Sebelum membaca, mau nanya dong adakah yang nungguin cerita ini?
Soalnya makin hari peminatnya makin dikit aja.
Sakid gaes, hati author teriris eaaa.. Nggak seriusan kok, sakit banget tau udah cape-cape ngetik dan benar-benar maksa otak buat mikir dan taunya yang respon dikit. Mo nangis aja😭😭😭
Huhuhu padahal author cuma minta vote+komen kalian galebih, masih mending daripada author minta pulsa atau kuota kan parah. 😂😂😂
Udahlah segitu aja keluh kesah dirikoh, selamat membaca dan jangan lupa vote+komen. Siders gw doain jodohnya miper.
Bhhaayyy!!
🎵🎵🎵
Merenung seperti orang yang kehilangan harapan hidup beberapa hari terakhir Rania lakukan. Menonaktifkan hp nya kemudian menyimpan di dalam laci pun ia lakukan. Tidak ada tujuan lain selain untuk menghindari membaca pesan-pesan dari grup yang katanya ingin mengadakan acara kecil untuk merayakan kepergian teman-temannya yang lolos seleksi di universitas luar negeri maupun luar kota.
Ia benar-benar tidak siap jika dalam waktu dekat ini El akan pergi. Jadi ia memutuskan untuk tidak bertemu laki-laki itu dengan tujuan melatih dirinya jika El sudah tidak di dekatnya lagi. Karena bagaimanapun juga laki-laki itu membawa pengaruh besar pada dirinya, Rania takut jika ia bertemu dengan El ia akan melarang laki-laki itu untuk pergi yang sama sekali bukan haknya.
Terkadang Rania berpikir untuk menjadi egoi agar El tetap di sampingnya, tapi di sisi lain ia tidak mau menghalangi mimpi laki-laki itu. Ia juga tidak mau membebani El dengan memikirkan perasaannya.
Tok...tok...tok...
Rania tersadar dari lamunannya, menatap ke arah pintu kamarnya yang baru saja diketuk.
"Ran, ada Melati di bawah" suara mbak Mirna terdengar.
"Suruh pulang aja mbak, Ran nggak mood ketemu siapapun" balas Rania.
"Nggak boleh gitu, temannya datang jauh-jauh harus disambut bukan diusir"
Helaan nafas terdengar dari mulut Rania. Gadis itu berjalan ke arah meja rias sekedar untuk menyisir rambutnya yang tampak berantakan kemudian mendekat ke arah pintu dan membuka kunci.
"Suruh naik mbak, Ran males ke bawah"
Setelah menyelesaikan ucapannya, gadis itu kembali ke atas kasur, menutup diri menggunakan selimut dan berpura-pura sakit karena ia tahu tujuan Melati datang kesini tidak lain untuk memaksanya agar ikut hadir di pesta yang mati-matian ia hindari.Ceklek
Suara pintu terbuka kemudian ditutup kembali. Melati berjalan menghampiri Rania yang kini pura-pura tertidur. Gadis itu tersenyum miring, sangat hafal dengan prilaku Rania.
Tentu saja, ayolah mereka berteman bukan setahun dua tahun tapi sejak awal masuk sekolah menengah pertama. Mereka sudah menghabiskan enam tahun bersama jadi baik Melati maupun Rania sudah hafal sifat dan sikap masing-masing.Melati menyibak selimut yang menutupi tubuh Rania dengan kasar, gadis itu menepuk paha Rania keras membuat si pemilik paha langsung terduduk dan mengaduh kesakitan seraya mengelus pahanya yang tampak memerah jejak tangan Melati.
"Mandi nggak lo, kita pergi habis itu" paksa Melati seraya menarik tangan Rania.
"Gue nggak mau! Datang-datang main tarik-tarik nyuruh mandi" tolak Rania mentah-mentah.
Melati berdecak kesal, menyilangkan kedua tangannya di depan dada, kemudian menatap Rania kejam.
"Lo makin bertambah umur bukannya dewasa malah makin kekanakan, prihatin gue sama El karena punya pacar kaya lo" desisnya tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Teen FictionSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...