🎵15~ Melodie D'Amour 🎵

43.3K 2.4K 371
                                    

||• Membingungkan, memang salah satu ciri dari cinta•||




~ Melodie D'Amour ~

🎵🎵🎵

Entah kenapa ucapan Melati tempo hari terus melekat di kepalanya, tidak mau menghilang barang semenit pun membuat El merasa bahwa dirinya akan gila sebentar lagi. Kalimat itu bagaikan kaset rusak yang terus merecoki pikiran dan telinganya.

El meremas rambutnya kesal, sial! Lagi-lagi sosok Rania kembali memenuhi otaknya. Gadis yang selalu tersenyum meski ia lemparkan kata-kata kasar. Gadis yang berpura-pura kuat dan terus berusaha agar dirinya terlihat baik-baik saja. Ada sedikit rasa bersalah menyeruak di hatinya membuat ia
mendadak gelisah.

Selama dua hari ini pasca Melati mendatanginya di kelas, bayang-bayang Rania selalu menghantuinya membuat ia semakin bingung dan tidak tahu harus berbuat apa. Tidak mungkin jika ia mendatangi Rania dan meminta maaf, sama saja ia mempermalukan diri sendiri dan sama sekali bukan tipe dirinya yang meminta maaf terlebih dahulu.

Toh jika dipikir-pikir, ia tidak sepenuhnya bersalah karena Rania sendiri yang memilih mengejarnya. Benar bukan?
Oke, jadi El tidak perlu bimbang dan gelisah lagi sekarang.

🎵🎵🎵

Hari ini adalah hari terakhir Rania dan Hito latihan karena besok mereka akan tampil.
Semua kelas mulai dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas dibebaskan dari kegiatan belajar karena guru-guru mulai sibuk rapat untuk acara ulang tahun sekolah yang akan diadakan besok pagi.

Sementara anggota osis sibuk mempersiapkan segala kebutuhan mulai dari dekorasi panggung sampai acara puncak tidak boleh terlewatkan sedikitpun. Acara ulang tahun untuk tahun ini harus benar-benar meriah dan istimewa dari tahun-tahun sebelumnya.

"Ran, mau latihan di taman nggak?" Hito bersuara setelah melewati beberapa menit dengan terdiam.

"Boleh, bosen juga di sini" Rania setuju.
Kompak ke duanya berjalan keluar dari ruang musik. Sepertinya latihan di taman akan menarik, selain bisa menikmati sejuknya angin, mereka juga disuguhi pemandangan lumayan indah dengan tumbuhnya bunga warna-warni di sekitar taman.

"Ran, lo duluan aja. Gue mau beli minum bentar"
Hito tiba-tiba menghentikan langkahnya.

Rania mengangguk mengiyakan, ia melanjutkan langkahnya menuju taman. Wajahnya tidak seceria sebelumnya.
Jika kalian bertanya tentang hati, masih dengan jawaban yang sama. Belum bisa tertata kembali, masih hancur menjadi kepingan-kepingan kecil.

Rania mendudukan dirinya di salah satu bangku yang tersedia. Menatap kosong ke depan, otaknya masih di penuhi oleh bayang-bayang El. Laki-laki itu tidak mau pergi dari sana barang sedetik. Hanya mengingat namanya saja mampu membuat jantung Rania berdetak kencang, gadis itu jadi tidak yakin akan ada sosok yang mampu menggeser El dari hatinya. Tapi, untuk saat ini Rania tidak berminat mengenal siapapun yang berjenis kelamin laki-laki.
Dan Hito? Rania sudah menganggapnya sebagai teman baik sama seperti Melati.

Rania terkejut saat merasakan sesuatu yang dingin menyentuh pipinya. Gadis itu menoleh ke samping mendapati Hito yang tengah tersenyum membawa dua kaleng minuman dingin.

"Buat cewek cantik yang sedang melamun" ucap Hito seraya menyerahkan sekaleng minuman tersebut kepada Rania.

Rania tersenyum seraya menerima pemberian Hito.
"Terimakasih"

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang