Kim Namjoon
"Pak, saya lulus tes kemarin, nih. Saya boleh minta sesuatu, kan?"Kata-kata menuntut Kim Seokjin kembali terngiang di telingaku ketika aku sedang membaca materi ajar bab baru untuk minggu depan. Hari ini hari Jumat. Kebetulan aku hanya punya satu kelas pagi dan sisanya aku habiskan untuk mengurung diri di dalam kantor. Kegiatanku kalau tidak membaca, ya memandangi Kim Seokjin. Tapi hari ini anak itu tidak muncul bahkan setelah makan siang pun. Saat kuhubungi dia juga tidak membaca pesannya sama sekali.
Oke, aku berusaha positif saja. Mungkin dia sedang ada pertemuan dengan teman-teman kelasnya.
"Saya tidak minta yang aneh-aneh 'kok, Pak. Tapi Bapak tidak ada kegiatan 'kan hari Sabtu? Saya mau mengajak Bapak jalan-jalan."
Kim Seokjin dengan segala rahasianya. Aku seharusnya tidak terganggu dengan ajakannya. Toh, aku memang sudah lama ingin mengajakanya jalan-jalan. Mengingat aku yang memang sedang butuh piknik dan Taehyung sedang sibuk dengan drama barunya. Mengajak pria sibuk itu tidak akan pernah tahu kapan waktu yang baik untuk pergi bersama-sama. Jadi kupikir lebih baik mengajak Seokjin saja.
Ya seharusnya aku tidak terganggu sama sekali dengan ajakannya. Tapi bagaimana cara dia mengajakku kemarin itu yang membuatku sulit berpikir positif. Matanya yang membulat senang dengan suara diayun-ayunkan, terdengar seperti sedang menggodaku meskipun kurasa itu hanyalah caranya untuk terdengar lucu. Tapi entah kenapa aku malah berharap yang tidak-tidak akan ajakannya itu.
Apalagi ini Kim Seokjin. Orang yang paling sulit didekati beberapa bulan ke belakang, tapi sekarang menjadi orang yang paling cepat berinisiatif melakukan apa-apa.
Oh, jangan lupa bagaimana manjanya dia ketika bermain-main dengan urat tanganku ketika dia merengek tidak bisa menghapal materi tesnya. Sumpah, dia menggemaskan sekali. Sampai-sampai aku ingin terus memeluknya dan memberikan banyak ciuman gemas ke pipi dan bibirnya yang penuh itu.
Semua karena Kim Sialan Mesum Taehyung itu yang membuatku jadi suka berpikir yang tidak-tidak jika bersama Seokjin.
Jangan sampai aku terlihat seperti seorang pedofilia yang selalu bernafsu ketika melihat anak kecil. Jangan sampai.
Ditengah-tengah gejolak pertikaian batinku antara menjadi orang baik atau orang jahat, ponselku berdering satu kali sembari menampilkan satu notifikasi pesan masuk. Aku langsung mengambil ponselku dan membuka kuncinya ketika melihat nama 'Jinseok' disana.
Terdengar lucu setiap kali aku membaca nama kontaknya. Dia masih suka protes perihal namanya yang sama dengan hamster yang kupelihara. Katanya, Seokjin lebih menggemaskan daripada Jinseok kecil di dalam sangkar yang tak berdaya itu. Tipikal Kim Seokjin yang tidak akan pernah mendengarkanku saat kubilang namanya kubuat karena memikirkannya dulu. Keras kepala, tapi bikin sayang.
"Maaf, Pak. Sepertinya kita tidak bisa pergi besok hari. Ada makrab di kelas dan saya tidak bisa menolaknya. Maafkan saya, Pak. Padahal saya ingin sekali pergi bersama Bapak."
Pesannya diakhiri dengan emot menangis meraung-raung. Dia pasti merasa sangat bersalah karena membatalkan janji itu.
Lalu kubalas pesannya dengan cepat sembari menyandarkan punggungku pada punggung kursi putarku. Satu senyumku mengembang.
"Aku yang akan sangat merasa bersalah kalau sampai melarangmu pergi, Jin. Kau butuh sosialisasi dengan teman-temanmu, tidak hanya dengan diriku. Aku senang kau mau mengambil langkah untuk bisa dekat dengan mereka. Jinseok-ku rupanya sudah besar~ Aku bangga sekali."
Tak lupa kuberikan satu emoji tertawa di akhir pesannya, dan juga satu emoji hati berwarna merah yang dikirim terpisah. Lalu datang pesan-pesan lainnya yang berisikan kekhawatirannya tentang rencana liburan yang batal, juga ketakutannya membaur dengan teman-temannya. Dia hanya tidak bisa bicara di depan banyak orang dan cenderung menarik diri daripada berusaha untuk membuat dirinya menonjol.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] His Smile | Namjin
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ NAMJIN IS A COUPLE IN THIS STORY!!!! IF YOU ARE A HOMOPHOBIC, LEAVE THIS AND GO AWAY!!!! (forgive me for any mistakes, bcs this is my first time writing BL's story^^) alpakakoala, 2019