27. Morning kiss

4.1K 490 85
                                    

Kim Namjoon
        
          
       
                
Malam terasa sangat singkat kalau sedang bersama Seokjin. Sepanjang malam dia berada di dalam pelukanku, dan ajaibnya kami berdua terbangun dengan posisi yang persis sama seperti tadi malam. Tidak ada yang bergerak, seolah-olah posisi saling memeluk seperti ini adalah posisi yang paling nyaman yang pernah ada.

Pemandangan tak biasa yang aku dapat pagi ini adalah wajah manis Seokjin yang sudah membuka matanya. Agaknya terkejut saat melihatnya pagi-pagi dengan mata bulat menatapku. Pun setelah itu aku tersenyum kepadanya dan mencolek ujung hidungnya dengan gemas.

"Pagi, tukang tidur," ujarku menggodanya dengan suara rendah khas orang baru bangun tidur.

"Bapak yang tukang tidur. Aku sudah bangun sejak setengah jam yang lalu," ujarnya sambil terkekeh geli karena sentuhan kecil di hidungnya.

Saat aku akan memindahkan tanganku dari pinggangnya, Seokjin malah mempererat pelukannya dan kembali mengusak hidungnya di dadaku. Seolah-olah enggan dijauhkan barang sedetik.

Aku sampai harus menahan napas karena pergerakannya yang tiba-tiba. Pun jantungku langsung berdetak cukup kencang karena pelukannya. Jujur, ini pertama kalinya aku dipeluk oleh orang yang kusuka. Aku memang minim pengalaman mencintai dan menyentuh seseorang. Bisa dibilang aku itu anti dengan yang namanya romantisme manusia yang seharusnya sudah aku rasakan sejak menginjak bangku sekolah menengah.

Taehyung bilang kalau aku sedang dalam masa puber, tapi telat. Terlalu telat.

"Jin, aku belum mandi. Bau." Tawa canggung keluar dari mulutku saat aku sadar Seokjin terlalu lama menghirup aroma tubuhku yang penuh peluh keringat dan tak berparfum lagi.

Bukannya menjauh, Seokjin malah tersenyum. "Bapak tidak bau sama sekali, kok. Saya malah suka menciumnya. Bikin saya betah."

Ingin rasanya aku berteriak di balkon sekarang juga sambil bilang:

SEBUTKAN MEREK ALKOHOL APA YANG TELAH MENGUBAH KIM SEOKJIN MENJADI KIM PENGGODA ULUNG SEPERTI INI! SEBUTKAN PADAKU!

Oke, jantungku semakin berpacu. Semakin kencang dan rasanya ingin meledak. Mukaku merah, panas, dan oksigen seakan-akan menipis di sekitarku. Seokjin malah semakin gencar menempatkan tangannya di sekitar pinggang dan punggungku. Entah apa yang dicarinya tapi dia terus saja mengusap pinggangku.

Aku terhenyak saat Seokjin menaikkan badannya ke atas. Dia letakkan hidungnya di ceruk leherku yang terekspos karena leher kaus yang kebesaran. Susah payah kutelan air liurku sendiri saat napasnya menggelitik permukaan bahu dan perpotongan leherku. Samar-samar aku masih bisa mencium aroma alkoholnya, tapi tidak sekuat yang tadi malam.

Jangan katakan kalau dia masih dalam keadaan mabuk. Tapi aku tidak mau ini menjadi nyata. Belum siap menerima semuanya secara tiba-tiba seperti ini.

"Kau masih mabuk?" tanyaku memastikan sambil sedikit menundukkan kepalaku untuk melihat wajahnya, tapi tidak bisa karena tertutup rambut dan kepala Seokjin cukup menghalangi pandanganku.

"Saya sadar sepenuhnya, Pak," jawabnya setelah menggeleng pelan. "Yang tadi malam pun saya sadar apa yang saya lakukan."

Aku terpaku. Tidak tahu mau bereaksi apa, selain menatap canggung sekitarku yang mendadak panas dan mendebarkan. Perlahan tanganku mulai berkeringat dan kakiku kebas. Sensasi menggelitik yang diberikan Seokjin sangatlah baru untukku. Tidak kusangka dia akan sepolos ini saat menggodaku, yang mana malah membuatnya semakin seksi dan terkesan agak.......dewasa.

"Er... kau tidak takut padaku, Jin?"

Seokjin menjauhkan kepalanya dan menatapku dalam jarak dekat dengan matanya yang membulat bingung. "Maksudnya, Pak?"

[END] His Smile  |  NamjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang