"Apa aku harus bilang padamu kalau aku sudah melakukan itu bersama Seokjin, Tae?"
Taehyung langsung memelotot kaget. Mulutnya berhenti bergerak mengunyah daging steak yang baru saja dia kunyah tiga kali. Sudut bibirnya ada saus dan dia tidak peduli ada berapa pasang mata yang sekarang mencuri pandang ke arahnya sambil mengagumi betapa lucu wajahnya yang sedang terkejut seperti itu. Taehyung tidak peduli karena sahabatnya sekarang lah yang paling dia pedulikan.
"Aku seharusnya tidak kaget kalau pada akhirnya kalian akan saling menempelkan kulit satu sama lain. Tapi aku terkejut karena hyung melakukannya di hari pertama dia menginap. Dan itu apa karena chatku soal persediaan kondom di kamarku? Seriously, hyung?" Taehyung histeris sendiri sambil menatap Namjoon ngeri.
Serius, Namjoon mau melemparnya dari jendela restoran hotel kalau saja tidak ada penguntitnya yang sedang berjaga-jaga di kejauhan. Dia menyebalkan.
Belum sempat Namjoon membalas ucapannya, Taehyung sudah menghentikannya dengan menunjukkan telapak tangannya di depan wajah.
"Kalau hyung mau bilang kalau itu terjadi karena wajah Seokjin yang menggemaskan, aku tidak menerimanya." Dia menatap Namjoon dengan datar. Tidak mau mendengar jawaban yang selalu dikatakan setiap kali Taehyung bertanya apa alasannya Namjoon menyukai Seokjin.
"Tapi memang benar. Dia menggemaskan, Tae. Kau jadi diriku, deh. Dan rasakan bagaimana menderitanya aku ketika melihat tingkahnya meski hanya menggerakan bibir. Lucu sekali!" Namjoon sampai histeris sendiri saat membicarakannya dengan alis bertaut dekat ditambah wajahnya yang dibuat sedih sesedih-sedihnya. Heboh sendiri pokoknya.
Taehyung menghela napas berat lalu bersedekap di depan dada. "Kalau hyung tanya siapa yang lebih menggemaskan, Jungkook lah orangnya." Namjoon mencibir jawaban memuja Taehyung yang tak tahu malu itu, tapi dia tidak peduli. Dia melanjutkan ucapannya. "Tapi hyung benar-benar menyukai Seokjin, kan?"
Punggung Namjoon langsung menegak dengan mata menatap lurus mata Taehyung. "Aku mencintainya."
"Kau yakin?" tanya Taehyung memastikan. Namjoon tanpa pikir panjang langsung mengangguk.
"Oke aku tidak akan bertanya lagi. Kuharap keseriusanmu itu benar adanya, hyung," lanjut Taehyung sembari mengangguk lalu menyesap wine-nya dengan anggun.
"Aku akan menikahinya, Tae."
Namjoon sekali lagi sukses membuat Taehyung terkejut sampai wine-nya tersembur ke lantai di bawah kakinya. Dia mengerang kesal karena celana putihnya sedikit ternoda merah wine.
"Hyung serius?!" pekik Taehyung sembari mengelap bibirnya dengan punggung tangan.
Namjoon harus memberikan tisu dulu pada teman aktornya itu demi menjaga image menawan berkarismanya itu. Meskipun beberapa penguntit sudah tahu kalau Taehyung sebenarnya agak unik ditambah selera humornya yang bobrok itu. Tapi tetap saja di mata publik, Taehyung itu aktor 'mahal' karena sikapnya yang berkharisma.
"Aku tidak mau disebut sebagai pria telat puber karena bersetubuh dengan orang lain hanya karena ingin, Tae."
"Tapi kau memang seperti itu, hyung. Lihat dirimu yang sudah hampir empat puluh tapi baru kali ini menyukai seseorang. Hitung seberapa jauh umur kalian yang terlihat seperti paman dan keponakan--AUW!" Taehyung memekik saat Namjoon menendang kakinya di bawah meja.
"Kau selalu mengatakan umurku akan empat puluh semenjak sepuluh tahun lalu. Kau dan obsesimu dengan pria berumur empat puluhan," omel Namjoon sinis sembari mendecih di akhir ledekannya.
Taehyung hanya tertawa kotak menampilkan deretan giginya yang putih itu.
"Pokoknya aku akan melamar Seokjin," ucap Namjoon final.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] His Smile | Namjin
Fanfiction⚠️⚠️⚠️ NAMJIN IS A COUPLE IN THIS STORY!!!! IF YOU ARE A HOMOPHOBIC, LEAVE THIS AND GO AWAY!!!! (forgive me for any mistakes, bcs this is my first time writing BL's story^^) alpakakoala, 2019