12. Tangisan

1.4K 199 72
                                    

Tak pernah Seongwoo bayangkan. Kang Daniel yang dicintainya akan berubah menjadi seseorang yang kini berada di hadapannya. Lelaki kurus dengan buku harian yang mulai lusuh digenggamannya. Dengan mata bengkak dan merah karena terlalu banyak menangis.

"Seongwoo ... Ongie ..."

"I--iya Niel. Aku Ongie ..."

Tanpa aba-aba Daniel langsung menubrukkan dirinya ke arah Seongwoo hingga Seongwoo sedikit terhuyung. Didekapnya dengan erat pria manis yang selalu berhasil menguasai pikirannya.

"Ongie maaf Niel ... Niel jahat, Niel bodoh, Niel maaf... maaf" Daniel dengan gaya bicaranya yang berantakan mencoba untuk meminta maaf pada Seongwoo

Dengan tangan gemetar Seongwoo membalas pelukan Daniel. Ia menyembunyikan wajahnya diceruk leher Daniel dan mulai menangis. Air matanya turun dengan sangat deras sehingga baju pasien Daniel yang bernuansa biru muda itu basah.

Seongwoo tak tahu apa yang dirasakan hatinya. Sakit, sesak, kecewa, takut, sedih, bahagia semua berpadu menjadi satu. Saling berlomba untuk menjadi alasan Seongwoo menangis hebat.

"Ongie menangis ?"

"Ti--tidak" Jawabnya dengan lemah, hampir tak terdengar

"Niel takut ... Ongie pergi ..." Lirih Daniel

Tak lama kemudian Daniel melepaskan pelukannya dan mulai menangis dengan hebatnya. Dia mulai berteriak sambil terus memukuli kepalanya sendiri.

"Daniel tenanglah ..." Bujuk Woojin namun di abaikan

"Niel jangan seperti ini aku mohon ... Jangan sakiti dirimu lagi" Bujuk Seongwoo dengan berlinang air mata

Bukannya berhenti menangis, Daniel malah semakin mengamuk. Donghyun yang melihat hal itu langsung menarik Seongwoo dan memberikannya kepada kekasihnya. Youngmin dan Woong pun segera memeluk dan menenangkan sahabatnya itu.

"Tolong jaga dia sebentar, aku akan memanggil dokter" Pinta Woojin kepada Donghyun dan dibalas anggukan

Tak lama kemudian seorang dokter datang dengan di dampingi 3 perawat. Hal yang pertama ia lakukan adalah menyuntikkan obat penenang kepada Daniel. Setelah Daniel tenang dan jatuh tertidur barulah ia dibawa ke kamarnya. Tangan dan kakinya terpaksa harus diikat karena ia pasti akan mengamuk ketika terbangun nanti.

***

Sungjae menatap Seongwoo yang sedari tadi tak menyadari kehadirannya. Entah apa yang dipikirkan adiknya itu sehingga ia tak sadar jika Sungjae telah berdiri disampingnya lebih dari 10 menit.

Setelah diantar pulang oleh ketiga sahabatnya, Seongwoo sedikit berbeda. Tak bersemangat dan ceria seperti biasanya. Melewatkan makan siang dan sekarang melamun di beranda kamarnya. Sungjae memang belum tahu bahwa adiknya itu telah bertemu dengan Daniel sepulang kuliah tadi.

"Baby ..." Panggil Sungjae dengan sangat lembut. Ia tak ingin mengagetkan adik kesayangannya itu

"Ah Jae maaf aku tak sadar kau ada disini" Jawabnya dengan memainkan jari-jarinya, pertanda ia sedang takut. Sungjae sangat tahu kebiasannya itu

Sungjae mendudukkan dirinya di sebelah Seongwoo yang sedang duduk di sebuah ayunan gantung.

Sungjae mendudukkan dirinya di sebelah Seongwoo yang sedang duduk di sebuah ayunan gantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Diary - Ongniel [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang