"Hubungan yang terjadi setelah kecewa kemungkinan memiliki dua rasa.
Satu, menjadi lebih manis dari sebelumnya.
Dua, menjadi hambar yang tak terkira"--------------------------------
-SRI-
Aku sedikit terhenyak mendengar penuturan Mas Rahman perihal ia yang tak pernah menghubungi Maryam setelah kejadian itu. Disatu sisi aku merasa bahagia, karena Mas Rahman takut kehilanganku. Disatu sisi yang lain aku merasa tak enak pada Maryam, tapi toh bukankah dia telah mencuri Mas Rahmanku lebih dulu. Ah masa bodo, untuk saat ini aku tak ingin memikirkan Maryam sedikitpun, aku harus lebih mementingkan kebahagiaan ku sendiri yang sempat memburuk beberapa pekan ini.
Hari ini aku diajak Mas Rahman ke resto makanan Sunda milik kami, tanpa ditemani anak-anak satupun. Selain ingin kencan berdua ujarnya,memang kebetulan anak-anak sedang sibuk. Hasna memantapkan tes masuk kedokterannya yang tinggal enam hari lagi, Hafidz sendiri sibuk dengan agenda persiapan kenaikkan kelas, sementara Hilma dan Haikal sedang mengikuti PAS hari terakhirnya.
"Dik, ayo dimakan! Nanti keburu dingin makanannya" tegur Mas Rahman membuyarkan lamunanku.
Sontak aku pun langsung menyentuh nasi liwet lengkap dengan lalapannya itu yang memang tampak menggoda.
Saat aku sedang asyik menikmati hidanganku, seorang pramusaji datang menghampiri meja tempat aku dan Mas Rahman makan dengan membawa satu buket bunga anggrek.
"Ini Pak, bunganya" ujar pramusaji tersebut saat tiba di meja, kemudian meletakkan bunga tersebut disamping Mas Rahman.
"Terima kasih" ujar Mas Rahman kemudian.
Aku menatap Mas Rahman heran, dan ia hanya tersenyum saat aku perhatikan.
"Ini untukmu, Dik. Terima kasih sudah menjadi istri yang baik untuk Mas, sekalipun mas sangat jauh dari baik untukmu. Terima kasih sudah menjadi ibu yang baik untuk anak-anak, Ibu yang selalu ada. Dan terima kasih, sudah menjadi menantu yang baik untuk ibu juga bapak, sampai keduanya teramat menyayangimu karena kebaikkanmu itu" ujar Mas Rahman setelah mengabiskan makanannya, kemudian menyerahkan bunga itu padaku.
Dan demi mendengarnya aku tak mampu untuk tak tersenyum meski sekilas. Ada keharuan yang tiba-tiba menjalar kedalam hati.
Aku memang menyukai anggrek sejak dulu, ku coba hirup pelan-pelan wangi bunga itu, selalu ada ketenangan tersendiri saat menyesap wanginya.
"Ini apa, Mas?!" Tanyaku tiba-tiba saat mendapati sebuah kotak beludru merah terselip didalamnya.
"Buka saja" jawabnya sambil tersenyum.
Dan saat tanganku membuka kotak beludru merah itu, ku dapati sebuah cincin cantik dengan model klasik bertengger disana.
"Ini apa, Mas?" Tanyaku lagi dengan suara sedikit bergetar.
"Itu cincin, Dik" jawabnya dengan sedikit tertawa.
Aku mendengus pelan. Ya aku memang melihat sebuah cincin disana, tapi bukan itu maksud dari pertanyaanku.
"Maaf mu memang tak bisa Mas beli dengan cincin tersebut, maka anggaplah itu sebagai kado pernikahan kita yang ke 22 tahun. Biarkan maafmu Mas tebus mahal dengan pembuktian" paparnya dengan nada lembut sambil menyentuh satu tanganku.
Dan aku masih menatapnya sedikit bingung. Lelaki ini kadang memang terlalu manis.
"Sini biar Mas yang pakaikan!" pintanya sambil mengambil kotak beludru itu dari tanganku. Dia ambil cincin itu pelan-pelan, kemudian memasukkannya dengan penuh hati-hati pada jari tengah tangan kananku, yang ia akhiri dengan mencium tanganku yang tersemat cincin tersebut.
"Terima kasih, Mas" ujarku dengan suara yang tak bisa dibohongi bahwa aku bahagia hari ini.
Mas Rahman hanya mengangguk tersenyum.
***
Part 21 kelar, alhamdulilah.
Kenapa judul tiap bagiannya diganti? Ini merupakan masukan dari gadis kutu buku. lindajlntr bilang biar lebih menarik. Aku emang welcome sama semua kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dank u, Lind.Sri sama Rahman udah baikkan kayak nya. Apakah bumbu-bumbu pernikahan mereka akan berakhir disini? Pantengin terosss!!
Oiya, selamat tahun baru Islam 1441 ya! Semoga kita jadi pribadi yang semakin baik dalam segala hal. Dan selamat datang September, semoga isinya dominan manis dibanding getir ehehe
Terima kasih untuk semua pihak yang telah menyempatkan membaca cerita sederhana ini. Terima kasih untuk waktu juga kuotanya😊
I miss you:-)
Mimilel

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf
RomantikTentang sebuah kisah cinta rumah tangga sepasang anak manusia yang bermula saling dijodohkan, hingga akhirnya sama-sama saling menghargai, sama-sama belajar menumbuhkan cinta. Dan saat cinta itu telah tumbuh sekitar 21 tahun dalam biduk rumah tangg...