🎵Extra Part 2🎵

54.4K 3.5K 545
                                    

Bentar, mo salto dulu gw...
Huwaaaaa gaterasa cerita ini udah mencapai 1jt readers... Maacih semuanya, luv kalian pokoknya. Seneng bat sumpah...hehehe dah segitu aja.

Yang nyiders tiati jempol kanan lu ilang...

Happy reading....

🎵🎵🎵

Rania terbangun dari tidurnya karena rasa lapar yang tiba-tiba menghampiri, padahal beberapa jam yang lalu ia sudah makan malam bahkan porsi makannya bisa dikatakan untuk dua orang.

Perempuan itu melirik ke arah jam dinding. 02.19 dini hari, Rania menghela nafas kemudian melirik ke samping menemukan El yang tengah tertidur lelap. Ia ragu untuk membangunkan laki-laki itu tapi rasa laparnya benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama.

Perlahan Rania menggoyangkan lengan El, laki-laki itu bukan tipe orang yang susah dibangunkan. Merasakan pergerakan sedikit saja ia bisa langsung terbangun selelap apapun tidurnya. Seperti sekarang, laki-laki itu sudah membuka matanya, menatap Rania dengan sebelah alis terangkat.

"Aku lapar, mau makan yang manis-manis" ujar perempuan itu dengan mata berbinar membayangkan ada banyak makanan manis di depannya. El menggaruk pelipisnya sebentar, disuasana seperti ini otaknya masih belum bisa berfungsi.

"El, ayo beli" suara rengekan Rania terdengar menyadarkan laki-laki itu dari lamunannya.

"Kamu makannya banyak 'kan tadi, kenapa masih lapar?" tanya El heran. Karena bukan kali pertama ia dibangunkan oleh Rania pada dini hari seperti ini. Sudah seminggu terakhir Rania melakukannya.

"Salahin perut aku yang susah kenyang" jawab Rania. Wajahnya tertekuk saat mendengar ucapan El tadi.

"Mau makan apa?" tanya El akhirnya, laki-laki itu sudah bangkit dari tidurnya berjalan menuju lemari untuk mengambil hoodie. Rania mengikuti kemana laki-laki itu melangkah bukannya menjawab pertanyaan El.

"Mm...aku i..ikut boleh?" tanya perempuan itu penuh harap. Rambutnya yang acak-acakan justru membuatnya semakin menggemaskan dimata El.

Laki-laki itu menggeleng. "Disini aja, diluar dingin. Mau makan apa?" tanya El sekali lagi.

Rania ikut menggeleng, kedua mata bulatnya tampak berkaca-kaca membuat El serba salah. "Mau ikut, nggak berani sendirian"

"Biasanya kan aku tinggal"

"Pokoknya mau ikut!"

"Diam disini atau nggak ada makanan sama sekali"

Rania menunduk, perempuan itu sudah mengeluarkan air matanya. Selain mudah lapar, Rania juga mudah menangis akhir-akhir ini membuat El kebingungan. Ia harus bisa memilih kata-kata yang tepat untuk ditujukan pada Rania.

"Diluar dingin sayang, aku perginya pake motor biar cepet" ujar El lembut. Tangan laki-laki itu terulur mengelus kepala Rania dengan lembut. Perempuan itu mendongak, mata bulatnya masih mengeluarkan cairannya.

"Tapi, a..aku-"

"Sekali nurut ya, aku perginya nggak lama. Sekarang mau makan apa?"

Rania terdiam sebentar, ia tampak berpikir. Satu menit berlalu, perempuan itu menggeleng.
"Nggak ada, mau peluk aja" jawabnya tanpa dosa kemudian menyusupkan kedua tangannya melingkari pinggang El. Rania bersandar nyaman di dada El yang tertutupi hoodie abu-abu.

El menghela nafas pelan, ia sudah rela terbangun, sudah bersiap-siap juga tapi akhirnya seperti ini. Tolong berikan kesabaran lebih untuk Eldriano.

"Yakin nggak mau makan apa-apa?" tanya El memastikan. Rania menggeleng didalam pelukannya. Sepertinya perempuan itu mulai mengantuk.

"Ayo tidur" ujar El.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang