Belum di edit, jadi tolong tandai typo..Happy reading..
🎵🎵🎵
Entah sudah keberapa kalinya Rania menggerutu bahkan mengumpat. Gadis itu benar-benar kesal dengan Edo, teman kelasnya yang merupakan pasangan duetnya dalam acara ulang tahun sekolah dua minggu lagi.
Edo tiba-tiba saja berubah pikiran dan tidak mau menjadi teman duet Rania dengan alasan laki-laki itu demam panggung membuat Rania ingin menganiaya Edo saat ini juga.
Bu Erika yang merupakan pelatihnya menyetujui keputusan Edo membuat Rania bertambah kesal pasalnya ia harus mencari pengganti Edo. Padahal yang berbuat kacau Edo, tetapi yang dirinya yang terkena imbas.
"Gue nggak mau tahu, lo harus bantuin gue nyari pengganti lo" tegas Rania seraya berkacak pinggang di depan Edo yang tengah menyeruput es jeruknya.
"Ogah, minta Bu Erika aja sana" tolak Edo
Rania berdecak kesal. "Seandainya bunuh orang nggak dosa, gue pasti sudah bunuh lo dari dulu"
Edo tertawa mendengar ucapan Rania. "Lihat darah aja langsung pingsan lo" ejek Edo
Rania menghela nafas, menatap Edo sayu.
"Do, lo nggak kasihan sama gue? Lo tega biarin cewek secantik gue susah?" tanyanya lirih."Gini deh, gue ada kenalan kakak kelas yang suaranya bagus. Nanti gue kirim kontaknya ke lo"
"Jangan kakak kelas Do, gue kan pemalu. Yang seangkatan aja" tolak Rania.
Edo menatap Rania dengan kesal. Giliran dibantu, gadis itu menolak. Maunya apa sih?
"Ya elah, ngejar El aja nggak malu lo""Ish, itu beda lagi" kesal Rania. Gadis itu berbalik dan meninggalkan Edo dengan kaki yang dihentak-hentakan. Berbicara dengan Edo hanya membuat dirinya emosi. Lebih baik ia pergi dan mulai mencari kandidat pengganti Edo yang pastinya lebih baik.
🎵🎵🎵
Ada dua hal yang El benci di dunia ini.
Pertama Rania, yang kedua diganggu. Jadi saat Rania mengganggunya rasanya ia ingin bunuh diri saja atau paling tidak hilangkan Rania dari pandangannya.Sebenarnya bukan hal sulit bagi El untuk membuat seseorang menghindarinya, hanya dengan sedikit kata tajam maka orang itu akan hilang secara perlahan dari pandangannya. Tapi Rania? Gadis itu seolah memiliki mantra pelindung sehingga sekeras dan sekejam apapun perkataan El gadis itu tidak pernah tersinggung justru semakin bersemangat untuk mendapatkannya.
Tapi beberapa hari terakhir El bisa merasakan kehidupannya yang dulu, yaitu aman, tentram dan damai karena ketidak munculan Rania di depannya. Rupanya gadis itu sudah menyerah dan tidak mengejarnya lagi, dan El rasa ia harus membuat syukuran besar-besaran di rumahnya nanti.
"Woy, ngelamun aja. Mikirin gue ya?" Regan datang dengan tiba-tiba membuat El sedikit terkejut.
"Gan" panggil El
Regan menatap El, laki-laki itu mengernyitkan kening saat melihat ekspresi serius El.
"Kenapa?" tanya Regan tak sabaran.
El berdeham sebentar. "Gue mau ngadain syukuran deh kayaknya" ucap El bertambah serius.
Kini Regan dibuat bingung, kerutan di dahinya semakin terlihat jelas. "Syukuran buat apa? Tante Nada hamil lagi?"
"Bukan"
"Atau om Gilang buka cabang perusahaan lagi?"
El menggeleng keras. "Gue mau buat syukuran karena Rania nggak ngejar gue lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
MELODIE D'AMOUR [✔️]
Teen FictionSequel "my cool husband" Cerita berdiri sendiri, tidak berpengaruh jika membaca secara terpisah. Follow first🙏🙏 🎵🎵🎵 Kisah seorang gadis cantik bernama Rania Brigitta, si cerewet, keras kepala, dan pantang menyerah yang menyukai sosok laki-laki...