||• Jika aku bisa, aku lebih memilih mundur
sejak lama •||~ Melodie D'Amour ~
🎵🎵🎵
Pagi yang cerah menyambut Rania yang sedang mengulas senyum tak kalah cerah. Setelah semalaman ia berpikir panjang, pada akhirnya
ia memutuskan untuk bersikap biasa saja kepada El hari ini, semoga berhasil. Tolong bantu do'a.Rania keluar rumah dengan semangat seperti biasa, hari ini tasnya tidak berat karena tidak terisi oleh kotak bekal lagi yang selalu ia bawa sejak pertama kali masuk SMA. Jangan salah, kotak bekal yang selama ini Rania bawa bukan untuk dirinya sendiri melainkan untuk seorang Eldriano yang sampai saat ini belum mau menerima cinta Rania.
Langkah Rania mendadak terhenti, matanya memicing ke arah gerbang rumahnya. Di sana terlihat seorang laki-laki yang sedang duduk di atas motor dengan kepala tertutup helm. Ragu-ragu Rania melangkah mendekat, gadis itu pura-pura tidak menyadari sosok laki-laki yang berada di depan gerbang rumahnya.
Mencoba melewati tapi langkahnya berhenti karena sosok itu memanggil namanya.
Rania berbalik, matanya menelisik laki-laki itu dari atas sampai bawah."Lo siapa? Kok tau nama dan rumah gue" tanya was-was sambil menodongkan buku paket yang ia bawa ke arah laki-laki itu.
Terdengar kekehan dari mulut laki-laki itu yang tertutup helm full facenya. Rania dibuat bingung, gadis itu semakin menodongkan buku paketnya seolah benda itu adalah pisau yang bisa menyelamatkannya dari laki-laki di depannya ini.
Tapi perlahan Rania menurunkan buku paketnya seraya menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat laki-laki itu membuka helmnya. "Nggak ingat?" tanya laki-laki itu seraya tersenyum menawan.
Rania cengengesan. "Ingat kok, Hito"
"Ayo naik" Hito menepuk bagian belakang motornya memberi isyarat agar Rania duduk di belakangnya.
Rania menoleh ke samping, lebih tepatnya ke arah rumah El. Dan benar, apa yang ditakutkannya terjadi. Di sana terlihat El yang tampak cuek seperti biasanya sedang memanaskan motor.
Rania berniat melangkah mendekati pujaan hatinya itu, tapi buru-buru ia urungkan. Sekarang bukan waktu yang tepat, karena ia dalam mode bersikap biasa saja hari ini.Rania kembali fokus pada Hito. "Btw lo tau rumah gue darimana?"
"Gue nggak sengaja ngikutin lo kemarin"
"Oh"
Rania kembali terdiam, hingga seruan Hito membuatnya kembali tersadar.
"Nih pakai helm" Hito memberikan sebuah helm berwarna cokelat kepada Rania. Gadis itu menerimanya kemudian memakainya, tak butuh waktu lama hingga gadis itu naik ke boncengan Hito.
"Sudah?" tanya Hito seraya melirik ke arah spion yang menampilkan wajah Rania.
"Iya"
Hito melajukan motornya meninggalkan komplek perumahan Rania dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya.
🎵🎵🎵
Rania turun dari motor Hito begitu mereka sampai di parkiran sekolah.
"Kok susah" Rania berusaha membuka kaitan helmnya.
Hito baru saja selesai merapikan rambutnya yang cukup berantakan karena helmnya langsung menoleh ke arah Rania. Laki-laki itu mendekat selangkah. "Sini gue bantu"
Rania mengangguk saja, memajukan wajahnya ke arah Hito. Tangan Hito terulur untuk membantu Rania melepaskan kaitan helmnya bersamaan dengan kedatangan El yang memarkirkan motornya tepat di samping motor Hito.
Laki-laki itu tidak menoleh sama sekali, setelah mencabut kunci motor dan melepas helm ia segera pergi dari hadapan Rania yang masih terpaku bahkan tidak sadar jika helm yang ada di kepalanya sudah terlepas dengan bantuan Hito.
"Ran, kenapa bengong?" Hito mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Rania.
Gadis itu mengerjap beberapa kali, lalu tersenyum ke arah Hito. "Gue duluan ya"
Tanpa menunggu jawaban Hito Rania melenggang pergi meninggalkan laki-laki itu.🎵🎵🎵
"El tunggu"
Rania mempercepat langkahnya agar bisa sejajar dengan El, seolah tuli laki-laki itu tidak mendengarkan panggilan Rania sama sekali.
"El tungguin gue, lo salah paham"
Rania kembali berteriak, detik berikutnya ia berhasil menggapai tangan kanan El, menarik laki-laki itu agar berhenti melangkah.
El menatap Rania seperti biasa, datar."Lo salah paham"
Sebelah alis El terangkat.
"Gue sama Hito nggak ada hubungan apa-apa" jelasnya.
"Terus?" pertanyaan itu keluar dari mulut El.
"Jadi, jangan marah"
El tertawa sebentar, catat hanya sebentar kemudian kembali menetralkan ekspresinya.
"Lo mau pacaran sama dia juga bukan urusan gue, dan tolong berhenti ganggu gue!" El melepaskan tangannya yang digenggam oleh Rania setelah mengatakan beberapa kata tadi kemudian melenggang pergi meninggalkan gadis cantik itu.Sementara Rania, gadis itu masih terdiam di tempat. Tak ada niatan sedikit pun untuk beranjak dari sana, otaknya masih mencerna ucapan El barusan. Ucapan sederhana namun mampu menembus ulu hatinya, cukup perih.
Rania baru sadar akan apa yang dilakukannya barusan. Bodoh, batinnya dalam hati. Bukankah ia sedang dalam mode biasa saja pada El, lalu apa yang ia lakukan baru saja? Mengejar laki-laki itu dan menjelaskan apa yang terjadi.
Rania rasa dirinya sudah gila karena begitu menyukai El, semuanya ia lakukan hanya demi mendapat perhatian dari seorang Eldriano, tapi nyatanya perjuangannya tidak mendapatkan apapun. Saking ia menyukai El hanya untuk bersikap biasa saja pada laki-laki itu ia tidak mampu.Bisakah ia mundur sekarang? Jangan tanyakan, Rania sangat ingin mundur sejak lama, menyerahkan perasaannya pada waktu biar waktu yang mengatur semuanya. Tapi sayangnya ia tida bisa melakukan semua itu, perasaannya pada El terlalu besar membuatnya selalu kalah dan terdorong untuk terus mendekati El. Rania bimbang, ia ingin bertahan tapi ia tidak kuat jika hatinya kembali terluka, ia ingin mundur tapi perasaannya terlalu besar untuk diabaikan.
🎵🎵🎵
"Semangat Ran, lo pasti bisa" Melati menyemangati Rania setelah mendengar cerita bahwa gadis itu tidak akan mengejar El lagi. Dan hal itu tentu saja membuat Melati bahagia lahir batin walau dirinya tak yakin Rania bisa melakukannya.
"Kalau gue nggak bisa gimana?" tanya Rania lesu
"Yang penting usaha Ran, dan kalau lo berhasil gue teraktir seumur hidup" tawar Melati dengan berani. Santai saja, ia yakin Rania tidak akan bisa menjalankan niatnya. Melati sudah sangat hafal bagaimana Rania, dulu saat mereka pertama kali duduk di bangku SMA Rania pun mengatakan hal yang sama tapi buktinya sampai sekarang gadis itu masih gencar mendekati El. Untuk itu Melati berani memberikan tawaran yang merugikan diri sendiri.
Rania berbinar mendengar tawaran super berharga dari Melati. "Oke, Deal!"
Ucap Rania cepat seraya menari tangan Melati untuk dijabatnya. Kalau tawarannya seperti ini siapa yang mau menolak?🎵🎵🎵
Tbc...
Jangan lupa vote dan komen.
![](https://img.wattpad.com/cover/190365753-288-k314444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Teen FictionSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...