Part 29 : Hasutan

49 8 0
                                    

Saat ini, Oliv dan teman-temannya sedang duduk di depan kelas dan bercerita tentang film horor yang baru Lyla dan Shareen tonton kemarin. Feli, Kiran, dan Oliv mendengarkan cerita Lyla dan Shareen dengan serius. Tiba-tiba Bams keluar dari kelas bersama David, Gangga, Kevin, Rey, dan Mondy. Lagi-lagi Bams melemparkan tatapan menusuk itu pada Oliv, Feli, Kiran, dan Lyla. Hal yang sama juga terjadi pada Kevin, Mondy, dan Rey.
David hanya tersenyum kikuk pada Feli. Dan Gangga hanya mengelus puncak kepala Oliv. Setelah itu, mereka semua berlalu dari hadapan kelima gadis itu.

Gery sudah lama tidak ikut bergabung dengan Bams dan teman-temannya. Setiap Bams mengajaknya untuk berkumpul bersama, ia selalu mencari 1001 alasan untuk menghindari mereka. Dan mereka baru mengetahuinya, bahwa selama ini Gery selalu menemui Kiran sehingga membuat mereka malas mengajaknya bergabung lagi. Ditambah dengan masalah antara Kiran dan Shareen.

"Kamu udah jelasin sama Bams, Reen? soal yang kemarin", tanya Oliv.
"Udah, Liv. Bahkan gue udah berusaha ngeyakinin dia kalo kalian tuh gak sejahat yang dia pikirkan. Dan yang kemarin itu cuma salah paham. Tapi dia tetap gak mau dengerin gue", jawab Shareen tertunduk.
"Gimana ya caranya supaya Bams mau dengerin kita? Gue kangen mereka. Gue pengen kayak dulu lagi", ujar Feli dengan mata berkaca-kaca.
"Apa kita coba ngomong langsung aja sama Bams dan Kevin? Karena Gangga sama David pasti udah dengerin penjelasan lo kan ,Liv, Fel?, tanya Lyla yang mendapat anggukan dari Oliv dan Feli.

Kiran sedari tadi hanya diam dan menyimak apa yang teman-temannya katakan. Ia merasa sangat bersalah karena ia merasa menjadi penyebab perpecahan antara teman-temannya itu. Mereka berempat pun memutuskan untuk mengajak Bams dan Kevin berbicara sepulang sekolah, tentunya tanpa Kiran karena mereka tahu Bams akan tersulut emosi melihat Kiran.

Sepulang sekolah, Shareen memanggil Bams dan Kevin untuk ikut bersamanya. Dan membawanya ke kantin. Disana sudah ada Feli, Lyla, dan Oliv yang menunggu. Melihat itu, Bams hendak kembali namun ditahan oleh Shareen. Akhirnya, Bams dan Kevin pun mau menemui Oliv dan teman-temannya.

"Mau ngapain sih? Gue mau pulang", ujar Bams dingin.
"Buang waktu!", sahut Kevin berdecih.
"Lo berdua kenapa sih sama kita? bukannya Shareen udah jelasin semuanya ke lo?", kata Lyla to the point.
"Sekarang kacang udah balik lagi ya kekulitnya? Dan ngapain lo suruh Shareen yang jelasin ke gue? Gak punya mulut lo semua?"

Tampak Lyla sudah tersulut emosi dan hendak pergi, namun Oliv buru-buru menahannya.
"Kita bukan gak punya mulut! Kamu sendiri yang gak peduliin kita pas kita manggil kamu. Terus itu salah kita?"

Bams tampak terdiam sejenak dan mengakui dalam hati bahwa selama ia mengabaikan panggilan mereka.

"Yaudah kalo mau ngomong, ngomong aja cepetan. Gue mau pulang. Gangga, Dave, Mondy, sama Rey udah nunggu di luar"
"Bams, dengerin mereka dulu!", pinta Shareen.

"Gue mau minta maaf sama lo pada, Oliv dan Feli juga. Kita bukan maksud mau jauhin Shareen. Tapi kita juga butuh waktu untuk berpikir. Dan kita gak semunafik yang lo bilang", ujar Lyla yang mendapat anggukan dari Oliv dan Feli.
"Aku mau kita kayak dulu lagi", kata Oliv.

Bams berpikir sejenak sebelum menjawab.
"Oke, gue maafin lo bertiga. Tapi untuk balik kayak dulu--"
"Sorry gue gak bisa", jawab Bams dan kemudian mengajak Kevin meninggalkan kantin.

Oliv, Lyla, dan Feli hanya menatap kepergian kedua temannya itu. Mereka sangat sedih mendengar perkataan Bams. Bahkan saat ini Feli sudah menangis tersedu-sedu.

Oliv merasa mulai kehilangan orang-orang yang ia sayangi satu persatu. Sangat terasa perbedaan antara dulu dan sekarang. Ia sangat merindukan saat-saat bersama Kita Kita Aja yang mungkin kini tidak akan ia rasakan kembali. Baru saja kemarin mereka tertawa bersama, kini hanya tinggal perpecahan yang berujung pada kehancuran.

Saat ini, Gangga dan teman-temannya sedang duduk di cafe depan sekolah. Tiba-tiba datanglah Bams dan Kevin dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.

"Darimana aja lo pada?", tanya Bams.
"Ketemu Oliv dan yang lainnya", jawab Kevin singkat.
"Ngapain?", kali ini Gangga angkat bicara.
"Mereka minta maaf gara-gara masalah kemarin. Dan minta kita buat balik kayak dulu"
"Terus?"
"Ya, gue maafin. Tapi gue bilang kita gak bisa balik kayak dulu"

Gangga dan David memilih untuk diam dan tidak menjawab lagi perkataan Bams. Karena mereka tahu saat ini Bams sedang dalam mood tidak baik. Daripada malah menimbulkan perkelahian antar mereka, lebih baik Gangga dan David diam.

"Maka dari itu gue gak suka berteman sama cewek. Ribet!", sahut Rey tiba-tiba.
"Iya, bener. Cewek itu ribet dan bisanya nyusahin aja. Banyak dramanya. Pusing gue liatnya", timpal Mondy.

Bams dan teman-temannya hanya memandang Rey dan Mondy bergantian. Kini mereka mulai berpikiran yang sama dengan Mondy dan Rey, tak terkecuali Gangga dan David walaupun masih setengah hati. Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari hp Gangga. Dan ternyata itu dari Oliv.

Oliv : Gangga, kamu dimana? Bisa tolongin aku gak?
Ban aku bocor nih di jalan Cendana.

Gangga : Oke, tunggu bentar gue kesana.

Membaca pesan tersebut, Gangga langsung bangkit dari duduknya dan pamit pada teman-temannya.

"Sorry gue duluan, ya. Ada urusan", pamit Gangga.
"Pasti Oliv, ya? Dasar bucin lo! Gak asik", timpal Rey.

Gangga yang mendengar perkataan Rey pun memandangnya sekilas, lalu segera pergi meninggalkan teman-temannya itu.

Oliv berdiri sambil berkacak pinggang. Hari ini cuaca sangat panas dan ia harus mendapatkan kesialan karena ban mobilnya bocor. Ia menunggu kedatangan Gangga yang katanya akan kesini menemuinya. Tak lama kemudian, terlihat Gangga dengan motor sport-nya melaju menuju tempat Oliv berdiri.

"Kenapa bisa bocor?", tanya Gangga.
"Kelindes paku deh kayaknya"
"Yaudah, yuk gue anter lo pulang. Ntar gue teleponin bengkel buat bawa mobil lo"

Oliv pun mengiyakan dan kemudian naik ke atas motor Gangga. Sepanjang perjalanan tidak ada yang memulai pembicaraan. Keduanya sibuk pada pikirannya masing-masing. Tak biasanya keadaan seperti ini terjadi. Biasanya mereka saling berbincang satu sama lain, baik Oliv yang memulai maupun Gangga. Hingga tanpa sadar mereka sudah tiba di depan rumah Oliv.
"Makasih ya udah anterin aku"
"Iya, sama-sama", jawab Gangga singkat lalu melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Oliv heran melihat sikap Gangga hari ini. Ia merasa ada yang berubah dari diri Gangga. Ia tak tampak seperti Gangga yang biasanya. Namun, Oliv tidak terlalu memikirkannya karena ia sibuk memikirkan perkataan Bams tadi siang.

Malam harinya

Seperti biasa, Gangga melakukan komunikasi dengan Oliv menggunakan aplikasi chatting. Sebenarnya mereka bisa saja telepon-an seperti pasangan yang lainnya, namun jika tak betatap muka mereka mendadak menjadi canggung. Jadi mereka memutuskan untuk chatting-an saja.

Oliv : Aku suka nya sih denger lagu yang mellow gitu.
Lebih meresap aja ke hati hehe

Gangga : Iya gue juga.

Oliv : Loh bukannya kata kamu, kamu sukanya lagu hip hop?

Gangga : Iya maksud gue itu.

Oliv lagi-lagi merasa ada yang lain dari Gangga. Tidak biasanya Gangga merespon chat-nya seadanya. Namun, kini Gangga terlihat tidak tertarik dengan chat-nya. Melihat hal itu, Oliv pun memutuskan untuk tidur saja.

Oliv : Yaudah kalo gitu aku tidur duluan ya.

Gangga : Iya.

Bahkan Gangga tidak mengucapkan good night pada Oliv. Padahal itu sudah menjadi kebiasaannya.

"Apa yang terjadi sama Gangga?"

Bantu vote & comment yaa!

Different StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang