Chapter 18

666 14 0
                                    

Sinar matahari telah menyeruak masuk lewat jendela kamar seorang pria tampan tapi ia tak berniat untuk bangun sampai pada akhirnya ia dia dibangunkan oleh jam alarm miliknya

Kring...kring...kring

Pria itu pun mematikan alarm miliknya dan segera berlalu menuju kamar mandi untuk bersiap menuju sekolah setalah 15 menit pria itu berkutat dengan kamar mandi ia sudah siap dengan seragam sekolahnya ia berjalan menuju lantai bawah rumahnya.

Saat sudah sampai bawah ia melihat keadaan rumah kosong "pada kemana yah" batin pria itu bertanya,

"Aden udah bangun" tanya bi inah pembantu rumah tangga

"Udah bi" jawab pria itu

"Ouh iyh bi mamah sama papah kemana ko gak ada yh?" Tanya pria itu

"Ouh itu nyonya sama tuan pergi untuk mengurus perusahan tuan den" jawab bi inah

"Ouh"

"Aden mau sarapan apa biar bibi buatkan" tawar bi inah

"Roti aja bi"

"Yaudah bibi siapkan dulu yah" pamit bi inah pria tersebut itu pun memilih duduk di meja makan sendiri karena orang tuanya mengerjakan pekerjaan perusahaan, tak lama bi inah datang membawa roti untuk pria itu sarapan

"Ini den rotinya" kata bi inah

"Makasih yah bi" jawab pria itu sedangkan bi inah hanya tersenyum dan pergi meninggalkan pria tersenut untuk kembali bekerja

Pria tersebut selesai dengan sarapan paginya dan bergegas untuk pergi sekolah tapi ia tak lupa untuk berpamitan kepada pembantu rumah tangganya

"Bi Reyhan pergi sekilah dulu yah" pamit Reyhan, yah pria tampan itu adalah Reyhan

"Iya den hati hati" ucap bi inah memperingati majikannya

Reyhan langsung menuju garasi rumahnya untuk mengambil motornya, ia segera menaiki dan menyalakan mesin motornya setelah menyalakan motornya ia segera melesat menuju sekolah meninggalkan perkarangan rumah.

Selama 25 menit menempuh ibu kota akhirnya Reyhan sampai di parkiran sekolah ia melepas helmnya dan langsung memakai hearphone kesayangannya untuk mendengarkan lagu favoritnya, Reyhan berjalan dengan tas yang tersampir di bahu sebelah kanan dan tangan yang di masukan kedalam saku celana jangan lupakan hoodie yang melekat pas di tubuhnya.

Ia melewati koridor sekolah dengan santai dan tanpa memperdulikan tatapan kagum dari para cewe yang memujanya, bahkan ada yang terang terangan senyum padanya dan hanya diabaikan oleh Reyhan, ia meuju loker sekolahnya untuk mengambil buku yang kemarin ia tinggalkan didalam loker milkinya, saat Reyhan membuka pintu loker ia banyak mendapatkan coklat, bunga dan surat surat yang entah apa isinya ia heran mengapa mereka bisa menaruh semua itu didaalm loker milkinya.

Saat ia memunguti semua barang pemberian dari para fens ia di kageti oleh seseorang yang ia kenal

"Woiii ngapain lo" kata Kainan yang berniat mengageti Reyhan dan hanya dibalas oleh tatapan tajam dari Reyhan

"Wisss selow Rey jan gitu matanya bikin serem tau gak lo" ujar Kainan takut dengan Reyhan jika aura dingin yang sudah di keluarkan oleh sahabatnya itu.

"Lo ngapain sih?" Tanya Kainan penasaran dengan yang dilakukan oleh Reyhan

"Buang ni semua" jawab Reyhan saat ingin membuang semuanya Kainan tiba tiba mencegahnya

"Eh, tuh coklatnya mending buat gue" kata Kainan dengan mata yang berbinar dan langsung Reyhan memberikan coklat coklat pemberian fensnya kepada Kaian, setelah itu Reyhan membuang semua bunga dan surat ke dalam tempat sampah

My Perfect BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang