🎵31~ Melodie D'Amour🎵

37.8K 1.9K 114
                                    

||• Tempat ternyamanku adalah di
pelukanmu•||




~ Melodie D'Amour ~

🎵🎵🎵

"Maaf, gue terlambat"

El berdiri tepat di hadapan Rania, mata laki-laki itu yang biasanya menyorot tajam dan datar kini terlihat melembut dan gurat khawatir tidak bisa disembunyikan dari wajahnya. Laki-laki itu meletakkan payung yang ia pegang di sampingnya kemudian berjongkok.

Tangannya terangkat untuk menghapus air mata Rania yang kian deras. Melihat Rania dalam kondisi seperti ini entah kenapa membuat hati El terasa seperti diremas oleh tangan tak kasat mata. Sakit dan menyesakkan.

"Jangan nangis" ujar El lembut.

Laki-laki itu mengubah posisinya menjadi duduk di samping Rania. Tangannya masih setia menghapus air mata Rania yang tidak mau berhenti mengalir.

"Hiks..." iskan itu berhasil lolos dari mulut Rania.
Hingga detik berikutnya El menarik Rania ke dalam dekapannya, memeluk erat gadis yang seharian ini selalu berkeliaran di otaknya membuat ia tidak fokus melakukan apapun termasuk menjawab soal olimpiade. El bahkan tidak yakin akan mendapat juara kali ini.

"Gue..hiks ta..takut" ujar Rania teredam oleh dada El yang dibalut hoodie. Laki-laki itu mengelus punggung Rania agar gadis itu merasa lebih baik.

"Ada gue Ran, jangan takut" balas El seraya mengeratkan pelukannya begitupun dengan Rania, kedua tangan gadis itu melingkar di pinggang El.

"Maaf karena hari ini nggak bisa jagain lo" sambungnya. Cukup menyakitkan karena tidak bisa menjaga seseorang ia sayang dan sialnya kabar ini ia dapatkan dari Regan apalagi saat mengetahui Hito lah orang pertama yang membantu Rania. Tapi bukan saatnya ia membahas itu sekarang, yang terpenting adalah Rania baik-baik saja.

El melepaskan pelukannya, menatap Rania lembut seraya menghapus bekas air matanya. Gadis itu tidak terisak lagi, air matanya mulai berhenti mengalir.

"Maaf" untuk yang ketiga kalinya El meminta maaf, kali ini disertai dengan sebuah ciuman di kening Rania cukup lama.

Mereka terdiam saling menatap satu sama lain hingga senyum terbit di bibir El kemudian kembali menarik Rania ke dalam dekapannya.
"Nyaman" hanya kata itu yang bisa Rania ucapkan, meskipun pelan tapi El masih bisa mendengarnya.

"Ran" panggil El.

Gadis itu mendongak menatap El dengan mata merah dan sembabnya.

"Maaf karena gue bukan orang pertama yang datang lindungi lo"

"Gue nggak papa"

El menghela nafas, tangannya yang bebas membawa kepala Rania agar bersandar di dadanya, membiarkan Rania menghirup aroma khasnya yang menenangkan.

"Lo buat gue nggak fokus jawab soal"

"Kenapa?"

"Gue khawatir" ujar El pelan. Ia sangat malu untuk mengakuinya tapi keadaan yang memaksa membuat ia terpaksa bersuara.

Rania melepaskan pelukannya sepihak, ia ingin melihat ekspresi wajah El. Laki-laki itu ternyata sudah memalingkan wajahnya menatap ke arah lain. Tapi, Rania masih bisa melihat pipi hingga telinga laki-laki itu memerah. Sangat menggemaskan. Rania tersenyum, El memang berefek luar biasa bagi Rania buktinya gadis itu sudah bisa tersenyum. Sepertinya ia sudah mulai ketergantungan terhadap El.

"El" panggil Rania.

Laki-laki itu menoleh, mengangkat sebelah alis seolah bertanya 'Kenapa?'

"Lo..nggak malu punya pa..pacar seperti gue?" gadis itu menunduk setelah menyelesaikan pertanyaannya.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang