"Kita tak mempunyai kesempatan untuk memperbaiki masalalu,
tapi kita bisa membuat
sisa yang di depan
menjadi lebih baik
dari yang sudah terjadi"--------------------------------
-RAHMAN-
Satu jam kemudian sampailah aku di rumah sakit. Langsung ku langkahkan kedua kaki ini menuju arah ruangan yang telah dikirimkan Syamsul melalui pesan whatsapp beberapa menit yang lalu.
Aku menarik napas perlahan, dadaku terasa makin berdebar tak karuan tepat saat di depan pintu. Membayangkan bagaimana aku harus menjelaskan dan meminta maaf pada Maryam perihal alasanku menghilang beberapa pekan, membuat aku diam beberapa saat disana. Dan dengan keberanian yang dipaksa tumbuh handle pintu itu akhirnya aku buka, mataku langsung tertuju pada seorang perempuan yang tengah terbaring lemah diatas ranjang. Ku dapati Syamsul sedang duduk di kursi sofa kecil ruangan itu. Aku langsung berjalan menghamipirinya, kemudian mengulurkan tangan. Bersalaman.
Bagaimanapun aku harus banyak berterimakasih pada lelaki ini, dia banyak membantuku diluar tugasnya sebagai tangan kananku di perusahaan.
"Proses kuretase telah dilakukan setengah jam yang lalu, Pak. Maaf tak sempat meminta izin pada Bapak" ujarnya memulai pembicaraan.
Aku mengangguk pelan, kemudian duduk di kursi sebelah Syamsul.
"Aku yang salah dalam kejadian ini, Syul" ujarku dengan suara lemah.
"Bapak jangan menyalahkan diri sendiri!" Timpalnya.
"Bagaimana aku tidak menyalahkan diriku sendiri, sebulan lebih aku membiarkannya. Membuat jeda dengan perempuan itu. Tanpa kabar, apalagi temu. Semua ini kebodohanku, Syul! Bahkan aku tidak mengetahui kehamilan isteriku sendiri. Suami macam apa aku ini!" Cercaku frustasi.
"Yang sudah terjadi, biarlah, Pak. Kita tak mempunyai kesempatan untuk memperbaiki masalalu, tapi kita bisa membuat sisa yang di depan menjadi lebih baik dari yang sudah terjadi"
Aku hanya mengangguk lemah menanggapi nasihat Syamsul. Aku bersyukur dalam hati, mempunyai pegawai seperti Syamsul yang dalam keadaan terburukku sekalipun dia tetap menghormati aku sebagai manusia. Diluar itu, dia mau memberikan aku nasihat, dan itu jauh lebih penting.
"Bapak sampai kapan di rumah sakit?" Tanyanya kemudian.
"Kau kembalilah ke kantor, Syul. Biarkan Maryam bersamaku"
"Baiklah Pak. Saya permisi. Assalamualaikum" pamitnya.
"Waalaikumsallam"
Dan tinggalah aku dan Maryam di ruang serba putih ini dalam suasana yang disayat sunyi.
***
Saat aku hampir memejamkan mata karena sepi yang melanda, tiba-tiba aku mendengar seseorang memanggilku."Mas..." ujarnya lemah.
Aku menoleh pada Maryam, dia telah sadar rupanya. Ku paksakan sebuah senyum terlukis dari bibir ini, kemudian beranjak menduduki sebuah kursi yang berada tepat disamping ranjangnya itu.
"Sejak kapan Mas ada disini?" Tanyanya lemah.
"Satu jam yang lalu, saat Ade masih terlelap" jawabku dengan wajah mencoba terlihat senormal mungkin. Jujur lama tak berinteraksi dengannya, membuat aku merasa kembali kaku memulai semua ini.
"Maafkan Ade, Mas. Tak bisa menjaga amanah Allah itu sebaik mungkin" ujarnya dengan suara parau. Aku melihat ada luka dimatanya, dan tanpa berselang lama kristal bening perlahan keluar dari sana.
"Harusnya Mas yang minta maaf, De. Mas sudah... Mas sudah membiarkanmu tanpa kabar, dan bahkan tak mengetahui masalah kehamilanmu" keluhku. Bagaimana pun aku memang bersalah dalam hal ini, harus ku akui itu.
Tangis Maryam semakin menjadi. Aku mencoba menggenggam kedua tangannya yang lemah itu.
"Mungkin ini teguran dari Allah, bahwa Mas memang belum layak diamanahi buah hati, setelah apa yang Mas lakukan padamu beberapa pekan ke bekalang" ujarku. Rasanya seperti ada yang menohok ulu hati ku sendiri saat kalimat itu berhasil aku lontarkan.
Dan Maryam hanya sesenggukan dengan air mata yang terus tumpah ruah.
***
Alhamdulillah alaa kulli hal, part 24 kelar.
Ditulis pada 03 September 2019, pukul 21.55. Penutup sebelum tidur heheBuat Hater Maryam dan Fans Sri, maaf di part ini Sri aku suruh istirahat dulu hehe.. Jangan kebanyakan kangennya:-D Sri nongol lagi kok di chapter selanjutnya.
Terima kasih untuk semua pihak yang telah menyempatkan membaca cerita sederhana ini. Terima kasih untuk waktu juga kuotanya😊
I miss you:-)
Mimilel

KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf
RomantizmTentang sebuah kisah cinta rumah tangga sepasang anak manusia yang bermula saling dijodohkan, hingga akhirnya sama-sama saling menghargai, sama-sama belajar menumbuhkan cinta. Dan saat cinta itu telah tumbuh sekitar 21 tahun dalam biduk rumah tangg...