Waktu disekitar Seongwoo serasa berhenti berputar. Suara dari teman-temannya maupun dari lagu yang terputar pun seketika berubah menjadi dengungan tidak jelas. Pandangannya kini terkunci pada satu orang yang juga sedang menatapnya.
Terkejut ? Sudah pasti. Rindu ? Entahlah. Tapi Seongwoo tidak tahu bagaimana caranya meluapkan rasa rindu itu. Atau mungkin lebih tepatnya tidak ingin. Perasaan seperti ini serasa membuatnya de javu. Perasaan yang dulu ia rasakan saat bertemu dengan Daniel di mimpinya.
Tanpa sadar, tangannya meremat kuat sumpit yang ia gunakan hingga rasanya nyaris patah. Sungguh Seongwoo tidak menyukai situasi dan perasaan ini.
“Oh Daniel, sedang apa kau ?” Tanya Woojin, mencoba untuk mencairkan suasana walau suara yang ia keluarkan terdengar sangat canggung
“Aku … aku kebetulan lewat dan berniat untuk mampi sebentar” Jawab Daniel tanpa melepaskan pandangannya dari Seongwoo yang sudah kembali dalam posisi semula, membelakangi nya
“Duduk lah dulu” Ucap Youngmin, membuat mereka semua menatapnya dalam diam
“Apa … tidak masalah ?” Tanya Daniel ragu
“Ey kau ini seperti dengan siapa saja. Duduklah dulu” Jawab Woojin yang mulai mengerti maksud Youngmin
Daniel kemudian berjalan pelan ke arah meja yang mereka gunakan. Sementara Seongwoo, dalam hati ia merutuki kebodohannya yang duduk disebelah kursi kosong. Jika seperti ini sudah pasti Daniel duduk di sebelahnya.
“Aku pindah kesini ya Seongwoo. Ditempatku tadi terasa sangat panas” Ujar Woojin saat mendudukkan dirinya disebelah Seongwoo. Meski alasannya terdengar bodoh tetapi Seongwoo tetap berterima kasih kepada Woojin. Berkatnya Seongwoo tidak perlu duduk berdampingan lagi dengan Daniel
Tetapi …
Seongwoo menarik kembali kata-katanya barusan. Bagaimana tidak, Daniel memang tidak duduk disampingnya, tetapi di hadapannya. Ya di hadapannya ! Seongwoo memandang Woojin yang duduk disampingnya. Yang di tatap hanya menampilkan raut menyesal sambil mengucap kata maaf tanpa suara.
Selama beberapa detik hening menyelimuti meja panjang itu. Suara musik yang terputar pun tak mampu menghilangkan keheningan yang menyesakkan itu. Helaan nafas dari mereka semua bahkan lebih terdengar.
Youngmin berdeham kecil, “Seongwoo-ya habis kan dulu makanan mu baru pulang. Bukannya kau sudah ada janji dengan Sungjae ?”
“Hah ?” Tanya Seongwoo yang tidak fokus
“Kau sudah ada janji dengan Sungjae. Ayo cepat habiskan makanan mu, pasti dia sedang menunggumu sekarang”
Seongwoo hanya membeo dan mengikuti alur permainan Youngmin. Untuk otaknya yang saat ini tidak bisa diajak kerja sama Seongwoo memang mempercayai Youngmin.
“Daniel-ssi apa kau ingin makan sesuatu ? Minum mungkin ?” Tawar Youngmin dengan nada biasanya, tidak terdengar canggung sedikitpun
“Ah aku hanya ingin minum sesuatu. Tenggorokan ku terasa sedikit kering” Jawab Daniel dengan senyum kikuk
“Bilang saja kau canggung” Celetuk Woong ketus membuat Woojin langsung mengelus lengan kekasihnya
***
Seongwoo baru saja sampai di rumah. Bukannya langsung menuju kamar, ia lebih memilih untuk masuk ke kamar Sungjae. Berharap sang kakak telah pulang dari acara kencannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary - Ongniel [END]
أدب الهواةCerita antara Seongwoo, Daniel dan buku hariannya. Start : 28 Juni 2019 End : 09 Februari 2020 Bahasa : Baku