🎵17~ Melodie D'Amour 🎵

45.6K 2.2K 331
                                    


||• Marah, kesal, rasanya pingin makan orang •||
~Rania




~ Melodie D'Amour ~


🎵🎵🎵

Setelah berpikir semalaman dan tidak berhasil mendapat jawaban dari ucapan El kemarin membuat Rania gemas dengan laki-laki itu. Rasanya ia ingin menenggelamkan El saat ini juga, tapi ia cukup waras untuk melakukannya.

Rania kesal setengah mati, memukul-mukul meja dengan tangannya lumayan keras. Untung saja saat ini waktu istirahat, semua teman-temannya berada di luar hanya tersisa dirinya dan Rafli si pendiam.

"Aaaaaa pusing, tuh cowok maunya apa sih?"

"Gue nggak sepintar lo El, jadi bicara yang jelas!"

"Gue harus move on atau gimana?"

"Ya allah Rania bingung"

Rania berteriak seperti orang gila seraya meremas rambutnya frustasi. Hanya satu kata yaitu 'Bagus' sudah berhasil membuatnya jungkir balik. Ingim bertanya langsung pada El, tapi ia tidak memiliki keberanian. Ia takut jika laki-laki itu kembali mempermalukannya seperti beberapa hari yang lalu.
Tapi, jika seperti ini terus bisa-bisa ia mati muda karena penasaran.

"Lo kenapa sih? Dari tadi pagi aneh banget"
Melati datang membawa dua botol minuman dingin, memberikannya satu untuk Rania.

"Mel, lo tau nggak maksud kata bagus?"

Melati mengernyitkan dahi tida mengerti dengan pertanyaan aneh Rania. Gadis itu mengangkat tangannya, menempelkan punggung tangannya di kening Rania.

"Lo nggak demam, tapi kok tiba-tiba aneh ya?"

"Gue bingung Mel" ucap Rania tiba-tiba serius. Rania menatap Melati lekat.

"Bingung kenapa? Santai aja kali, sok serius lo!"

"Hito nembak g-"

"Terima!" sahut Melati cepat. Wajah gadis itu berubah sumringah tepat seperti seorang yang baru saja memenangkan undian sebesar satu miliar.
Rania berdecak "Gue belum selesai!"

"Terima Ran, Hito itu cowok baik-baik. Percaya deh sama gue" ucap Melati yakin.

Rania mengernyit bingung. "Tau darimana? Perasaan lo baru kemarin kenal Hito"

"Lo lupa kalau Hito temennya Regan? Gue tau dari dia lah" jawab Melati.

Rania mengangguk-angguk. Ia memang setuju dengan ucapan Melati kalau Hito adalah cowok baik mengingat laki-laki itu selalu menolongnya saat ia kesusahan bahkan tak jarang memberikannya perhatian-perhatian kecil. Di saat otaknya ingin memberi cela, tapi hatinya menolak dengan tegas.
Gadis itu menghela nafas, tidak tahu harus melakukan apa. Ia bimbang, hatinya masih sepenuhnya milik El dan tak tersisa sedikit celah untuk siapapun.

"Mel, gue bingung. Gue masih-"

"Rania sahabat gue yang paling bodoh, buka otak dan mata lo lebar-lebar. Kenyataannya lo sudah dihadapkan pada cowok yang benar-benar baik dan tulus suka sama lo, lo nggak seharusnya bingung. Kalau gue jadi lo, gue nggak akan mikir apapun lagi gue akan langsung terima Hito. Kesempatan baik nggak datang dua kali!"

"T..tapi hati gue nolak Mel, masih ada El di sana"

Melati menghela nafas kasar. "Lo benar-benar dibutakan sama cinta bodoh lo itu, kenapa sih masih mempertahankan El? Apa yang sudah laki-laki itu berikan buat lo? Dia cuma berikan lo luka Ran, dia jahat dia sama sekali nggak peduli sama lo"

Rania menggigit bibirnya, rasa sesak itu kembali menyeruak di dadanya. Ucapan Melati benar, El sama sekali tidak peduli padanya. Laki-laki itu selalu memberikannya luka, luka yang sangat dalam. Tapi, tetap saja hatinya masih mempertahankan El di dalam sana.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang