37. Post-coma

2.7K 427 63
                                    

Malam begitu cepat berganti menjadi pagi dan dalam sekejap mata siang pun datang. Matahari pongah sekali berdiri dengan sombongnya di tengah-tengah langit, membelah tebalnya awan putih dengan cahayanya hanya untuk menunjukkan pada seluruh makhluk hidup siapa sumber kehidupan dunia pada saat ini. Tentu tidak ada yang bisa mengalahkan sang matahari.

Agaknya berterima kasih pada sang matahari yang sedang melunak hatinya saat menyinari bumi. Cuaca di luar tidak terlalu panas dan terik, melainkan hangat. Orang-orang yang berada di dalam ruangan pasti akan senang pergi ke luar bersama orang terdekat. Piknik, misalnya.

Omong-omong tentang piknik, entah kenapa hari ini Seokjin ingin sekali pergi melakukannya. Sepertinya bukan ide yang buruk duduk di atas sehelai kain untuk alas duduk di atas rumput hijau ketika siang seperti ini. Sembari makan sandwich buatan sendiri lalu selesai makan membaringkan punggung dengan buku di tangan. Pasti akan sangat menyenangkan kalau bersama orang terkasih.

Seokjin lantas menghela napasnya dengan lesu begitu menyadari keadaannya sekarang. Tidak mungkin sekali dia bisa keluar dari tempatnya sekarang dalam keadaan seperti ini. Dia menundukkan kepalanya, melihat tangannya yang terpasang selang infus, lalu badan yang terbalut baju putih khas rumah sakit dan kepala yang masih dihiasi dengan perban. 

Huft. Benar-benar memuakkan.

Seokjin sendirian di dalam bangsalnya selama satu minggu ini. Terhitung sudah tiga minggu dia berada di rumah sakit setelah dua minggu penuh mengalami koma paska kecelakaan. Kemudian dia terbangun di sebuah kamar berwarna putih, sendirian. Entah bagaimana caranya dia bisa masuk ke dalam kamar VIP sementara dirinya sulit membayar sewa rumahnya. Jimin pun rasanya tak mungkin mampu membayar biaya kamar ini sendirian. 

Lalu buah-buahan dan cemilan di atas meja kaca dekat sofa. Banyak sekali. Pasti makanannya akan selalu bertambah dan menjadi banyak. Dia jadi bingung sendiri bagaimana cara menghabiskan semuanya. Pengirimnya pun tidak diketahui sama sekali. Seokjin sama sekali tidak dapat petunjuk siapa orang yang dengan mudahnya mengeluarkan uang untuk makanan itu.

Seokjin bosan. Sangat.

Matanya melirik ke arah jam dinding di depannya. Jimin terlambat lagi. Beberapa hari terakhir dia suka sekali terlambat datang dari jam yang dia janjikan. Katanya, dia punya pekerjaan baru di suatu cafe dan bosnya sangat sulit untuk didekati. Jadi dia masih tidak tahu bagaimana caranya menyelinap keluar ke rumah sakit. 

Huft. Seokjin bosan!

Bangsalnya sangat sepi. Telinganya jadi bisa mendengar suara detik jarum jam, bunyi ribut daun di pohon yang terkena angin, dan juga suara napasnya sendiri. Kalau sudah seperti ini pikiran Seokjin mulai meliar kemana-mana. Otaknya yang kehilangan memori mulai memutar banyak hal acak yang mungkin pernah dia lakukan di masa lalu, tapi bersama seseorang. 

Ada satu sosok samar yang tak bisa Seokjin pastikan siapa itu ketika kepalanya berusaha mengingat satu persatu memorinya yang hilang. Tabrakan maut itu hampir merenggut nyawa Seokjin, tapi syukurlah dia selamat. Hanya saja hampir semua memorinya hilang. Hanya beberapa hal yang bisa dia ingat, yaitu siapa dirinya, sedang apa dia sekarang, dan siapa teman dekatnya. Hanya itu. Tapi rasanya seperti ada yang kurang, tapi Seokjin tak tahu apa itu.

"Aduh!"

Tangan Seokjin reflek menekan kepalanya yang berdenyut keras ketika dia memaksakan otaknya bekerja menggali memorinya yang terkubur tanpa seizinnya. Seketika pening menjalari kepalanya. Seokjin pun merebahkan kepalanya ke atas bantal sembari matanya terpejam dengan kening berkerut menahan sakit. Efek benturannya masih sangat terasa sampai sekarang dan itu sangat menyakitkan.

Sebulir air mata keluar dari ujung matanya setelah kedutan di kepalanya hilang. Jantungnya yang sempat berdetak kencang akibat terlalu terkejut dengan denyutan menusuk di kepalanya perlahan menjadi normal kembali. Napasnya yang tak beraturan sudah mulai tenang kembali. 

[END] His Smile  |  NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang