🎵44~ Melodie D'Amour🎵

32.4K 1.8K 245
                                    

Warning⚠

Siapkan kalimat hujatan kalian sebelum membaca...

Happy reading...

🎵🎵🎵

Tidak ada yang lebih membahagiakan selain terbebas dari segala hal yang berhubungan dengan sekolah. Dua hari yang lalu seluruh siswa-siswi kelas XII menyelesaikan tahapan terakhir yaitu unbk. Rania dan kawan-kawan tentu saja sangat bahagia, tapi di sisi lain rasa sedih menyelimuti karena mereka akan berpisah. Tidak ada canda tawa lagi, suasana kelas saat jam kosong akan sangat mereka rindukan.

Rania terduduk di salah satu bangku taman, tangan kanannya memegang es krim yang belum juga ia nikmati.

Senggolan pelan di lengannya membuat gadis itu tersadar dan menoleh. "Kenapa Mel?"

"Ngelamun aja, makan itu es krimnya"

Ah iya, hampir saja Rania lupa. Gadis itu buru-buru menikmati es krimnya yang mulai meleleh. Seperti biasa, es krim selalu berhasil mengembalikan moodnya.

"Lusa pengumuman snm, gue belum siap" ujar Melati tiba-tiba.

Rania yang baru saja mengklaim bahwa moodnya sudah baik-baik saja kini kembali redup. Es krim sudah tidak menarik lagi, tanpa perasaan gadis itu melempar es krimnya ke arah tong sampah yang berjarak kurang lebih lima meter dari tempat duduknya.

Kuliah, masalah satu itu akhir-akhir ini membuat dirinya terganggu.

"Kira-kira gue diterima nggak ya?" Melati kembali bersuara.

Helaan nafas terdengar dari mulut Rania.
"Gue nggak tenang Mel" ujar Rania pelan

Melati menoleh ke arah sahabatnya itu dengan sebelah alis terangkat. "Lo pasti diterima"

Rania menggeleng "Bukan itu"

"Terus?"

"El, setiap gue tanya dia daftar dimana dia nggak pernah jawab. Apa segitu nggak maunya dia satu univ sama gue?"

"Kok lo mikirnya gitu? Mungkin dia langsung kerja di perusahaan papanya"

"Nggak Mel, dia itu antusias banget mau lanjut pendidikannya tapi yang gue permasalahin ya itu dia nggak pernah mau jawab soal univ tempat dia daftar"

Helaan nafas kembali terdengar dari orang yang sama. Gadis itu menatap kosong ke depan, bahkan untuk sekedar berkedip pun terasa berat.

"Coba tanya baik-baik-"

"Emang selama ini gue nanya nggak baik-baik?" potong Rania cepat, menatap Melati malas.

"Bukan gitu, maksud gue nanya untuk terkahir kali dan targetnya lo harus dapetin jawabannya"

Rania berdecak. "Baik-baik darimana? Itu pemaksaan"

Melati gemas, ingin menceburkan Rania ke laut lepas. "Ya intinya lo harus dapat jawaban, daripada jadi beban pikiran lo"

Rania membenarkan ucapan Melati, ia akan berusaha agar El mau mengatakan dimana sebenarnya tujuan laki-laki itu melanjutkan pendidikannya. Rania pusing karena akhir-akhir ini selalu memikirkan masalah yang sama.

Di saat ia semangat-semangatnya membahas tentang kuliah, El justru tampak biasa saja terkesan acuh dengan pembicaraannya membuat Rania semakin penasaran dengan laki-laki itu. Mungkin kah ada sesuatu yang El sembunyikan darinya?
Sial, beban pikirannya kembali bertambah!

🎵🎵🎵

Sudah tiga hari Rania menjauhi El, telpon dari laki-laki itu tidak pernah ia jawab, pesannya tidak pernah ia balas jangankan balas membacanya saja ia enggan. Ia terlanjur kesal dengan El karena masalah yang sama, laki-laki itu tidak mau menjawab pertanyaannya.

MELODIE D'AMOUR [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang