🎵36~ Melodie D'Amour🎵

33.5K 1.8K 55
                                    


Butuh ide, sumpah otakku bener-bener nggak bisa diajakin mikir makanya update lama.
Maafkeun author pemirsah, btw kalo kalian ada ide tolong share ke author biar gantungnya nggak lama.

Happy reading gaes...

🎵🎵🎵

Seminggu berlalu setelah El menghampiri Rania ke rumah Melati hingga saat ini laki-laki itu sama sekali tidak pernah mengirimi ataupun membalas pesannya membuat Rania berpikiran yang tidak-tidak. Rania khawatir karena El benar-benar menghilang, bahkan di sekolah pun ia tidak pernah melihatnya.

Rania mengaduk jus mangganya sebelum menyeruputnya. Sepuluh menit duduk di kantin hanya ia habiskan untuk melamun.

"Bisa nggak kalau kalian pacaran itu jangan di depan gue?" Rania berucap datar, pasalnya ia terlalu bosan melihat sepasang kekasih yang beberapa hari lalu menjalin hubungan. Melati dan Regan, dua orang yang sama sekali tidak pernah Rania sangka akan memiliki hubungan.

Melati berdecak. "Sewot aja lo, makanya nyari pacar nggak usah pintar-pintar amat lah"

"Nih salahin hati gue" balas Rania. Gadis itu benar-benar badmood sekarang. Gadis itu kembali menyeruput jus mangganya hingga tak tersisa, terlalu gerah menyaksikan Melati dan Regan yang terus bermesraan.

Bayangan tentang El yang jarang memperlakukan nya dengan manis terlintas di pikirannya, hampir sebulan pacaran laki-laki itu belum menunjukkan kalau dirinya benar-benar serius menjalin hubungan dengan Rania. Kadang Rania berpikir kalau El memacarinya hanya karena kasihan.

Helaan nafas terdengar jelas dari mulut Rania. Gadis itu merogoh hp dari saku roknya, mengecek berharap ia mendapat balasan dari El. Tapi nyatanya tidak ada notifikasi sama sekali.

"Pacaran aja sama rumus matematika, jangan sama gue! Ni cowok lama-lama ngeselin juga!!" gerutunya seraya memasukkan kembali hp nya dengan kesal.

Melati terkekeh. "Enak ya pacaran sama El?" sindirnya seraya menaik-turunkan alisnya menggoda Rania.

"Songong ya mentang-mentang punya pacar" dengus Rania.

"Haha iya dong, gue-"

"Yang, udah kasihan anak orang mau nangis itu" potong Regan justru membuat kekesalan Rania bertambah.

"Bodoamat, putus tau rasa kalian!"

Rania melangkah keluar dari area kantin, berlama-lama di sana bersama pasangan alay itu bisa-bisa membuatnya kehilangan kewarasannya. Menjauh dari mereka adalah solusi terbaik.

🎵🎵🎵

"Mbak, Ran lapar tapi males makan"

Rania terduduk lesu di sofa ruang keluarga di temani mbak Mirna. Mamanya sudah kembali sibuk beberapa hari yang lalu membuat Rania memutuskan untuk pulang ke rumah.

Mungkin kepulangan sang mama selanjutnya akan ia manfaatkan baik-baik dengan mencoba berbicara layaknya seorang anak dan ibu. Ia tidak mau terus-terusan terjebak masa lalu dan merasa bersalah karena belum bisa memaafkan mamanya. Bagaimanapun juga Rania sangat merindukan sosok mamanya, ingin merasakan pelukan hangatnya, ingin merasakan perhatian mamanya, dan masih banyak lagi. Ia tidak mau jika suatu saat nanti akan menyesal.

Mbak Mirna tersenyum seraya mengelus kepala Rania. "Kenapa gitu? Mau mbak suapin?"

Gadis remaja itu menggeleng. "Mau disuapin El, gimana dong?" ucapnya seraya terkekeh geli.

Mbak Mirna hanya menggeleng seraya menarik hidung anak majikannnya itu pelan.
"Ada-ada aja, ayo makan nanti maag kamu kambuh"

Walaupun malas, gadis itu tetap menurut. Berjalan di belakang mbak Mirna seraya memeluk sosok yang sudah ia anggap mama keduanya. Jangan heran jika Rania bersikap manja, karena gadis itu akan menunjukkan sikap ataupun sifat aslinya pada orang-orang yang berhasil membuatnya nyaman termasuk El.

Rania duduk lesu di meja makan, matanya memperhatikan mbak Mirna yang tengah menyiapkan makan malam untuknya. Entah keberapa kalinya gadis itu menghela nafas membuat mbak Mirna sesekali menoleh ke arahnya.

"Kenapa sih?" tanya mbak Mirna seraya membawa sepiring ayam kecap dan semangkuk sup yang sudah ia panaskan.

"Ran kesal sama El mbak, mau putus ajalah" ucapnya cemberut.

Mbak Mirna terkekeh pelan. "Yakin mau putus?"

"Kenapa nggak kalau dia ngeselin, seminggu nggak ngasih kabar berasa jomblo aja" gerutunya

"Ngomelnya dilanjut nanti, sekarang makan dulu"

Rania membalas dengan menganggukan kepala kemudian mulai menyendokan nasi ke atas piringnya dan mengambil satu potong paha ayam. Gadis itu mulai memakan makanannya dengan lahap, tak dapat dipungkiri masakan mbak Mirna selalu memanjakan lidahnya membuat ia selalu bersemangat untuk makan. Tidak salah mamanya mempekerjakan mbak Mirna di rumah ini.

🎵🎵🎵

Rania termenung di balkon kamarnya seraya mendengarkan musik kesukaannya yang akhir-akhir ini sering ia dengar. Lirik dari lagu tersebut benar-benar menggambarkan keadaan hatinya seolah lagu tersebut dciptakan khusus untuknya.

Rania menghela nafas kasar, matanya fokus menatap ke arah balkon kamar El. Lampu kamar laki-laki itu menyala, Rania bisa melihat dengan jelas bayangan laki-laki itu dibalik gorden putih.

Sepertinya laki-laki itu memang sedang belajar, tapi tidak bisakah ia membalas pesan Rania. Padahal membalas pesan tidak akan membuatnya bodoh.

Pikiran negatif tentang laki-laki itu mulai hinggap di kepalanya. Rania sudah mencoba untuk percaya dan berpikir positif, tapi mengingat El selama seminggu ini benar-benar menghilang membuatnya semakin yakin kalau laki-laki itu sebenarnya sedang menyembunyikan sesuatu darinya.
Atau mungkin El memiliki pacar selain dirinya?

Tidak! Rania segera menggelengkan kepala, mengusir pemikiran gilanya. El tidak mungkin melakukan itu semua, ia yakin kalau El hanya menyukainya bukan yang lain.

Ting...

Satu pesan masuk membuat lagu yang terputar di hp Rania terjeda sebentar. Dengan malas ia meraih hp nya yang tersimpan di atas meja kecil balkon kamarnya.

Tapi, semangatnya tiba-tiba saja muncul begitu saja saat melihat siapa yang mengiriminya pesan.

Pacar❤ : Tidur, jangan liatin gue mulu

Otomatis senyum di bibir gadis itu mengembang saat membaca isi pesan dari El.
Rania mengalihkan tatapannya dari layar hp sejenak ke arah balkon kamar El.
Ternyata laki-laki itu tengah berdiri dengan satu tangan memegang hp dan satunya lagi dimasukkan ke dalam kantung celananya.

Me : Kangen😭

Di sisi lain, El tersenyum membaca pesan dari Rania. Sayangnya gadis itu tidak bisa melihat senyumnya.

Sementara Rania masih setia memandangi layar hp nya menunggu balasan dari El.

Pacar❤ : Too

"AAAAAAAAA" tiba-tiba saja gadis itu berteriak, tidak menyangka dengan balasan dari El. Singkat tapi berhasil membuat jantungnya beraksi dengan cepat.
Satu pesan kembali masuk dari pengirim yang sama.
Pacar❤ : Jangan teriak, berisik

Rania terkekeh membaca isi pesan dari El. Dengan cekatan gadis itu mengetik balasan.

Me : Mau ngobrol

Tak lama El membalas.

Pacar❤ : Nggak bisa, tunggu beberapa hari lagi

Me : Kenapa sih?

Pacar❤ : gue haru fokus belajar, nggak boleh diganggu

Rania menghela nafas, memilih bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamar. Ia terlanjur kesal dengan El, apa salahnya sih hanya ngobrol sebentar. Lewat telepon pun Rania tidak masalah asalkan bisa mendengar suara yang selama seminggu ini ia rindukan.

Rania meletakan hp nya di atas nakas, ia berbaring di ranjangnya memilih memejamkan mata. Tidak ada niatan sama sekali untuk membalas pesan dari El.

🎵🎵🎵

Tbc....

Next part konflik btw, kurang baik apalagi aku udah ngasi spoiler... Eak...

Dahlah, jan lupa vote dan komen ges..
2020 basmi siders...

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang