🎵28~ Melodie D'Amour 🎵

38.4K 2K 76
                                    


Ga ada quotes say, langsung baca yak😂
Btw, part ini belum diedit jadi tolong bantuannya tandai typo😘😘

🎵🎵🎵

"Apa gue pindah sekolah aja?" ujar Rania ragu seraya menundukkan kepala.
Gadis yang duduk di sampingnya menggebrak meja karena kesal.

"Pindah? Sejak kapan lo lemah kayak gini, Rania yang gue kenal itu kuat dan nggak pernah peduli kata orang lain!" ujar Melati tak terima dengan ucapan Rania.

Rania menghela nafas, menutup setengah wajahnya dengan buku. Ia merasa tak enak karena pandangan teman-teman kelas nya rata-rata tertuju padanya. Tak ada kata tapi tatapan kebencian itu justru membuat Rania lemah.

"Mel, gue nggak bisa kayak gini. Pura-pura nggak peduli justru buat gue semakin sakit. Gue nggak sekuat yang lo pikir, ada kalanya gue lelah dan memilih menyerah. Gue takut" lirih Rania.

Melati menggeleng kuat, memegang kedua bahu Rania erat. Memberikan tatapan menguatkan.
"Nggak ada yang perlu lo takutkan. Ingat, ada gue, El, Hito, Regan, Aldo. Semuanya pasti lindungi lo Ran"

"Sebelum kelas dua belas, masih bisa pindah sekolah-"

"RANIAA!!" Potong Melati keras. Gadis itu menatap Rania tajam menunjukkan kalau dirinya tidak suka dengan ucapan Rania.

Rania menggigit bibir bagian dalamnya, menahan diri agar tidak menangis. Semuanya terasa semakin rumit sekarang. Tiga hari berlalu ia pikir gossip buruk tentang dirinya mulai mereda, tapi sebaliknya. Hampir seluruh siswa-siswi membencinya, menatapnya penuh kebencian, bahkan beberapa kali dilabrak kakak kelas. Rania tidak yakin bisa bertahan, ada kalanya ia memilih menyerah dan mungkin sekarang waktunya.

"Maafin gue Mel, tapi gue benar-benar lelah. Dibenci hampir seluruh murid bukan hal yang mudah untuk gue lalui, gue capek Mel"

Rania bangkit dari duduknya, berjalan keluar kelas tanpa menghiraukan panggilan Melati. Ia butuh tempat sepi saat ini.

🎵🎵🎵

Rania terduduk lesu di bangku rooftop. Kali ini bukan taman tujuannya, karena ia yakin pasti ada beberapa orang di sana. Sementara di rooftop, hampir tidak pernah dikunjungi oleh siswa-siswi karena letaknya di paling atas.

Pandangan gadis itu lurus kedepan, membiarkan angin menerbangkan rambutnya tanpa niatan untuk memperbaiki. Air mata itu kembali menetes membasahi kedua pipinya. Pikirannya campur aduk, semuanya terasa berat dan sulit untuk ia hadapi.

Rania tidak memiliki keberanian untuk menghadapi, ia takut sangat takut. Bagaimana jika masalah ini semakin besar dan semakin memojokkan dirinya?

Rania berjengit kaget saat merasakan rangkulan di pundaknya. Gadis itu menoleh cepat dan menggeram kesal karena sosok yang merangkulnya saat ini tengah menampilkan cengiran bodohnya. Regan. Siapa lagi kalau bukan dia.

"Ran lima tambah lima berapa?" tanya nya tiba-tiba.

Rania mengernyit bingung tapi tetap saja menjawab. "Sepuluh"

"Lima kali lima?"

"Dua puluh lima"

"Lima bagi-"

"Lo kenapa sih?" potong Rania. Gadis itu terlalu kesal karena tiba-tiba saja Regan datang dan menanyakan hal yang tidak bermanfaat.

"Nggak papa, cuma mau nge tes aja lo masih normal atau nggak" jawab laki-laki itu tanpa dosa.

Rania sudah bersiap melepas sepatunya ingin melemparkan ke arah Regan. Laki-laki itu lantas berdiri dan langsung berlali meninggalkan Rania.

Rania menghela nafas pelan, merubah posisi duduknya menjadi berdiri. Kedua tangannya memegang pembatas rooftop, matanya fokus menatap ke bawah memperhatikan siswa-siswi berlalu lalang. Untuk kedua kalinya Rania menghela nafas, berharap masalahnya sedikit terangkat.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang