Tandai typo sayangkuh....
Happy reading....🎵🎵🎵
Sudah terhitung tiga hari Rania menginap di rumah Melati, gadis itu sama sekali tidak berniat pulang ke rumah. Rasanya ia sudah lupa kalau dirinya memiliki keluarga dan rumah yang seharusnya menjadi tempatnya beristirahat.
Tiga hari bagi Rania lumayan panjang, tapi selama itu ia masih belum bisa menerima semuanya. Ia masih belum bisa memaafkan mamanya, ia masih canggung dan tidak terbiasa dengan kehadiran wanita yang sudah melahirkannya.
Gadis berambut panjang itu terlihat lesu, tidak ada niatan untuk menyusul sang sahabat yang tengah menghabiskan waktu istirahatnya di kantin. Rania lebih memilih berjalan menuju taman belakang sekolah. Beberapa minggu ini ia tidak pernah menginjakkan kakinya disana karena beberapa hal.
Rania mendudukan dirinya di bangku biasanya, gadis itu menunduk memperhatikan sepasang sepatunya. Rasanya sangat malas melakukan apapun kecuali melamun.
"Sendirian aja, pacar mana?"
Rania sedikit tersentak, gadis itu mendongak untuk melihat orang yang kini berdiri di depannya.
Hito, laki-laki itu berdiri dengan dua kaleng minuman dingin di tangannya disertai senyuman manis yang terkadang Rania rindukan."Gue boleh duduk?"
"Boleh" ujar Rania cukup semangat.
Hito mengangguk kemudian memilih duduk dengan jarak cukup jauh dari Rania. Laki-laki itu sadar kalau gadis cantik di sampingnya ini sudah memiliki kekasih, walaupun faktanya ia masih menyukai Rania. Ralat, sangat menyukainya. Perasaannya masih sama bahkan semakin bertambah kala tidak sengaja melihat Rania yang tengah tertawa bahagia. Gadis itu memang berdampak buruk bagi hati dan keinginannya untuk move on.
"Ini minum"
Rania menerima kaleng cola yang disodorkan oleh Hito. "Makasih" ujarnya seraya tersenyum manis.
God, bantu Hito menahan dirinya agar tidak mencubit pipi Rania sekarang juga. Ia tidak mau jika ada gosip yang menimpa gadis itu apalagi bersama dirinya.
"Kenapa nggak bareng El?" tanya Hito setelah terdiam beberapa menit.
Rania meletakan kaleng minumannya di sampingnya.
Gadis itu tersenyum kecut membayangkan beberapa hari ini El jarang menghubungi atau sekedar mengiriminya pesan."Olimpiade matematika tinggal sebentar, dan lo tau apa hubungannya dengan El" jawab Rania dengan nada kesalnya.
Hito terkekeh pelan, pada akhirnya ia mengacak-acak rambut Rania dengan gemas. "Resiko punya pacar pintar" ujar Hito
"Pokoknya gue kesel banget!"
"Coba dulu lo terima gue, lo pasti lagi ketawa sekarang"
Rania terdiam, gadis itu menoleh ke arah Hito dengan wajah terkejutnya. Hito balas menatap dengan sebelah alis terangkat.
"Jangan bilang lo belum bisa move on dari gue?" Rania menatap Hito horor.
"Gue emang belum bisa move on, susah! Lo terlalu perfect untuk dilupakan" balas Hito dengan senyum jahilnya.
Rania beringsut mundur, masih menatap Hito dengan pandangan horornya. Ia benar-benar tidak menyangka dengan kalimat Hito yang terdengar santai. "Hito, lo nyeremin tau nggak"
Sedetik kemudian terdengar gelak tawa dari mulut Hito membuat Rania semakin bergidik ngeri. Dalam pikirannya setan jenis apa yang tengah merasuki laki-laki tampan di sampingnya ini.
"Gue bercanda Ran. Gue emang belum move on tapi santai aja, gue bukan tipe cowok yang suka rebut pacar orang" jelasnya kemudian.
Rania menghela nafas lega setelah mendengar ucapan Hito, barulah gadis itu mendekat dan memukul pelan lengan laki-laki itu. "Lo nyebelin tau nggak! Gue nggak mau tau, lo harus teraktir gue" ujar Rania.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Ficção AdolescenteSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...