Kim Namjoon
"Kau bilang dia introvert, gitu?" tanya Taehyung menyipitkan matanya, mengulang pertanyaan dan memastikan dia tak salah dengar.Aku mengangguk lalu menyuap segulung pasta di garpu ke dalam mulutku. Lalu menyuap sekali lagi sambil menatap Taehyung yang butuh beberapa detik untuk menyimpulkan segalanya dengan sudut pandang dia sendiri.
Sedangkan aku berusaha untuk tidak terlalu tertarik dengan reaksinya yang sering berlebihan itu. Dia suka mendramatisasi segalanya, dan aku suka sekali termakan dramanya itu. Dia harus berhenti melakukan sesuatu dengan wajahnya setiap kali aku bicara tentang Seokjin karena dia terus menambah sampah pikiran di kepalaku.
"Kenapa terdengar seperti penolakan, ya?"
Tuhkan. Apa kubilang.
Taehyung menatapku sambil menunggu reaksi apa yang keluar dari mulut dan wajahku. Dia ingin sebuah pengakuan akan kata-katanya, dan aku tak mau mengakui itu.
"Mana kutahu. Lagian kenapa kau bisa berpikir seperti itu, sih?" tudingku tak suka lalu meneguk anggur merah dari gelasku.
Tangannya bergerak menggaruk dagunya dan berkata. "Entahlah. Rasanya asing mendengar itu dari orang yang sama sekali belum dekat denganmu. Terdengar seperti 'hai, aku capricorn dan suka komplain tentang segalanya. Jadi kau bisa pergi kalau kau tak suka'."
Mataku langsung menyipit tak suka pada kata-katanya. "Zodiak tidak ada hubungannya dengan karakter manusia, tahu."
Taehyung buru-buru membalas perkataanku. "Tapi, aku mendengarnya seperti itu, Tuan Professor. Aku hanya berpikir kenapa bisa itu kalimat yang terlontar dari mulutnya untuk pembicaraan pertama kalian. Padahal ada topik hobi yang bisa kalian bicarakan."
Aku langsung lemas seketika, tak berselera menyantap makan malamku saat mengingat kejadian tadi siang. "Dia sepertinya bukan orang yang seperti itu, Tae," keluhku dengan nada sedih.
"Kalau bukan, berarti dia sedang membuat jarak tak terlihat di antara kau dan dia," kata Taehyung menyimpulkan sambil menuding samar garpunya ke arahku.
Mataku membola seketika. "Apa kau pikir dia sedang punya pacar, Tae?"
Taehyung malah mengangguk sambil menatapku serius. "Kurasa iya."
"Tidak! Tidak mungkin!" erangku histeris dengan tangan menutup mulut. "Tapi setelah kupikir-pikir, ada benarnya juga. Entah kenapa semuanya jadi memunculkan satu kesimpulan kalau sebenarnya dia sedang punya hubungan dan tak mau aku berlebihan mendekatinya. Oh tidak, Tae! Katakan kalau itu tidak benar," rengekku di akhir kalimat.
"Aku bukan Kim Seokjin, kalau kau mau tahu. Kau harus bertanya padanya langsung, hyung. Tidak ada lagi satu-satunya cara selain bertanya," jawab Taehyung malas lalu menyendok segulung besar pasta ke dalam mulutnya. Dia mulai lelah meladeniku yang menurutnya lamban dalam hal percintaan seperti ini.
"Bagaimana caranya? Nggak mungkin 'kan aku langsung bertanya 'hei, Kim Seokjin. Kudengar kau punya pacar. Apa itu benar?' saat dia masuk kantorku. Bisa-bisa tugas yang ada di tangannya dia lempar ke wajahku." Tubuhku langsung berjengit ngeri membayangkan wajah Seokjin yang memerah kesal sambil melempar tumpukan kertas tugas.
"Itu 'kan spesialisasimu, hyung. Bertanya pada mahasiswa yang tak bersalah sama sekali di kelas. Kau tahu tidak? Tindakanmu yang suka tiba-tiba itu membawa mimpi buruk untuk mereka."
Oke, itu lucu sekali.
"Meskipun begitu aku tidak pernah memberikan nilai dibawah B untuk mereka meski hanya beberapa orang yang bisa menjawabku. Dan lagi kelasku selalu penuh dan jadi rebutan setiap mahasiswa. Jadi, apa kah itu mimpi buruk atau malah mimpi indah?" tanyaku usil dengan senyum bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] His Smile | Namjin
أدب الهواة⚠️⚠️⚠️ NAMJIN IS A COUPLE IN THIS STORY!!!! IF YOU ARE A HOMOPHOBIC, LEAVE THIS AND GO AWAY!!!! (forgive me for any mistakes, bcs this is my first time writing BL's story^^) alpakakoala, 2019