JEEENGGG.... JENG... JEEENGGGGCIIEEE PADA NUNGGUIN WKWKWK😂😂
Mon maap karena baru up. Kendalanya? Seperti biasa kekurangan ide. Sumpah ye otak gw mumet banget, soalnya di rumah terus kaga bisa keluar kemana-mana.
Dahlah segitu aja, sekali lagi maafkeun author ya man teman.
Selamat membaca...Eits, jangan lupa vote dan komen!
Siders, sono ke jamban...🎵🎵🎵
Terlambat, hanya kata itu yang bisa menggambarkan keadaan Rania sekarang. Tatapan aneh serta bisikan-bisikan Rania dapatkan dari orang-orang yang berada di sekitarnya.
Gadis itu terduduk lesu di lantai bandara, menunduk guna menyembunyikan air matanya yang entah sejak kapan tumpah. Ingin menangis sekencang-kencangnya, tapi ia sadar dimana posisinya sekarang.
El sudah pergi, dan ia tidak bisa melihat laki-laki itu lagi untuk beberapa tahun ke depan. Ia tidak bisa merasakan pelukan hangat itu lagi, ciuman lembut di keningnya tidak lagi ia dapatkan. Ia terlambat.
Menyalahkan diri sendiri, hanya itu yang dapat Rania rasakan. El nya sudah pergi, semua ekspektasinya buyar, kata-kata yang ia susun untuk El sebelum laki-laki itu pergi sia-sia.
Sungguh, Rania benar-benar merasa bersalah terhadap El. Ia yakin pasti laki-laki itu menunggu kedatangannya, tapi ternyata ia terlambat datang dan berakhir menangis di dalam bandara dengan keadaan kacau.
"Hiks...gue terlambat..." Rania menghapus air matanya berulang kali, tapi tetap saja cairan bening itu kembali mengalir melewati pipinya. Rambut berantakannya menghiasi wajah basahnya, menempel seolah ingin menyembunyikan tangisan gadis itu.
Tuhan, bolehkah Rania berharap El masih disini menunggunya? Sebentar saja, berikan Rania waktu, ia hanya ingin mengucapkan betapa ia sangat mencintai laki-laki yang sudah lama merebut hatinya itu.
Meskipun mustahil, tapi apa salahnya berharap. Rania tidak akan pulang sebelum melihat El. Bodoh! Memang, tapi untuk terakhir kalinya ia ingin melihat wajah tampan itu di depannya. Rania mohon.
"Hei, kenapa duduk disitu?"
Gadis bersurai cokelat itu terdiam, menajamkan pendengarannya. Suara yang sangat ia kenali.
Menggeleng, Rania melakukan kegiatan tersebut beberapa kali. Menepuk pipinya kasar dan mendapati rasa sakit disana. Ia tidak mau mendongak, ia takut harapannya sia-sia dan berujung membuat hatinya semakin sakit.
"Ran?"
Elusan lembut di kepala kini Rania rasakan, sontak gadis itu mendongak mendapati sosok tampan yang tengah tersenyum lembut memberikan kehangatan tersendiri di hati Rania.
Buru-buru gadis itu berdiri, tanpa aba-aba menubruk tubuh tinggi sosok tampan yang masih setia tersenyum.
"Hiks..." isakan Rania mulai terdengar namun teredam oleh dada sosok tampan itu.
Rania mengeratkan pelukannya, benar-benar erat seolah memberi tanda kalau ia tidak ingin laki-laki yang tengah dipelukanya ini pergi.
"Stt, udah Ran nangisnya. Nanti mata lo sakit" ujar laki-laki tersebut.
El, pelaku yang membuat Rania menangis berusaha menenangkan gadis itu. Dielusnya rambut sang kekasih dengan lembut sebelum memegang kedua bahu Rania kemudian menjauhkan gadis itu dari pelukannya.
"Hiks..ka..kamu kenapa belum berangkat?" tanya Rania.
El tertawa pelan, melirik ke arah jam tangan yang digunakan oleh Rania.
![](https://img.wattpad.com/cover/190365753-288-k314444.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Teen FictionSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...