🎵54~ Melodie D'Amour🎵

46.1K 2.7K 581
                                    


Haiii gaes, ketemu lagi kita.
Maafkeun karena keterlambatan update yang disebabkan oleh ide yang nggak muncul-muncul.

Btw, kalo gw buat grup wa adakah yang mau join? Nanya aja sih, belum ada niatan buat grup.

Btw lagi, part nya panjang cuy, baca pelan-pelan aja jangan ngebut. Jangan lupa tandai typo oke.

Sebelum baca, absen dulu kuy siapa aja yg nunggu cerita ini up?
Dan teruntuk siders, siap-siap ginjalnya ilang satu...

Dah segitu aja, happy reading...

🎵🎵🎵

Setelah kejadian lamaran secara tidak langsung di taman belakang kediaman Aditama beberapa hari yang lalu, kedua orang yang bersangkutan memilih menghindar. Baik El maupun Rania tidak berusaha memberi kabar satu sama lain. Entah apa alasannya hanya mereka, tuhan, dan author yang tahu.

Tapi, anehnya mereka saling menanyakan satu sama lain kepada orangtua masing-masing. El tidak pernah absen bertanya tentang Rania pada sang mama, mulai dari pertanyaan berat sampai tidak penting sekalipun semua El tanyakan. Begitupun dengan Rania.

Para mama yang menjadi sasaran anak mereka mulai jengah, ingin memaki tapi mereka tahan. Bagaimanapun Rania dan El butuh waktu untuk sendiri, Rania masih syok dengan lamaran secara tidak langsung yang dilontarkan El.
Sementara El sedang berusaha menghilangkan rasa malunya setelah insiden tak terduga dan memalukan menurutnya.

Fyi, begitu laki-laki itu selesai berbicara dengan Rania waktu itu, ia langsung ngamuk tidak jelas di kamarnya. Bagaimana bisa seorang Eldriano yang terkenal dingin dan tidak peduli sekitar bisa mengeluarkan kalimat alay yang membuat dirinya sendiri ingin muntah. Apalagi Rania?

Memikirkan hal itu membuat kepala El rasanya mau pecah. Seharusnya mereka menghabiskan waktu bersama mengingat empat tahun tidak bertemu, apalagi dua tahun terakhir mereka sempat putus.

Presetan dengan rasa malu, rasa rindunya pada Rania dan keinginan untuk memeluk tubuh mungil itu jauh lebih besar sekarang.

El bangkit dari duduknya, meraih kunci mobil yang tergeletak di atas meja. Tujuannya adalah rumah Rania dan membawa gadis itu pergi entah kemana yang penting berdua.

"MA, AKU MAU KELUAR" teriak laki-laki itu berharap mamanya yang berada di dapur mendengar.

"MAU KEMANA?" balas sang mama berteriak.

"BELUM TAU"

"SAMA SIAPA?"

El terdiam sebentar, sebelum kembali berteriak kemudian melangkah keluar rumah.
"SAMA CALON MANTU MAMA"

🎵🎵🎵

Sudah sepuluh menit El berdiri di depan pintu rumah Rania yang tertutup rapat. Ia sama sekali belum memencet bel, tangannya keringat dingin ditambah degup jantungnya yang berdetak cepat membuat ia semakin gugup.
Rasanya ia ingin kembali saja ke rumah, tapi ia sudah terlanjur minta izin pada sang mama.

El menghela nafas panjang, tangannya terangkat untuk memencet bel yang terletak di samping pintu. Pencetan ketiga hingga El dapat menangkap suara langkah kaki dari dalam mendekat.

Pintu besar bercat putih itu terbuka, menampilkan sosok yang mirip dengan gadisnya namun berbeda usia.

"Siang tante" sapa El ramah tak lupa mencium punggung tangan mama Rania.

"Eh si ganteng, ayo masuk"

El tersenyum kaku, mengikuti langkah ekhem calon mertuanya masuk ke dalam rumah. Tidak ada tanda-tanda orang lain di dalamnya selain dirinya dan Indy.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang