Ini lumayan panjang, 3.4k jadi nyamanin posisi dan happy reading ^^
Tepat 3 hari setelah kepergian Daniel, Seongwoo sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Kesehatan mentalnya sudah membaik, tidak lagi merasa tertekan. Tetapi sejujurnya Seongwoo merasa dia tidak sedang baik-baik. Setelah kepergian Daniel, Seongwoo jadi lebih sering memikirkan lelaki berbahu lebar itu.
Dia pun tidak tahu mengapa dirinya bisa selabil ini. Memang benar kata orang, kita tidak akan pernah menyadari betapa berharganya seseorang sebelum dia pergi. Tapi hey ? Seongwoo bahkan sudah pernah ditinggalkan oleh Daniel tetapi mengapa rasanya tetap sesakit ini ?
Entahlah memikirkannya membuat Seongwoo lelah, ia belum bisa untuk memikirkan sesuatu yang berat karena kepalanya pasti akan terasa pusing. Biarkan lah untuk sementara waktu ia hidup dengan keadaan seperti itu.
"Masih mengantuk by ?" Tanya Sungjae sedang menyetir
"Tidak"
"Lalu kenapa diam seperti itu ?"
"Uhm hanya memikirkan sesuatu"
"Daniel ?" Tebak Sungjae
"Kurasa ... iya"
"Tidak apa-apa aku tahu pasti sulit melupakannya tapi aku yakin cepat atau lambat kau akan terbiasa tanpanya dan selama itu akan pasti akan selalu ada disamping mu untuk membantumu, tenang saja"
"Hyung ku memang yang terbaik !"
Sungjae hanya membalas dengan senyuman dan elusan lembut dikepala adiknya. Dia tahu senyuman itu adalah senyuman palsu agar orang-orang tidak khawatir padanya. Ya biarkanlah seperti itu dulu, setidaknya Seongwoo sudah berusaha semampunya.
Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju kampus. Hari ini mereka berdua sama-sama mendapat kelas pagi makanya bisa berangkat bersama seperti ini. Biasanya jika Sungjae ada kelas pagi, Seongwoo akan berangkat bersama dengan ketiga sahabatnya.
Ah Seongwoo rasanya sudah sangat merindukan mereka. Setidaknya dengan adanya mereka bertiga Seongwoo bisa melupakan Daniel untuk sejenak.
Seongwoo tak menyadari bahwa Daniel sudah mengambil andil besar dalam hidupnya apalagi dulu dia sangat bergantung dan selalu bersandar kepada Daniel. Lalu bagaimana bisa Seongwoo melupakannya dengan begitu cepat ?
"Baby ?" Panggil Sungjae
"Ya ?"
"Kita sudah sampai, kau melamun lagi ya"
"Ti-tidak"
"Iya iya Tuan Putri tidak melamun"
"Aku masih lelaki kalau kau lupa jae" Dengan wajah cemberut Seongwoo keluar dari mobil mewah itu dan pergi meninggalkan Seongwoo
"Hehe itu baru Seongwoo ku" Gumam Sungjae lalu menyusul Seongwoo
***
Seongwoo masuk kedalam ruang kelasnya dengan wajah tertekuk. Ia sedang kesal dengan kakak angkatnya itu yang selalu memanggilnya dengan panggilan feminim seperti Tuan Putri, Princess, bahkan gadis kecil.
Entahlah mungkin wajah Seongwoo memang terlihat seperti wanita tetapi sikapnya tidak feminim kok ... uhm iya kan ?
"Welcome back Seongwoo !!"
Seongwoo tersentak kaget saat kakinya melangkah masuk kedalam kelas. Hahhh syukur saja asma nya tak kambuh sesering dulu.
Teman-temannya mendekorasi ruang kelas dengan sederhana namun berhasil membuat Seongwoo bahagia. Beberapa dari mereka terlihat memegang sebuah kado ataupun makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary - Ongniel [END]
FanfictionCerita antara Seongwoo, Daniel dan buku hariannya. Start : 28 Juni 2019 End : 09 Februari 2020 Bahasa : Baku