan kain hitam sehingga Oliv berteriak-teriak minta dilepaskan.

"Eh eh, kenapa nih?! lepasin donggg. Aku gak bisa liat apa-apa nih"

Teman-temannya pun hanya tertawa dan menggiring Oliv untuk masuk ke dalam. Shareen mematikan lampu sehingga suasana sangat gelap. Saat penutup mata Oliv di buka, muncul lah Feli dan Lyla dengan membawa kue ulang tahun disertai lilin yang berbentuk angka 17. Mereka pun menyanyikan lagu selamat ulang tahun yan membuat Oliv menangis haru.
"Happy birthday, Oliv sayang. Wish you all the best!", seru Feli.

Oliv pun meniup lilin dan mereka memakan kue bersama. Berfoto-foto ria dan meng-upload nya ke media sosial masing-masing.

Saat mereka sedang asik dengan dunianya sendiri. Tiba-tiba ponsel Shareen yang berada di atas meja berbunyi dan menampilkan nama Rey sebagai penelpon.

"Heh, sejak kapan lo telfon telfonan sama si Rey?", tanya Lyla mengintimidasi yang hanya mendapat cengiran dari Shareen.
"Loudspeaker, Reen!", pinta Feli.

Shareen pun mengangkat teleponnya.
"Halo?"
"Halo, lo dimana?"
"Rumah Feli. Kenapa?"
"Gue mau jemput lo"
"Kemana?"
"Gak usah banyak tanya. Gue ke rumah Feli sekarang"
"Tapi—"

Belum selesai Shareen bicara, telepon itu sudah dimatikan duluan oleh Rey.
"Ihh, Reen. Lo apa apaan sih? Gak inget kemaren lo baru marah-marah sama dia?"
"Gue juga gak tau, La. Dia nelfon gue ya gue angkat. Dia ajak gue jalan ya gue cuma nemenin dia. Lagian gak mungkin lah gue suka sama dia"
"Awas lo kemakan omongan sendiri"

Tak lama kemudian, Rey tiba dan menjemput Shareen. Oliv dan Lyla pun berpamitan pulang karena waktu juga hampir petang. Lyla sudah menawarkan Oliv untuk pulang bersamanya, namun Oliv menolaknya karena rumah Lyla sangat jauh dari rumahnya. Oliv pun memutuskan untuk memesan ojek online. Tiba-tiba terdengar bunyi suara knalpot yang menggelegar. Oliv pun menoleh ke sumber suara dan mendapati Gangga ada disana.
"Mau kemana?", tanya Gangga.
"Pulang"
"Gue anter"
"Gak usah. Aku bisa pulang sendiri"
"Udah mau malem"
"Aku pulang sendiri aja"
"Naik atau gue gendong?"

Oliv pun membulatkan matanya. Ia pun langsung menaiki motor Gangga sebelum cowok itu menggendongnya. Sepanjang perjalanan hening tercipta. Keduanya sibuk menetralkan kegugupannya masing-masing. Bahkan rasa mereka masing sama seperti dulu. Hanya saja takdir belum memperbolehkan mereka untuk bersatu.

"Makasih, Ga"

Gangga tidak menjawab dan hanya memperhatikan Oliv.
"Kenapa masih disini?"
"Lo ngusir gue?"
"Nggak, biasanya juga kamu langsung pergi"
"Kenapa kalo gue disini?"
"Ya, gapapa"
"Bentar aja, Liv"
"Kenapa?"
"Gue kangen lo"
"Apa kita gak bisa kayak dulu lagi?"

Gangga terdiam sebentar. Oliv menatap Gangga menunggu jawaban yang keluar dari mulut cowok itu.
"Gue gak bisa jamin kalo nanti gue gak bakalan berubah lagi, Liv. Gue gak mau nyakitin lo lagi. Biarin gue bahagiain lo dengan cara gue sekarang"
"Tapi ini justru buat aku sakit, Ga. Keadaan yang kayak gini buat kita canggung. Keadaan yang kayak gini bikin aku gak enak. Aku mau kita kayak dulu lagi"
"Maaf, Liv. Gue gak bisa. Tapi lo harus tau satu hal. Gue sayang lo dan gak ada yang bisa gantiin posisi lo di hati gue"

Bantu vote & comment yaa! ❤️

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang