🎵46~ Melodie D'Amour🎵

33.9K 1.8K 114
                                    


Siapkan mental sebelum membaca!!
Yang jomblo mending nggak usah baca!!

🎵🎵🎵

"Kenapa bisa jatuh?" Rania bertanya di sela-sela kegiatannya mengompres kaki El yang sedikit membengkak. Posisi mereka saat ini berada di kamar laki-laki itu dengan El yang duduk bersandar di ranjang dan Rania yang tengah memangku kaki laki-laki itu seraya mengompresnya pelan menggunakan air hangat.
"Hindarin kucing yang tiba-tiba lari ke tengah jalan"

"Ck, lain kali hati-hati. Untung lukanya nggak parah, kalau sampai nggak sadarkan diri gimana? Kalau kamu koma gim-"

Ucapan Rania terhenti saat merasakan tepukan halus di kepalanya. "Mikirnya jangan kejauhan"

Gadis itu menunjukkan cengiran tak berdosanya, dan kembali fokus pada kegiatan awalnya.

Rania tak henti berceloteh, menceritakan bagaimana keadaan dirinya tiga hari belakangan saat hubungan mereka tidak baik-baik saja. Tanpa ada yang ditutup-tutupi termasuk saat dirinya menangis semalaman karena menyesal sudah mengucapkan kata-kata terbodoh menurutnya.

Iya, Rania tidak bisa menyembunyikan apapun pada El. Ia selalu berkata yang sebenarnya walaupun terkesan mempermalukan diri sendiri, tapi hal itulah yang membuat El semakin jatuh padanya.

Kadang El menimpali cerita Rania, menggoda gadis itu berakhir mendapatkan tepukan keras di kakinya membuat ia mengaduh. Bahkan dua remaja itu tidak sadar kalau ada seseorang yang menyaksikan interaksi mereka di ambang pintu.

"Ehem..."

Kompak keduanya menoleh ke sumber suara, senyum canggung terbit di bibir Rania berbeda dengan El yang tampak biasa saja.

"Tante" sapa Rania sopan.

Nada, tersangka yang melihat interaksi dua remaja tersebut tersenyum lebar. Ia melangkah masuk membawa nampan berisi apel yang sudah di kupas dan dua gelas jus jeruk.

"Jadi ingat waktu muda dulu" ujar wanita cantik itu. Ia ikut duduk di samping Rania yang berniat menyingkirkan kaki El dari pahanya.

"Lanjut aja kompresnya, nggak papa" ujar Nada.

Rania tersenyum canggung, melanjutkan apa yang dikatakan ehm calon ibu mertuanya.

"Tante itu suka gemes liat kalian, bawaannya pengen cepet-cepet nikahin tau nggak" Tanpa sadar Nada tertawa dengan ucapan konyolnya membuat Rania ikut tertawa, tertawa paksa lebih tepatnya.

"Ma" tegur El.

"Apasih, sewot mulu. Mama itu lagi bantuin kamu, bisa repot kalo Ran jadi mantu orang lain. Mending jadi mantu mama lah"

El menghela nafas pasrah, semakin bertambah usia mamanya ini semakin aneh. Tidak bisakah ia berbicara seperti itu setelah kepergian Rania, masalahnya orang yang tengah dibicarakan berada di tengah-tengah mereka memasang wajah canggungnya di tambah rona merah menjalar di pipi bahkan sampai ke telinga. El yakin, Rania pasti malu dan sedikit tak nyaman dengan pembicaraan blak-blakan sang ratu rumah.

"Iyakan Ran?"

"Maaa, udah"

Nada tertawa melihat ekspresi putra sulungnya. Senang menggoda El yang menurutnya terlambat puber.

"Ran, tante kasih tau ya sebenarnya El itu manja tapi ya gitu sok keren di depan kamu"

"Astagfirullah, mama!!"

Sial, rasanya El ingin menenggelamkan mamanya ke segitiga bermuda. Tapi, ia masih waras ia tidak mau dikutuk menjadi batu karena durhaka kepada mamanya.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang