Dasar kalian nggak sabaran mau skip aja, untung lagi puasa jadi gw yang harus sabar
wkwkwk...Btw absen kuy, siapa yang nungguin cerita ini up??
Gw udah skip ya ceritanya...
Jangan lupa vote...Happy reading...
🎵🎵🎵
Empat tahun bukan waktu yang singkat, banyak cerita dibalik waktu yang panjang tersebut. Cerita sedih maupun senang tak luput didalamnya. Banyak hal yang berubah dari masing-masing manusia, termasuk perasaan.
Empat tahun ini Rania berhasil melewatinya dengan suka duka, ada kalanya bahagia dan sedih. Tapi sekarang adalah masanya ia berbahagia, hari bersejarahnya sebentar lagi dimulai. Dengan perasaan gugup ia duduk berjejer dengan mahasiswa lain menanti acara wisuda mereka. Rasanya Rania tidak percaya, secepat ini ia akan meninggalkan kampus tercinta.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, acara yang begitu dinanti berakhir. Ia berjalan keluar gedung dengan wajah sumringah, ia bahagia apalagi melihat raut bahagia diwajah kedua orangtuanya.
"Selamat sayang, mama bangga sama kamu" ujar Indy dengan mata berkaca-kaca seraya menyerahkan bucket bunga berukuran besar.
"Makasih ma, Ran nggak bakal sampai sejauh ini tanpa dukungan mama" balas Rania.
"Putri kecil papa sudah dewasa, papa bangga sama kamu" giliran kepala keluarga memberi selamat. Rania beralih ke sang papa. Memeluk erat tubuh tegap sang papa.
"Makasih papa, Ran sayang papa"
Papa Rania tersenyum, mengecup pucuk kepala putrinya dengan lembut.
"Tante Nada nggak dateng?" tanya Rania begitu menyadari sosok penting itu belum hadir.
"Masih dijalan" jawab Indy.
Rania mengangguk, saat ini ia tengah kerepotan membawa bucket bunganya. Tidak hanya pemberian dari orangtua, tidak sedikit adik tingkatnya yang datang memberi ucapan selamat dan bucket untuk Rania. Bahkan kakak tingkatnya yang sudah wisuda terlebih dahulu datang terang-terangan melamar Rania di depan orangtua gadis itu.
Jangan heran, selama berkuliah Rania memang menjadi selebriti kampusnya. Ia cukup terkenal, banyak yang menaruh minat pada gadis itu. Entah sudah berapa laki-laki yang mendapat tolakan dari Rania mulai dari tolakan halus sampai kasar.
"Raniiaaaaaa, astaga cantik banget, selamat sayang" Nada datang bersama Bela, si bungsu.
Wanita paruh baya itu memeluk erat Rania, memberikan ciuman-ciuman kecil di wajah gadis itu.
"Baru kemarin mama ngurus kamu sama El, sekarang udah gede aja" Nada mulai rusuh.
Jangan kaget dengan panggilan 'mama' Rania memang dipaksa oleh Nada memanggil wanita paruh baya itu dengan sebutan 'mama' awalnya Rania menolak, merasa tidak enak sekaligus canggung. Tapi kekeras kepalaan wanita paruh baya itu mengalahkan semuanya."Makasih ma" tapi Rania akan memanggil Nada dengan sebutan 'mama' hanya didepan wanita itu saja. Maafkan Rania mama Nada.
"Ayo kita foto, habis itu pulang, mama sudah masak banyak spesial buat kamu" ujar Nada antusias.
Rania mengangguk setuju.Setelah sesi foto berakhir, mereka memutuskan untuk pulang dengan Rania berada di mobil Nada. Ia harus berpisah mobil dengan orangtuanya karena Nada tiba-tiba menarik Rania agar ikut di mobilnya. Wanita itu hampir melupakan Bela yang merupakan anaknya.
"Kak Ran, Bela cuma bisa kasih ini ke kakak. Nggak papa kan?" Bela menyodorkan sebuah kotak persegi panjang.
Rania mengambilnya. "Nggak papa, kakak nggak harapin apa-apa dari Bela, cukup datang ke acara wisuda kakak aja kakak udah seneng banget" balas Rania seraya mengacak-acak rambut hitam Bela.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Ficção AdolescenteSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...