Part 21 : Berharap Lagi

59 8 0
                                    

"Gangga"

Tanpa sadar Oliv mengucap nama itu. Melihat hal tersebut, Kiran, Lyla, Shareen, Bams, dan Gery langsung melihat ke arah pandang Lyla. Kini semuanya menatap ke arah Gangga berdiri dengan tatapan terkejut.

"Loh Ga, tadi lo bilang lo jenguk sodara lo. Kok tiba-tiba disini?", tanya Shareen bingung.
"Nipu lo ya?", tanya Bams dengan tatapan mengintimidasi.
"Gue mau ngambil buku catetan. Ketinggalan di laci", jawab Gangga datar dengan ekspresi dinginnya.
"Dan gue gak nipu. Gue baru aja pulang dari sana"

Dari sini Oliv dapat mencium aroma parfum vanilla yang digunakan Gangga. Aroma itu semakin kuat seiring dekatnya jarak antara Gangga dan Oliv. Kini Gangga berada tepat di samping Oliv karena saat ini Oliv berdiri di samping tempat duduk Gangga. Dirinya mematung. Rasanya seluruh badannya tidak bisa digerakkan padahal ia ingin segera berlari sekarang. Terlebih lagi kulitnya bersentuhan dengan Gangga saat Gangga berbalik. Dapat ia rasakan hangatnya kulit lelaki itu.

Setelah Gangga berpamitan untuk pulang pada teman-temannya, barulah Oliv dapat menggerakan tubuhnya dengan leluasa. Gery yang sadar akan hal tersebut berkata, "Yaelah, Liv. Ada Gangga aja lu kicep"
Mereka pun menertawakan Oliv yang sekarang terlihat seperti orang bodoh.

Sebelum pulang, Bams mengajak keenam temannya itu untuk makan rujak di dekat sekolahnya.
"Gue ngidam rujak deh, makan rujak dulu yuk", ajak Bams.
"Lo udah berapa bulan?! kok gak bilang-bilang?", sahut Gery dengan memasang ekspresi terkejut.
"Kampret! lu kira gue cowok apaan"
"Sensi amat sih kayak orang hamil", ledek Gery.
Bams yang kesal pun mengejar Gery sampai ke tempat rujak keliling itu. Oliv, Kiran, Feli, Lyla, dan Shareen pun hanya bisa tertawa melihat kelakuan kedua temannya itu.

Setelah selesai makan rujak, mereka pun kembali ke sekolah karena kendaraan mereka masih terparkir di sekolah. Sepanjang perjalanan mereka bercanda dan tertawa hingga tanpa Oliv sadari kini ia berada hampir di tengah jalan. Tiba-tiba ada sepeda motor yang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyerempet Oliv. Hal itu membuat Oliv terjatuh dan mengalami luka di siku dan kakinya. Semua yang melihat hal itu pun terkejut.

"OLIIVVV!!", teriak Feli panik.

Mereka langsung mendekati Oliv yang mengaduh kesakitan.

"Liv, lo gapapa? Aduh gimana nih", tanya Lyla bingung.
"Kaki aku sakit banget. Kayaknya terkilir deh", jawab Oliv sambil memegangi kakinya.
"Kaki lo harus diurut nih, kalo ngga bisa bisa makin parah"
"Tapi sebelumnya kita bersihin luka lo dulu ya di puskesmas", usul Bams.

Mereka pun membawa Oliv ke puskesmas terdekat. Setelah luka di kaki dan tangan Oliv selesai diobati, mereka pun mengantar Oliv pulang ke rumahnya.

"Makasih banyak ya kalian udah repot-repot nganterin aku"
"Sama-sama, Liv. Jangan lupa ganti perbannya ya", ujar Kiran.
"Cepet sembuh yaaa Oliv-ku sayang", seru Feli dari dalam mobil.
"Besok gue jemput lo yaa", kata Kiran

Setelah berpisah dengan teman-temannya. Oliv pun masuk ke dalam rumahnya dengan langkah tertatih-tatih. Mama dan papanya sedang tidak ada di rumah karena sedang ada keperluan di luar kota. Alhasil dia hanya berdua dengan adiknya di rumah. Oliv masuk ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya. Dapat ia rasakan nyeri di sekitaran siku dan kakinya. Ia merasa bersyukur teman-temannya sangat memperdulikannya. Mereka rela mengantar Oliv jauh-jauh ke rumahnya. Oliv tidak bisa membayangkan jika tadi tidak ada mereka.

Malam harinya

Saat ini Oliv sedang membaca novel hadiah dari papanya yang baru saja diberikan. Seakan terlarut ke dalam ceritanya, kini mata Oliv berkaca-kaca. Ya, Oliv terlalu mudah menangis. Bahkan hanya dengan membaca novel yang sedih pun iya bisa menangis. Tiba-tiba saja, bunyi notifikasi LINE dari hp-nya. Ia pun membuka pesan tersebut.
Dan itu dari Gangga. Pertama kalinya Gangga nge-chat Oliv setelah kejadian itu.

Gangga Pradipta : Liv, lo beneran keserempet motor tadi pas pulang sekolah?

Oliv terkejut membaca pesan tersebut.

Oliv : Eh iya, Ga. Kok kamu bisa tau?

Gangga Pradipta : Tadi Bams yang bilang ke gue.
Gangga Pradipta : Luka lo parah gak?

Oliv : Engga kok. Cuma lecet dikit sama terkilir aja.

Gangga Pradipta : Besok lo sekolah?

Oliv : Sekolah kok. Kenapa emangnya?

Gangga Pradipta : Hm engga gue cuma nanya
Gangga Pradipta : Yaudah deh, gws ya

Pertahanan Oliv runtuh dalam sekejap. Ia pikir ia akan bisa melupakan Gangga. Namun kepedulian Gangga padanya sekarang membuat harapan itu kembali tumbuh dan Oliv tidak bisa menghentikannya.

Oliv : Makasih ya ^_^


Oliv tidak bisa menyangkal bahwa saat ini ia sangat bahagia. Rasanya ia ingin sakit setiap hari saja jika ia bisa mendapatkan perhatian Gangga seperti sekarang ini. Gangga adalah obat terampuh untuk Oliv.

Gangga pov

Kini aku tengah duduk di jendela kamarku yang mengarah ke kolam renang. Bayangan tentang kejadian tadi terus terngiang-ngiang dipikiranku. Bagaimana bisa aku memiliki perasaan seperti itu. Rasanya baru sebentar saja aku sudah merindukan senyuman itu.

Hari sudah semakin gelap. Aku memutuskan untuk bermain game online favorit-ku dan mengajak Bams untuk bermain bersama. Aku pun mengirimkan pesan pada Bams.

Gangga : Nge-game yuk

Bams : Sorry, bro gue gak bisa. Gue harus temenin nyokap gue belanja bulanan.

Karena Bams tidak bisa menemaniku, aku pun mengurungkan niatku untuk bermain game. Namun, tak lama kemudian masuk lagi notifikasi dari Bams.

Bams : Eh Ga, Lo tau gak? tadi si Oliv keserempet motor loh pas pulang sekolah.

Mengetahui itu membuatku ingin segera mengetahui bagaimana keadaan Oliv sekarang. Aku juga tidak mengerti perasaan apa ini. Namun, aku juga tidak bisa menyangkal bahwa aku merasa khawatir.

Gangga : Kok bisa? Parah gak?

Bams : Ya lumayan. Tapi gak sampe mati kok tuh anak.
Bams : Kok lo panik sih? hmm kayaknya gue bisa mencium aroma-aroma jatuh cinta nih.

Aku hanya membaca saja pesan dari Bams itu. Bukan karena marah, tapi aku hanya tidak mood untuk bercanda. Kini pikiranku hanya tertuju pada perempuan itu. Ditambah lagi dengan jawaban Bams yang terdengar tidak meyakinkan.
Setelah kira-kira lebih dari 30 menit aku merenungkannya, akhirnya aku memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Oliv untuk mengetahui keadaanya.

Gangga : Liv, gimana keadaan lo?
(delete)

Gangga : Liv, udah mendingan belum?
(delete)

Aku bingung harus mengirim apa pada Oliv. Ketik hapus, ketik hapus. Daritadi hanya itu yang ku lakukan. Aku tidak tahu harus memulai dari mana. Setelah berpikir keras, akhirnya aku menemukan pertanyaan yang cocok.

Gangga : Liv, lo beneran keserempet motor tadi pas pulang sekolah?
(sent)

Aku meletakkan hp-ku di atas nakas dan menunggu balasan Oliv dengan harap-harap cemas. Tak lama kemudian Oliv pun membalas pesanku. Aku mulai menanyakan keadaannya. Dan rasanya begitu lega saat mengetahui keadaannya baik-baik saja.

"Apa aku sudah mulai menyukainya?"


Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang